Ya, penting untuk tidak memandang sebelah mata lawan di SEA Games. Contohnya Vietnam. Betapapun mereka tidak punya tradisi kuat di bulu tangkis, faktanya Vietnam sempat membuat pertandingan perempat final tadi berjalan menegangkan.
Di pertandinga pertama, Gregoria Mariska Tunjung yang diharapkan bisa menyumbang poin perdana, bisa memenuhi harapan itu. Bermain melawan pemain terbaik Vietnam, Nguyen Thuy Linh, Gregoria unggul 21-14 di game pertama.
Namun, di game kedua, Gregoria mendapatkan perlawanan ketat dari Nguyen. Pemain yang sudah memperkuat tim Vietnam sejak SEA games 2015 saat dirinya masih berusia 18 tahun ini sempat memaksa Gregoria berada dalam situasi menegangkan. Nguyen sempat mengajak Gregoria beradu setting poin sama, 20-20.
Untungnya, dalam situasi menegangkan, Gregoria tetap kalem. Pengalaman tampil rutin di turnamen BWF World Tour selama setahun ini, membuat Gregoria tetap tenang. Dia akhirnya bisa menang 22-20. Laga pun tidak dilanjutkan ke rubber game. Dan untuk sementara,
Indonesia unggul 1-0 atas Vietnam.
Di pertandingan kedua, Fitriani diharapkan bisa meneruskan start bagus yang dibuat Gregoria. Fitriani diharapkan bisa move on saat melawan Vu Thi Trang. Sebelumnya, dalam dua kali pertemuan, Fitri memang selalu kalah dari Vu.
Namun, pemain kelahiran Garut berusia 20 tahun ini ternyata belum bisa lepas dari bayang-bayang buruk kala bersua Vu. Dia kalah 14-21. Dia game kedua, Fitri berhasil menang 21-14 untuk memaksakan rubber game. Sayangnya, di game penentuan, dia kembali kalah 14-21. Vietnam pun bisa menyamakan skor menjadi 1-1.
Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Fitriani meminta maaf karena belum bisa menyumbangkan poin untuk tim Indonesia. Dia mengaku masih beradaptasi dengan kondisi lapangan yang menurutnya cukup berangin. Faktor itu yang disebutnya menjadi penyebab dirinya kalah di game pertama.
"Game pertama saya kecolongan. Game kedua saya lebih bisa mengontrol bola. Tapi di poin-poin akhir, lawan lebih yakin. Dia juga ulet dan nggak gampang mati," ungkap Fitriani dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8753.
Tentu saja, skor 1-1 membuat tensi pertandingan ketiga yang memainkan nomor ganda, menjadi lebih mendebarkan. Utamanya bagi Indonesia yang memang lebih diunggulkan.
Untungnya, pasangan Ni Ketut Mahadewi dan Apriani Rahayu yang dimainkan di laga ketiga, sudah 'kenyang pengalaman' menghadapi situasi seperti itu. Mereka menghadapi pasangan Dinh Phuong Hong/Pham Thi Khanh.
Meski relatif baru bermain bersama, Ni Ketut/Apriani dengan pengalamannya, bisa menang telak 21-8 di game pertama. Namun, di game kedua, mereka lengah di momen menentukan. Ganda Vietnam berbalik menang tipis, 22-20. Laga pun berlanjut ke game ketiga.