Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Usia 34 Tahun, Ronaldo Belum Mau "Pulang dari Pasar Malam"

15 November 2019   09:21 Diperbarui: 15 November 2019   09:20 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo mencetak hat-trick saat Portugal mengalahkan Lithuania 6-0 di Kualifikasi EURO 2020, Jumat (15/11) dini hari tadi. Ini menjadi bukti, dia belum habis setelah pekan lalu diganti di tengah pertandingan saat membela Juventus | Foto: whatsnew2day.com/Getty Images


"Mengapa orang ini tak ramai-ramai lahir dan ramai-ramai mati? Aku ingin dunia ini seperti pasar malam".

Begitu bunyi salah satu pertanyaan, lebih tepatnya pesan tersirat Pramoedya Ananta Toer di buku novel "Bukan Pasar Malam". Salah satu buku yang paling saya suka dari sekian banyak karya-karya fenomenal eyang Pramoedya.

Bukunya lumayan tipis. Tidak setebal buku Bumi Manusia. Tapi, membacanya, kita seperti masuk ke 'supermarket pesan kehidupan'. Di mana setiap lembar, seolah tersedia rak-rak pesan mulia yang bisa kita pungut. 

Salah satu yang paling diingat adalah tentang filosofi pasar malam. Kata Pram, di pasar malam, pengunjung datang seorang-seorang. Mereka juga pulang seorang-seorang.

Itu merupakan metafora. Bahwa di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir dan berduyun-duyun pula kembali 'pulang'. Seorang-seorang mereka datang. Seorang-seorang mereka pergi. "Dan yang belum pergi dengan cemas-cemas menunggu saat nyawanya terbang entah ke mana," tulis Pramoedya.

Filosofi pasar malam itu tidak dimaknai hanya urusan lahir dan matinya manusia yang tidak berbarengan satu sama lain. Kehidupan di pasar malam juga tepat untuk menggambarkan betapa orang-orang yang bekerja, dibatasi usia. Bila sampai pada usia tertentu, seorang-seorang bakal pensiun. Berhenti.

Bahkan, bagi mereka yang bekerja di lapangan (baca atlet), masa kerja mereka sangat terbatas. Sebab, di lapangan, tidak ada penetapan usia pensiun. Siapa yang bisa bersaing lebih lama, dia akan bisa bertahan lebih lama.

Meski, pada akhirnya, seorang demi seorang, akan kalah oleh usia. Memasuki usia senjakala. Seperti juga kunjungan ke pasar malam yang dibatasi waktu. Lantas kembali ke rumah.

Senjakala Cristiano Ronaldo yang kini berusia 34 tahun

Gambaran seperti itu yang kini dialami salah satu 'artis paling terkenal' di lapangan bola, Cristiano Ronaldo. Di usia 34 tahun, Ronaldo yang kini 'bekerja' untuk klub top Italia, Juventus, tengah memasuki senjakala dalam kariernya. Pertanda dari senjakala Ronaldo, dia kini tidak lagi tergantikan.

 Pekan lalu, saat melawan AC Milan di pertandingan pekan ke-12 Liga Italia, Ronaldo ditarik keluar di tengah pertandingan. Dia digantikan Paulo Dybala di menit ke-55. Tiga hari sebelumnya, di laga LIga Champions melawan Lokomotiv Moskow (7/11), Ronaldo juga ditarik keluar di menit ke-82.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun