Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Awal Terjal Anthony Ginting dkk di Indonesia Open 2019

17 Juli 2019   08:22 Diperbarui: 17 Juli 2019   09:56 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Ginting lolos ke putaran kedua setelah melakoni pertandingan berat di putaran pertama Indonesia Open 2019/Foto: badmintonindonesia.org

Perjuangan Jonatan untuk menang bahkan belum seberapa bila dibandingkan dengan Ginting saat melawan Lu Guangzu. Melalui game superketat, Ginting membuat penonton di Istora mengalami "olahraga jantung". Betapa tidak, di game pertama, Ginting kalah tipis 20-22. Padahal, dia sempat bisa menyusul ketertinggalan 16-20 menjadi 20-20.

Di game kedua, lagi-lagi laga diakhiri dengan adu setting point. Andai kembali kalah, praktis Ginting tereliminasi. Namun, kali ini, gantian Ginting yang menang dengan skor 23-21. Di game penentuan, Ginting memperlihatkan kualitas dan pengalamannya. Dia menang 21-18.

Ginting butuh waktu 1 jam 18 menit untuk mengalahkan Lu Guangzu dan itu menjadi salah satu pertandingan terlama kedua di hari pertama Indonesia Open 2019 kemarin. Laga terlama terjadi saat pemain Thailand, Kantaphon Wangcharoen mengalahkan pemain Jepang, Kanta Tsuneyama selama 1 jam 2 menit. Menariknya, Wangcharoen inilah yang akan menjadi lawan Ginting di putaran kedua.

Ginting mengakui, Lu Guangzu pemain ulet yang tidak mudah dimatikan dan jarang melakukan kesalahan sendiri. "Dari awal sudah ketat, tapi saya kurang bisa memanfaatkan kesempatan di game pertama. Pada game kedua, saya sempat memimpin dan harus setting juga, Puji Tuhan saya bisa menang," ungkap Anthony Ginting seperti dikutip dari Badminton Indonesia.

Marcus/Kevin juga langsung merasakan awal terjal


Awal terjal juga langsung dirasakan ganda putra andalan Indonesia yang juga juara bertahan Indonesia Open 2018, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Menghadapi pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko, Marcus/Kevin dipaksa bekerja keras dengan bermain rubber game alias tiga game.

Bahkan, di pertandingan yang merupakan ulangan final Indonesia Open 2018 ini, Marcus/Kevin kalah di game pertama. Pasangan yang dijuluki Minions ini kalah tipis 20-22. Namun, di dua game berikutnya, ganda putra rangking 1 dunia ini memperlihatkan kualitas mereka.

Dukungan penonton yang memenuhi Istora juga menjadi pendorong semangat bagi Marcus/Kevin dan menjadi teror untuk Inoue/Kaneko. Marcus/Kevin mampu menang dengan skor 21-16 dan 21-14 untuk lolos ke putaran kedua. 

"Suporter berpengaruh besar buat kami. Mereka mendukung kami dengan positif, kami jadi lebih semangat, percaya diri dan tidak mau kalah," tutur Kevin dikutip dari Badminton Indonesia.

Sayangnya, Indonesia sudah harus kehilangan satu ganda putra. Itu setelah pasangan Berry Angriawan/Hardianto kalah rubber game dari ganda Korea Selatan, Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae. Padahal, Berry/Hardi sempat menang 21-17 di game pertama. Namun, mereka lantas takluk 11-21, 20-22 di dua game berikutnya.

Start manis Greysia/Apri dan Gregoria Mariska

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun