Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Punya Hunian Sesudah Menikah, Merealisasi Mimpi Sekaligus Berinvestasi

7 Juli 2019   07:18 Diperbarui: 7 Juli 2019   07:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memiliki hunian setelah menikah, antara merealisasi mimpi sekaligus berinvestasi/Foto: Futuready

Memiliki hunian yang nyaman setelah menikah, tentunya menjadi impian bagi setiap pasangan muda. Dengan tinggal berdua di hunian milik sendiri, pasangan muda bisa banyak belajar tentang bagaimana 'menata hidup' berumah tangga. Apalagi, memiliki hunian di usia muda, tentunya bisa menjadi investasi di masa mendatang. 

Hanya saja, mimpi itu tidak datang mendadak seperti halnya ketika kita "didatangi" mimpi saat tidur. Sebaliknya, perlu 'perjuangan berat' untuk bisa mewujudkan mimpi tersebut. Sebab, membeli hunian, baik rumah maupun apartemen, kini tidak semudah seperti membeli tahu bulat di pinggir jalan.

Tetapi memang, berbicara perihal lika-liku perjuangan untuk bisa memiliki hunian setelah menikah itu menarik. Itu tema yang tidak pernah membosankan untuk diperbincangkan.

Tema itupula yang menjadi bahasan utama ketika rumah saya kedatangan tamu pada akhir pekan kemarin. Seorang kawan lama yang masih berstatus "pasangan baru" karena usia pernikahannya baru beberapa bulan. Dia berkunjung sembari mengenalkan istri barunya.

Selama kurang lebih satu jam, kami--saya dan istri bersama dia dan istrinya--mengobrol banyak hal. Dari pekerjaannya sekarang--yang gajinya jauh lebih besar dibandingkan dulu ketika bekerja di "pabrik koran", hingga tentang keinginannya untuk segera membeli apartemen.

Dia bercerita, setelah menikah, untuk sementara mereka tinggal di rumah orang tuanya. Namun, dia mengaku ingin segera memiliki hunian sendiri. Sempat bingung apakah membeli rumah atau apartemen, kawan saya tersebut mengaku mantap memilih apartemen. Katanya karena lebih simpel. 

"Kebetulan juga, ada apartemen bagus yang lokasinya tidak jauh dari tempat kerja," ujarnya.  

Saya lantas bercerita, tepatnya berbagi pengalaman ketika dulu membeli rumah. Kebetulan, saya dulu juga sempat tertarik tinggal di apartemen, tetapi setelah memikirkan beberapa pertimbangan, saya lantas mantap untuk membeli rumah saja.

Namun, dari bincang-bincang dengan beberapa kawan yang tinggal di apartemen,  membeli rumah ataupun apartemen, sejatinya punya kesamaan. Bahwa, ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan matang sebelum mengambil keputusan untuk membeli.

Singkat kata, dalam memilih apartemen, tidak bisa asal-asalan membeli. Apalagi bila sekadar menuruti gaya hidup. Perlu "jurus khusus" bila ingin mendapatkan apartemen yang benar-benar sesuai keinginan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun