Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan featured

TVRI dan Liga Inggris, Inikah Momentum "TV Jadul" Merangkul Pemirsa Zaman Now?

8 Agustus 2019   09:56 Diperbarui: 17 Januari 2020   12:46 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TVRI akan menayangkan Liga Inggris musim 2019/20 mulai 10 Agustus/Foto: www.eyesoccer.id

Kapan sampean (Anda) kali terakhir duduk manis menyaksikan layar kaca Televisi Republik Indonesia (TVRI) ?

Apakah baru kemarin, dua hari lalu, sepekan lalu, sebulan lalu? Ataukah sudah tidak ingat karena saking lamanya tidak pernah lagi menyaksikan program acara di TVRI.

Sebenarnya, di era serba internet seperti sekarang, jarang atau bahkan tidak pernah lagi menonton TV, bukanlah sebuah aib besar. Karena memang, tujuan orang untuk menonton televisi (TV) semisal karena ingin mendapatkan infomasi terbaru maupun menyaksikan acara hiburan, kini sudah bisa digantikan oleh gawai.

Namun, bagi sampean yang sudah 'melupakan' TVRI karena saking lamanya tidak pernah lagi melihatnya, sampean sepertinya akan segera kembali bernostalgia  dengan televisi yang kini memiliki slogan "Media Pemersatu Bangsa" ini. Utamanya bagi sampean yang berstatus pecinta sepak bola.

Terkait TVRI ini, beberapa waktu lalu, dalam sebuah diskusi di kelas dengan mahasiswa perihal eksistensi media televisi, saya tergoda mengajukan beberapa pertanyaan perihal 'hubungan' mereka dengan televisi.

Apakah mereka masih menonton televisi ketika ada banyak anak muda masa kini merasa cukup hanya melihat gawai? Bila masih, di jam berapa mereka menontonnya serta acara apa yang mereka tonton? Tidak luput, pertanyaan tentang stasiun televisi apa yang masih menarik bagi mereka?

Hasilnya, tidak sampai separoh dari mereka yang masih menyaksikan acara televisi. Dan itupun televisi yang program acanya benar-benar mereka suka. Menariknya, mereka telah membentuk stigma sendiri perihal televisi. Contohnya TV A itu seperti ini, TV B itu seperti itu, dan TV C begitu.

Ambil contoh, ketika saya menyodori televisi A atau B, mereka kompak menyebutnya sebagai televisi berita. Lantas, ada yang menyebut TV C sebagai nya anak muda. Hingga sebutan televisi D sebagai TV spesialis menayangkan sepak bola.

Nah, ketika saya menyebut TVRI, mereka kompak menyebut kata "jadul" alias televisi zaman dulu. Saya lantas menyambung jawaban itu dengan kalimat tanya, "memangnya kalian sudah pernah nonton acara TVRI"?

Ternyata, rata-rata mereka mengaku belum pernah melihat acara di TVRI. Kalaupun pernah, hanya melihat sekilas ketika kebetulan mengganti stasiun TV lain yang sedang ditonton dikarenakan jeda iklan. 

Saya lantas menjelaskan bahwa TVRI kini telah berubah. Minimal berubah tampilannya setelah re-branding logo yang kini terlihat simpel tapi keren. Lantas, kembali menghujani mereka dengan kalimat tanya, "TVRI nanti menayangkan Liga Inggris lho, apa kalian ndak tertarik nonton TVRI?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun