Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Juventus dan Pesan Memanusiakan "Pahlawan Tua" di Sepak Bola

12 Juli 2019   06:24 Diperbarui: 12 Juli 2019   23:16 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buffon (41 tahun) kembali ke klub lamanya, Juventus/Foto: skysports.com

Kepindahan Casillas sempat jadi sorotan luas. Orangtua Casillas menyebut putranya itu dipaksa keluar oleh presiden klub Real Madrid, Floretino Perez yang dianggap hanya mementingkan bisnis.

Sementara rekan Casillas di Timnas Spanyol, Xavi Hernandez, menyebut Madrid tidak menghargai jasa-jasa Casillas. Seharusnya, Casillas mendapatkan respek lebih dari Madrid. Tidak seperti dirinya yang bisa menutup karier hebatnya di Eropa dengan merasakan akhir manis (happy ending) di klubnya, Barcelona.

Dan memang, dengan jasa-jasanya bagi klub, Casillas seharusnya mendapatkan penghormatan dari Real Madrid di usia senjanya. Bukan malah dipaksa pergi karena dianggap tidak lagi dibutuhkan seiring bagusnya penampilan Keylor Navas kala itu.

Tetapi memang, banyak klub yang kini lebih mengedepankan urusan bisnis ketimbang urusan humanis. Banyak klub yang sekadar melihat pemain sebagai aset belaka, bukan sebagai manusia. Karenanya, merujuk hal itu, kisah kembalinya Buffon ke Juventus, sangatlah menarik. 

Buffon bisa merasakan pensiun di "rumahnya"

Memang, di usia yang sudah 41 tahun, Buffon tidak akan lagi menjadi pilihan utama seperti ketika dirinya bermain di Juve pada periode 2001-2018 silam. Sangat mungkin, pelatih Maurizio Sarri akan menjadikannya pelapis bagi Wojciech Szczsny (29 tahun) yang menjadi kiper utama.

Buffon layak mendapatkan respek atas jasa-jasanya bagi sepak bola/Foto: Football365
Buffon layak mendapatkan respek atas jasa-jasanya bagi sepak bola/Foto: Football365
Toh, dengan Juve akan bermain di tiga kompetisi (Liga Serie A Italia, Coppa Italia dan Liga Champions), jelas Buffon akan mendapatkan giliran bermain. Dia akan bisa menambah jumlah 509 penampilannya bersama Juve.

Siapa tahu di penghujung kariernya sebelum gantung sarung tangan, dia bisa memeluk trofi Liga Champions yang selama ini tidak pernah bisa dipeluknya meski pernah tiga kali tampil di final.

Terpenting, Buffon akan bisa pensiun di klub yang telah melambungkan namanya selama 17 tahun. Klub yang seperti rumahnya sendiri. Bukankah Buffon layak mendapatkan penghormatan seperti halnya bek Juve, Andrea Barzagli yang pensiun di penghujung musim lalu.

Dia keluar lapangan Allianz Stadium di Turin sembari menangis sesenggukan karena mendapat standing ovation dari tifosi Juve. Begitu juga Danielle De Rossi yang menutup kariernya dengan klub yang dicintainya sejak kecil, AS Roma.

Bukankah kisah seperti itu indah di sepak bola daripada menyaksikan pemain tua merana dan terlupakan di akhir kariernya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun