Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Tak Hanya PNS, Pekerja "Tak Punya Kantor" Juga Dilarang Malas

12 Juni 2019   08:00 Diperbarui: 9 Agustus 2019   03:22 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Pixabay.com/StartupStockPhotos

Ada beberapa cara agar kita merasakan semangat baru untuk kembali produktif bekerja di rumah, meski masih suasana liburan. Bagaimana caranya?

Dompet/Rekening Butuh Pemasukan
Bagi pekerja lepas, cara paling mudah untuk menggugah semangat diri adalah dengan berpikir perihal kebutuhan yang harus dipenuhi. Bahwa setelah libur Lebaran, dompet dan rekening harus segera kembali terisi.

Utamanya bagi yang sudah berkeluarga. Utamanya setelah cukup banyak pengeluaran setelah libur Lebaran, baik untuk urusan mudik ataupun belanja kebutuhan lebaran.

Bila ingin mengisi rekening, tidak ada cara lain selain memulai bekerja lebih awal. Semisal penulis lepas, bila ingin kembali mendapatkan penghasilan, memproduksi tulisan menjadi satu-satunya cara. Bagi penulis lepas, motivasi inilah yang paling mudah untuk menggugah semangat kerja setelah libur Lebaran.

Sebab, bila PNS, gajinya tentu sudah jelas dan teratur cair setiap bulan. Mau mereka rajin masuk kerja ataupun oknum yang kerja sambil "nyuri-nyuri" waktu nongkrong di warung kopi' ketika jam kerja, di akhir bulan mereka tetap gajian. Bahkan, bila mengalami sakit dan tidak bisa bekerja selama seminggu, selama izinnya sakitnya memang jelas, gaji tetap cair bukan?.

Sementara bagi penulis lepas, kalau mau 'gajian' ya harus menulis terlebih dulu. Bila malas-malasan, ya siapa yang mau mentransfer ke rekening orang yang malas bekerja/menulis. 

Menyediakan Waktu Khusus untuk Bekerja
Nah, setelah memotivasi diri untuk kembali semangat bekerja, cara berikutnya adalah mengatur waktu bekerja. Meski tidak punya waktu kerja yang terukur seperti PNS, penulis lepas harus memiliki waktu untuk bekerja. Harus ada waktu yang tepat dan khusus, kapan kita memacu diri untuk produktif menghasilkan tulisan.

Pengaturan waktu khusus ini penting agar kita punya waktu kerja yang efisien dan tidak asal-asalan bekerja. Sebab, bila ada pengaturan waktu, kita akan lebih disiplin untuk memulai bekerja. Sebaliknya, bila tanpa ada pengaturan waktu dan bekerja hanya mengandalkan mood, kita akan cenderung bermalas-malasan dan menunda-nunda pekerjaan.

Umumnya, setiap penulis lepas memiliki "writing time"-nya sendiri-sendiri. Ada yang terbiasa menemukan kekhusyukan menulis di sepertiga malam ataupun selepas shalat Shubuh. Ada yang sebelum tidur. Atau bahkan ada yang di siang hari.

Saya terbiasa memaksimalkan waktu setelah Shubuh untuk menulis sebelum mengantar anak-anak berangkat ke sekolah. Lantas melanjutkan menulis bila kebetulan tidak agenda bertemu/mewawancara orang. Atau juga waktu malam sebelum tidur ketika anak-anak sudah terlelap, itu waktu yang berharga untuk menghasilkan tulisan.

Tentukan Target Kerja/Tulisan
Agar efektif dan efisien, sebuah pekerjaan seharusnya memiliki target yang jelas. Tidak bisa bekerja dengan hanya berprinsip mengerjakan sekadarnya, sedapatnya, ataupun semampunya. Justru, bekerja harus memaksa diri agar patuh pada target yang telah dibuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun