Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Diharapkan "Terbang Tinggi", Praveen/Melati Malah Langsung Tumbang

16 Juli 2019   17:35 Diperbarui: 16 Juli 2019   20:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praveen Jordan/Melati Daeva, langsung tumbang di putaran pertama Indonesia Open 2019/Foto: badmintonindonesia.org

Hari pertama turnamen bulutangkis Indonesia Open 2019 yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Selasa (16/7), langsung memunculkan kabar pahit bagi Indonesia. Beberapa pemain Pelatnas Utama yang diharapkan meraih hasil bagus, malah langsung tersingkir di putaran pertama.

Bahkan, pencinta bulutangkis Indonesa harus menerima kabar yang sulit mereka percaya. Betapa tidak, salah satu andalan Indonesia di sektor ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang diharapkan bisa bersaing merebut gelar, malah langsung kalah.

Ironisnya, Praveen/Melati kalah dari pemain bukan unggulan yang di atas kertas seharusnya bisa mereka kalahkan. Praveen/Melati yang menjadi unggulan 7, takluk straight game alias dua game langsung dari pasangan ganda campuran asal Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich 20-22, 14-21 dalam waktu hanya 34 menit.

Padahal, Praveen (26 tahun)/Melati Daeva (24 tahun) diharapkan bisa menjaga marwah Indonesia di kandang sendiri. Sebab, sektor ganda campuran sejatinya diharapkan bisa berbuat banyak. Di Indonesia Open 2018 lalu, dari dua gelar yang diraih Indonesia, salah satunya berasal dari sektor ganda campuran lewat pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang kini tidak lagi tampil setelah Liliyana pensiun.

Apalagi, penampilan Praveen/Melati sejatinya sedang bagus. Di dua penampilan terakhir di New Zealand Open dan Australia Open 2019 yang digelar pada akhir Mei dan awal Juni lalu, Praveen/Melati berhasil melaju hingga final. Dua kali beruntun tampil di final dalam dua pekan, meskipun akhirnya tak mampu juara, seharusnya bisa menjadi parameter bahwa keduanya telah bisa tampil konsisten.

Apalagi, dari cuplikan permainan mereka di dua turnamen tersebut, Praveen terlihat garang dengan smash-smash kerasnya. Sementara Melati terlihat lebih percaya diri bermain di depan dengan beberapa kali memenangi duel net. Pendek kata, mereka terlihat mengalami kemajuan. Karenanya, cukup di luar dugaan bila ternyata mereka melempem di kandang sendiri.

Mengapa Praveen/Melati langsung tumbang di putaran pertama Indonesia Open 2019? Apakah karena ekspektasi yang begitu tinggi untuk meraih hasil bagus di kandang sendiri sehingga mereka jadi terbebani?

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Praveen menyebut dirinya dan Melati bermain terlalu berhati-hati. Imbasnya, mereka tidak mampu tampil dalam permainan terbaik dan cukup sering melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Termasuk saat unggul game point 20-18 di game pertama.

Sementara di game kedua, penampilan mereka malah menurun. Lamsfuss/Hertrich begitu mudah mendapatkan angka di game kedua. Situasi disebut Praveen membuat mereka sulit keluar dari tekanan ganda Jerman tersebut.

"Lawan lebih nekad, kami terlalu hati-hati, sehingga lawan bisa tampil lepas. Seharusnya bisa game, jadi nggak game, itu yang kami rasakan," tutur Praveen dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8204.

Sebenarnya, sambung Praveen, penampilan lawan tak banyak berbeda dengan pertemuan mereka sebelumnya di All England 2019. Kala itu Praveen/Melati menang dengan skor 21-11, 21-17. Dia juga mengaku tidak grogi tampil di Istora yang memang banyak pemain menyebut 'auranya' berbeda bila dibandingkan bermain di tempat lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun