Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ode untuk Johan Wahjudi, Legenda Bulu Tangkis Indonesia yang Baru Berpulang

19 November 2019   21:15 Diperbarui: 19 November 2019   21:20 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Johan Wahjudi (kanan) bersama partnernya di bulu tangking, Tjun Tjun. Di masa emasnya, mereka menjadi pemain Indonesia pertama yang jadi juara dunia. Keduanya juga pernah enam kali juara All England dan dua kali membawa Indonesia juara Piala Thomas. Legend./Foto: bwfbadminton.com


Akhir pekan kemarin, kabar duka datang dari dunia bulu tangkis Indonesia. Bukan duka karena Indonesia gagal meraih gelar di turnamen Hong Kong Open 2019. Bukan. Kabar seperti itu sekadar sedih. Bukan duka. Sebab, kalah dan menang, atau juara dan merana di final, itu kabar biasa dalam bulu tangkis.

Satu lagi, percayalah, pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia itu cepat move on nya. Mereka tidak seperti orang yang belajar jatuh cinta lalu putus cinta dan sedihnya berkepanjangan.

Kabar duka yang dimaksud adalah berpulangnya salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Johan Wahyudi. Legenda bulu tangkis spesialis ganda putra kelahiran Malang, Jawa Timur 10 Februari 1953 ini meninggal dunia, Jumat (15/11/2019) di usia 66 tahun.

Berita meninggalnya Johan pertama kali dipublikasikan oleh akun Twitter resmi Asosiasi Badminton Indonesia (PBSI) @INABadminton pada hari Jumat. Akun INA Badminton menulis tweet begini: "Kami telah kehilangan salah satu pemain dan legenda terbaik Indonesia, Johan Wahyudi. Belasungkawa kami yang paling tulus".

Dikutip dari The Jakarta Post, menurut keluarganya, Johan meninggal di rumah sakit Panti Waluya di Malang, Jawa Timur setelah menderita demam berdarah. Selain itu, Johan juga menderita irama jantung abnormal. Johan dirawat di rumah sakit selama tiga hari sebelum meninggal.

"[Johan] mungkin sembuh dari demam. Namun, ia juga memiliki kondisi medis lain, yang mungkin memperburuknya. Para dokter melakukan yang terbaik, tetapi Tuhan punya rencana sendiri, "kata menantu Michael Lumintang seperti dikutip dari https://www.thejakartapost.com/news/2019/11/17/indonesias-first-world-champion-shuttler-johan-wahyudi-dies-at-66.html.

Sementara istri Johan, Evie Sianawati mengatakan, di usianya yang sudah 66 tahun, Johan masih aktif dalam bulutangkis. Ia ikut terlibat dalam pencarian bakat. Selain masih bermain sebagai latihan rutinnya. "Itu (bulu tangkis) memang hobinya, "kata Evie.

Nah, hari ini, Selasa (19/11), akun Instagram resmi milik Federasi Dunia Bulu Tangkis (BWF) @bwf.official menyampaikan kabar duka. BWF menulis kalimat begini:

"It is with great sadness that we pay tribute to Indonesia's Johan Wahjudi, winner of the inaugural men's doubles World Championship tittle back in 1977 wit partner Tjun Jun. He passed away Friday at the age of 66".

Mengenal Johan Wahjudi, juara dunia bulu tangkis pertama dari Indonesia dan 6 kali juara All England

Saya yakin, banyak badminton lovers (BL) Indonesia masa kini yang tidak tahu sosok legend dengan koleksi gelar berlimpah ini. Karena memang, Johan hidup di era jauh sebelum ada sosial media. Ketika pemberitaan tentang bulu tangkis, tidak semasif sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun