Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Queen, Bohemian Rhapsody, dan Pentingnya "Siapa Kita" dalam Berkarya

16 September 2019   06:16 Diperbarui: 16 September 2019   07:37 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelajaran dari Queen dan film Bohemian Rhapsody/Foto: Tribun Jateng-Tribunnews

Menurut Foster, dengan berdurasi 6 menit (tepatnya 5 menit 55 detik), tidak akan ada stasiun radio yang mau memutar lagu itu. Pendek kata, lagu itu 'dikutuk' Foster tidak akan pernah jadi hits.

Foster lebih sreg bila lagu "You're My Best Friend" lah yang menjadi lead single di album tersebut. Namun, personel Queen tidak sepakat. Yang terjadi, hubungan Queen dan Foster pun selesai. "Kau selamanya akan dikenang sebagai orang yang menolak Queen," begitu kurang lebih ucapan Freddie kepada Foster.

Lantas, Foster yang kesal, membalasnya dengan ucapan "dalam waktu dekat, tidak akan ada lagi orang yang mengenal Queen". 

Pada akhirnya, asumsi Foster itu salah. Dengan segala 'nilai minus' Bohemian Rhapsody versinya Foster, lagu itu akhirnya bisa diperdengarkan ke publik. Adalah Dj Kenny Everett yang pertama kali mengudarakan lagu itu di Radio Capital setelah mengobrol dengan Freddie.

Lantas, terjadilah yang terjadi. Bohemian Rhapsody langsung jadi hits. Semua orang ketagihan mendengarnya. Di Inggris, lagu itu menempati posisi selama sembilan pekan. Bohemian Rhapsody membawa Queen merajai belantara musik di Inggris Raya.

Bahkan, lagu itu berumur panjang. Hingga kini, di channel Youtube, lagu Bohemian Rhapsody itu sudah diputar lebih dari 1 miliar ! Ya, sudah lebih 1 miliar orang yang mendengarnya. Termasuk saya dan mungkin juga sampean (Anda).

Pentingnya PeDe dalam mengenalkan karya

Lalu, apa pelajaran yang bisa kita tangkap dari momen tersebut?

Dari momen perdebatan panas Freddie dan Foster tersebut, kita bisa tahu satu hal. Bahwa, tidak semua orang memberikan penilaian terhadap karya kita, sesuai yang kita harapkan. Seberapa bagus tulisan atau karya yang kita ciptakan, tidak semua orang akan menganggapnya bagus. 

Apakah itu masalah? Bisa menjadi masalah bila ternyata kita terpengaruh dan baper (bawa perasaan) dengan penilaian orang. Lantas, kita jadi tidak PeDe (percaya diri) dengan karya kita sendiri. Pada akhirnya, karya itu mungkin hanya 'tersimpan rapi di lemari' tanpa pernah dipamerkan ke publik.

Andai Queen dulu seperti itu, kita tidak akan pernah mendengar lagu Bohemian Rhapsody. Bahkan mungkin, kita tidak akan pernah mendapatkan cerita megah jatuh bangun Queen seperti yang kita lihat di film tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun