Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Ditunggu, Bulu Tangkis Bisa Menambah Berapa Medali Emas?

8 Desember 2019   06:16 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:26 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan Wahyu Nayaka (kanan) dan Ade Yusuf, menjadi satu-satunya harapan Indonesia di ganda putra untuk meraih medali/Foto: badmintonindonesia.org

Karenanya, di sektor tunggal putra, Indonesia memainkan Firman Abdul Kholik dan Shesar Hiren Rhustavito. Hasilnya, Firman langsung kandas di putaran pertama usai kalah dari pemain Thailand, Sittikhom Thammasin yang menjadi unggulan 4.

Kemarin, Shesar Rhustavito ternyata juga tidak mampu tampil ganas. Dia terhenti di perempat final. Vito yang menjadi unggulan 3, dikalahkan pemain Singapura, Loh Kean Yew 18-21, 20-22. Dengan begitu, Indonesia tidak akan mendapatkan medali di tunggal putra.

Padahal, di SEA Games 2017 lalu, Indonesia berhasil meraih medali emas lewat Jonatan Christie dan medali perunggu lewat Ihsan Maulana Mustofa. Raihan medali emas tunggal putra tersebut bahkan menjadi satu-satunya bagi Indonesia di nomor perorangan. Tetapi kali ini ceritanya berbeda.

Sebenarnya, selain Jonatan dan Ginting, dua ganda Indonesia, Greysia/Apriani dan Praveen/Melati juga akan tampil di BWF World Tour Finals. Namun, mereka tetap tampil di nomor perorangan. Kenapa begitu?

Boleh jadi, PBSI mempertimbangkan dua hal. Pertama, kalaupun keduanya lolos ke final, toh laga final nomor perorangan dimainkan 9 Desember. Artinya, mereka masih punya waktu untuk berangkat ke BWF World Tour Final. Meski, recoverya jelas mepet.

Pertimbangan kedua, karena dua pasangan ganda ini memang dipersiapkan untuk tampil di nomor perorangan. Berbeda dengan Jonatan dan Ginting yang memang difokuskan tampil di nomor beregu.

Kita tahu, Praveen dan Melati memang tidak tampil di nomor beregu. Begitu juga dengan Greysia Polii. Hanya Apriani yang turun bermain di sektor beregu. Dia bermain bersama Ni Ketut Mahadewi Istarani.

Merujuk pada target prioritas tersebut, sudah seharusnya Praveen/Melati dan Greysia/Apri bermain habis-habisan demi meraih medali emas.

Toh, BWF World Tour nanti menggunakan sistem round robin. Bahwa delapan kontestan akan dibagi menjadi dua grup. Satu grup berisi empat pemain/pasangan dan akan bermain round robin (acak).

Artinya, bilapun kemungkinan terburuk kalah di laga perdana karena kelelahan, mereka tidak langsung tersingkir. Masih ada peluang di laga kedua dan ketiga.

Namun, dengan terbiasa melakoni jadwal berat, saya pikir kondisi fisik mereka sudah siap menghadapi jadwal turnamen 'maraton' seperti ini. Siapa tahu, di SEA Games berhasil meraih medali emas dan di BWF World Tour juga meraup sukses. Selamat berjuang duta bulu tangkis Indonesia. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun