Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Awal Manis Jorji dkk di Japan Open 2019

24 Juli 2019   08:24 Diperbarui: 24 Juli 2019   08:45 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tokyo. Di sanalah, semua mata pecinta olahraga akan tertuju pada pertengahan tahun depan. Ya, tepat pada 24 Februari 2020 mendatang, Olimpiade Tokyo akan dimulai. Ajang olahraga multicabang terakbar di dunia ini akan diselenggarakan hingga 9 Agustus 2020.

Sama seperti Olimpiade tahun-tahun sebelumnya, Indonesia akan kembali berharap banyak pada cabang bulutangkis untuk bisa menaikkan merah putih di tempat tertinggi. Empat tahun lalu, Indonesia meraih satu emas dari bulutangkis lewat pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Nah, setahun jelang Olimpiade, atlet-atlet Olimpiade sudah tampil di Tokyo. Mulai Selasa (23/7) kemarin, pebulutangkis-pebulutangkis top Indonesia sudah tampil di putaran pertama turnamen BWF World Tour, Japan Open Super 750. Dan, bila penampilan mereka di Tokyo dianggap sebagai proses 'pengenalan lapangan' sebelum Olimpiade tahun depan, mereka telah mengawalinya dengan baik. 

Ya, awal manis ditorehkan Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan dalam penampilan perdananya di Japan Open 2019. Dari 11 pemain yang tampil di hari pertama round 1 kemarin, tujuh (7) pemain berhasil lolos ke putaran dua. Siapa saja yang lolos?

Dibuka kabar bagus dari ganda campuran

Kabar bagus pemain-pemain Indonesia yang tampil di Japan Open 2019 dibuka oleh pasangan ganda campuran, Hafiz Faizal/Gloria Widjaja. Pasangan ganda campuran Pelatnas yang mendapatkan 'wasiat' prioritas PBSI untuk memburu tiket Olimpiae 2020 ini tampil apik saat mengalahkan ganda Malaysia, Gh Son Huat/Lai Shevn Jemie, 21-19, 21-18 dalam waktu hanya 33 menit.

Kemenangan Hafiz/Gloria ini tidak hanya membawa mereka lolos ke putaran II. Lebih dari itu, mereka juga berhasil move on dari kegagalan pahit di Indonesia Open 2019.

Di Istora pada tengah pekan lalu, Hafiz/Gloria terhenti di putaran kedua. Pasangan Malaysia inilah yang menghentikan mereka dengan skor 15-21, 18-21. Siapa sangka, seminggu kemudian, mereka langsung mendapatkan kesempatan untuk revans. Pada akhirnya, mereka kali ini berhasil menang.

Sukses Hafiz/Gloria melaju ke putaran II, diikuti pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva. Usai tersingkir cepat di babak awal Indonesia Open 2019, Praveen/Melati tentunya ingin hasil lebih baik di Japan Open. Semangat itulah yang membuat mereka mengalahkan ganda tuan rumah, Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo lewat rubber game, 21-15, 19-21, 21-10.

Sayangnya, pasangan Tontowi Ahmad/Winny Octavina justru langsung out. Mereka kalah dua game langsung dari ganda campuran asal Prancis, Thom Gicquel/Delphihe Delrue, 15-21. 13-21 dalam waktu 36 menit.

Situasi yang terjadi di ganda campuran ini, berkebalikan dengan yang terjadi di Indonesia Open 2019. Ya, di Istora pekan lalu, justru Tontowi/Winny yang paling berhasil melangkah jauh. Mereka lolos hingga perempat final sebelum dihentikan ganda senior Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Sementara Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria lebih dulu out.

Di putaran II yang dimainkan Kamis (25/7), Praveen/Melati akan menghadapi ganda campuran Hongkong, Chang Tak Ching/Ng Wing Yung. Sementara Hafiz/Gloria bertemu pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Semith yang merupakan juara Eropa 2019. Indonesia juga masih punya pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari yang baru turun bermain hari ini.

Ginting/Tommy Lolos, Gregoria Mariska Bertemu Pemain Nomor 1 Dunia

Kabar bagus juga datang dari sektor tunggal. Di tunggal putra, dua pemain Indonesia yang kemarin tampil, Anthony Sinisuka Ginting dan Tommy Sugiarto meraih kemenangan straight game atas lawan-lawan mereka.

Ginting yang seolah mengalami 'deja vu' dengan kembali bertemu pemain Tiongkok, Lu Guangzu seperti di Indonesia Open 2019 pekan lalu, meraih kemenangan 22-20, 21-16. Hasil ini lebih bagus dibanding pekan lalu ketika Ginting nyaris kalah meski akhirnya menang rubber game.

Dari cuplikan pertandingan, Ginting yang menempati unggulan 7, mampu bermain kalem. Penempatan bola di tempat sulit dan permainan adu net menjadi 'senjata' Ginting untuk meraih banyak poin. Malah, Lu Guangzu acapkali frustrasi dan marah-marah sendiri.

Duel pemain senior tersaji saat Tommy (31 tahun) bertemu pemain senior Prancis Brice Leverdez (33 tahun). Duel keduanya berlangsung sengit di game pertama. Sempat terjadi lima kali setting point (deuce) sebelum Tommy akhirnya menang 26-24. Boleh jadi karena game ketat itu, Leverdez justru habis di game kedua. Tommy menang mudah 21-6.

Sementara di sektor tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung memastikan lolos ke putaran kedua setelah mengalahkan pemain Denmark, Line Kjaersfeldt. Jorji---panggilan Gregoria Mariska--menang straight game 21-15, 21-17 hanya dalam waktu 32 menit.

Meski menang dua game langsung, Jorji, seperti dikutip dari badmintonindonesia.org, mengaku masih bermain kurang lepas. Ia masih sering ragu-ragu karena bermain hati-hati dan tak mau membuat kesalahan sendiri. Beruntung, Line bermain terburu-buru dan kerapkali melakukan kesalahan.

"Memang masih kurang lepas mainnya, terlalu memikirkan harus kurangi kesalahan, jadi kurang enjoy," kata Gregoria kepada Badmintonindonesia.org.

Menariknya, di putaran kedua, Jorji akan menghadapi pemain rangking 1 dunia, Tai Tzu-ying yang merupakan salah satu pemain yang permainannya menjadi role model baginya. Kemarin, pemain asal Taiwan ini menang  21-17, 21-19 atas pemain kelahiran Tiongkok yang kini membela Amerika Serikat, Zhang Beiwen.

Pertemuan Jorji melawan Tai-Tzu-ying tentu saja akan menarik. Pekan lalu, Jorji tampil cukup bagus saat melawan pemain terbaik Thailand, Racthanok Intanon. Dia sempat menang di game pertama tetapi akhirnya kalah rubber game.

Sebelumnya, Gregoria dan Tai Tzu-ying pernah bertemu di ajang berebu Piala Sudirman 2019 pada Mei lalu. Kala itu Gregoria dikalahkan dengan skor 16-21, 14-21. Bagaimana kali ini?

"Di Piala Sudirman lalu, dia fokusnya satu demi satu poin. Pukulan-pukulan dia bagus, tapi dia tidak takut bermain reli dan mau mengatur, nggak buru-buru. Ini yang patut ditiru dari dia, pembawaan dia di lapangan kalem, tapi mematikan," sebut Gregoria.

"Saya sih maunya di sini dapat hasil bagus, karena di babak kedua ada peluang ketemu Tai Tzu Ying. Mau memberikan perlawanan dan tampil semaksimal mungkin," sambung Jorji dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8257.

Fajri dan Greysia/Apri meraih start bagus

Penampilan gas pol diperlihatkan ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di putaran pertama Japan Open 2019. Mereka hanya butuh waktu setengah jam ketika mengalahkan ganda Taiwan, Lu Ching Yao/Yang Po Han 21-10, 21-13. Untuk sektor ganda putra yang merupakan nomor "paling keras", waktu 30 menit terbilang cukup singkat.

Fajar/Rian yang pekan lalu terhenti di perempat final Indonesia Open, tentunya berharap meraih hasil bagus di Tokyo. Dikutip dari badmintonindonesia.org, mereka ingin tampil lebih konsisten. " Jangan sekarang bagus, besoknya blank dan underperform. Harus dijaga kestabilannya," ungkap Fajar.

Masalah konsistensi selama ini memang masih menjadi 'hantu' bagi Fajri--sebutan Fajar/Rian. Di satu turnamen mereka bisa tampil bagus, tetapi kemudian melempem di turnamen berikutnya. Bahkan, mereka bisa tampil naik turun dalam satu turnamen. Mereka masih belum bisa konsisten seperti rekan mereka, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Penampilan labil juga diperlihatkan pasangan Berry Angriawan/Hardianto. Pasangan ganda putra penghuni Pelatnas Utama ini langsung out di putaran pertama Japan Open 2019. Mereka kalah rubber game dari ganda Thailand, Bodin Isara/Maneepong Jongjit 21-17, 19-21, 13-21. Sepanjang tahun ini, Berry/Hardi belum pernah masuk babak final.

Sementara di sektor ganda putri, start bagus juga diraih ganda putri terbaik Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu. Kemarin, mereka mengalahkan ganda putri Belanda, Selena Piek/Cheryl Seinen 21-14, 21-13. Kemenangan ini penting bagi Greysia/Apri. Setidaknya, mereka bisa move on dari hasil pahit di Indonesia Open 2019 saat terhenti di putaran dua. Di Tokyo, pasangan rangking 5 dunia ini tentunya ingin meraih hasil lebih bagus.

Sayangnya, sektor ganda putri belum menunjukkan kemajuan berarti. Dari tiga pasangan yang tampil di putaran pertama, hanya Greysia/Apri yang lolos. Sementara dua pasangan lainnya langsung terhenti.

Pasangan Yulfirah Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto tak mampu membendung ganda tuan rumah yang merupakan juara dunia 2018 dan menjadi unggulan 1, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara 11-21, 18-21.

Sementara pasangan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta yang diharapkan bisa konsisten demi memburu tiket ke Olimpiade 2020 bersama Greysia/Apri, justru masih labil. Kemarin, mereka kalah rubber game dari ganda putri Tiongkok, 18-21, 15-21, 20-22. Pekan lalu, mereka juga disingkirkan ganda Tiongkok, Cheng Qingchen/Jia Yifan di putaran II Indonesia Open 2019. 

Hari ini akan ada enam pemain Indonesia yang tampil di hari kedua putaran pertama turnamen berhadiah 750 ribu dolar ini. Mereka yakni Jonatan Christie, Fitriani, Marcus/Kevin, Hendra/Ahsan, Wahu Nayaka/Ade Yusuf dan Rinov/Pitha.

Sebagai pendukung Indonesia, tentu saja saya berharap kabar bagus dari Tokyo. Termasuk berharap Indonesia konsisten meraih gelar di Japan Open seperti dua tahun terakhir (lewat Marcus/Kevin). Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun