Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mobil Ambulans Tabrakan Lagi, Efek Rendahnya Kesadaran atau Kurang Hati-hati?

20 November 2019   18:11 Diperbarui: 21 November 2019   04:47 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil ambulans terlibat kecelakaan lalu lintas di Jember, Jawa Timur, Senin (18/11) sore. Sembilan orang mengalami luka-luka karena kecelakaan ini/Foto: Surabaya.Tribunnews

Kini, mobil ambulans bernomor polisi P-8036-SP dan empat sepeda motor diamankan di Polsek Bangsalsari. Pihak kepolisian yang melakukan olah TKP juga mendalami karena diduga sopir ambulans yang kurang berhati-hati menyebabkan kecelakaan itu.

"Ada sembilan orang terluka. Rinciannya sopir ambulans mengalami luka ringan, dan delapan pengemudi serta penumpang sepeda motor. Dari delapan orang itu, dua orang luka ringan, dan empat orang luka berat. Sebanyak Enam orang itu masih dirawat di RSUD Balung, dan dua orang sudah boleh pulang," ujar Kasatlantas Polres Jember AKP Edwin Nathanael dikutip dari sini.

Tugas berat pengemudi ambulans, dituntut cepat sampai dengan selamat

Sebenarnya, mengapa mobil ambulans seringkali mengalami kecelakaan lalu lintas?

Dari sekian banyak kejadian mobil ambulans yang mengalami laka lalu lintas, merujuk sekian keterangan dari pihak kepolisian serta pengamatan di jalan, bila dikerucutkan, penyebabnya ada dua.

Kurang hati-hati dalam berkendara, menjadi penyebab pertama. Pengemudi ambulans acapkali menjadi pihak yang dituding kurang berhati-hati dalam mengemudikan ambulans sehingga menyebabkan kecelakaan.

Karena 'tuntutan' harus segera sampai ke lokasi, pengemudi ambulans umumnya melajukan kendaraan dengan kecepatan lumayan tinggi di jalan yang sesak kendaraan. Tentu saja itu berisiko terjadi kecelakaan. Sedetik saja sopirnya hilang fokus, bisa fatal akibatnya.

Dan memang, mereka yang menjadi pengemudi ambulans itu harus punya "jam nyetir" tinggi. Selain harus jago dalam membawa kendaraan. Kondisi psikologis mereka juga harus tenang di sela tuntutan harus segera sampai di lokasi tujuan.

Semisal ketika membawa pasien yang dalam kondisi gawat darurat dari rumah atau dari Puskemas menuju rumah sakit. Tanpa diminta, pengemudi ambulans pastinya paham, dia harus segera sampai di rumah sakit agar orang yang sakit bisa segera ditangani. 

Bahkan, nyawanya mungkin bisa terselamatkan. Bila begitu, tidak ada pilihan selain "jalan cepat" di jalan.

Atau, ketika mengantar jenazah dari rumah sakit ke rumah duka. Lagi-lagi, tanpa diminta, pengemudi ambulans sudah paham, dia harus segera sampai. 

Sebab, jenazah mungkin sudah ditunggu keluarganya karena akan segera dimakamkan. Bila seperti itu, tidak ada pilihan selain melajukan ambulans dengan kecepatan di atas rata-rata kendaraan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun