Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga Champions dan Pelajaran Kejelian Memilih Target Prioritas

6 November 2019   19:41 Diperbarui: 7 November 2019   05:16 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, jeli memilih target prioritas untuk timnya. Tahu akan menghadapi big match dai Liga Inggris pada Minggu nanti, dia mencadangkan beberapa pemain inti saat timnya mengalahkan Genk 2-1 di Liga Champions, Rabu (5/11) dini hari tadi/Foto: Liverpoool Echo/Getty Images

Masalahnya, kenyataan terkadang jauh dari harapan. Sebab, seorang pelatih acapkali dihadapkan pada pilihan pelik. 

Dilematis. Antara pilihan mengambil semuanya, tetapi berisiko malah tidak mendapatkan sama sekali. Atau, mengorbankan satu hal demi memperbesar peluang mendapatkan incaran yang lebih besar (prioritas).

Sebab, pemain yang bekerja untuk meraih target di lapangan, juga manusia. Bila mereka terus dihadapkan pada jadwal padat dan terus bermain, itu akan sangat berisiko. 

Tidak hanya risiko cedera, tetapi juga kejenuhan yang berdampak pada mood. Artinya, mereka butuh jeda. Istirahat. Namun, tenaga mereka sangat dibutuhkan tim. Itulah dilemanya.

Konkretnya begini. Bayangkan bila Anda menjadi pelatih dan memiliki 11 pemain andalan yang hampir setiap akhir pekan bermain di liga domestik. 

Selain liga domestik, juga ada jadwal tampil di kompetisi bergengsi yang digelar tengah pekan. Lantas kembali lagi bermain di liga domestik. 

Bagaimana pilihan yang Anda ambil? Apakah tetap memainkan 11 pemain andalan di tiga laga beruntun dalam satu pekan? Ataukah mengistirahatkan beberapa pemain andalan dan memberi kesempatan pemain lain yang tentunya berisiko tim bisa kalah?

Pilihan pelik itu yang dihadapi manajer (pelatih) Liverpool, Juergen Klopp sejak akhir Oktober lalu. Bayangkan, dalam periode 13 hari, timnya harus bermain dalam lima pertandingan beruntun. 

Dua pertandingan di Liga Inggris. Dua pertandingan di Liga Champions. Serta satu laga di Piala Liga (Carabao Cup). Jaraknya hanya tiga atau empat hari.

Normalnya, pelatih pastinya akan lebih memprioritaskan Liga Champions. Lha wong Liga Champions lebih bergengsi karena skalanya se-Eropa. Sementara Liga Inggris skalanya 'lokal'. Apalagi Carabao Cup yang hanya "turnamen sampingan" bagi klub-klub besar.

Namun, setelah mampu memenangi Liga Champions musim 2018/19 lalu, Klopp rupanya kini tidak menganggap Premier League Inggris sebagai target kedua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun