Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Makna Gelar New Zealand Open 2019 bagi Jonatan Christie dan Indonesia

6 Mei 2019   13:59 Diperbarui: 7 Mei 2019   12:53 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie| Sumber: Badminton Indonesia

Di sebuah akun Instagram, saya menemukan sebuah postingan berisi percakapan (yang lebih suka saya sebut imajiner) antara pengusaha sukses dengan seseorang yang bertanya. Saya menyebutnya imajiner karena saya tidak mengetahui langsung apakah percakapan itu memang benar adanya.

Percakapannya begini. Seseorang itu bertanya kepada pengusaha sukses tersebut apakah pernah gagal dalam mencapai sukses. Lantas, menimpalinya dengan kalimat penegas "tapi saya yakin Anda tidak pernah gagal".

Pertanyaan itu tidak langsung dijawab sang pengusaha sukses. Namun, dia balik bertanya. "Kegagalan ke berapa yang ingin Anda dengar ceritanya?" Pertanyaan balik yang menegaskan bahwa sukses terkadang tidak diraih dengan berlari, tetapi harus merangkak dan jatuh bangun.

Kiranya seperti itulah gambaran upaya pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dalam mengapai sukses. Pada Minggu (5/5) kemarin, Jonatan berhasil menjadi juara di New Zealand Badminton Open 2019 Super 300 usai mengalahkan pemain Hongkong, Ng Ka Long Angus.

Jonatan tidak meraihnya dengan mudah. Sebaliknya, dia meraihnya setelah melalui kesulitan yang bertubi-tubi. Karenanya, gelar di Auckland, Selandia Baru tersebut punya makna besar bagi Jonatan.

Seandainya ada pertanyaan, "Bagaimana rasanya pada akhirnya meraih gelar setelah berulang kali merasakan pahitnya kegagalan di turnamen demi turnamen BWF World Tour yang diikuti dalam beberapa tahun terakhir?" Jonatan-lah yang paling tahu jawabannya.

Pun bila ada pertanyaan, "Bagaimana rasanya akhirnya meraih gelar turnamen BWF setelah episode panjang perundungan (pembully-an) oleh warganet" dan bahkan diisukan dengan kabar miring?" Jonatan pula yang paling tahu jawabannya.

Ya, Jonatan adalah potret pebulu tangkis yang sebenarnya memiliki "segalanya" untuk sukses, tetapi sangat sulit mendapatkannya. Kurang apa coba pemain kelahiran Jakarta berusia 21 tahun ini.

Di usia 16 tahun, dia sudah juara turnamen Indonesia International Challenge. Setahun kemudian, dia kembali juara Swiss International 2014, turnamen BWF level International Challenge. Pun, dia meraih medali emas SEA Games 2017 ketika usianya belum genap 20 tahun.

Jojo meraih gelar BWF World Tour pertamanya di Selandia Baru/Foto: suara.com
Jojo meraih gelar BWF World Tour pertamanya di Selandia Baru/Foto: suara.com

Secara postur, Jonatan terbilang oke. Tekniknya juga oke. Bila sedang on fire, dia bisa mengalahkan pemain top dunia sekalipun. Plus tampilan keren yang membuatnya jadi idola fans.

Namun, semua catatan bagus itu nyatanya tidak membuat Jonatan bisa dengan mudah menembus barisan tunggal putra elit dunia. Sebab, dia kesulitan untuk meraih gelar di turnamen BWF yang berlevel lebih tinggi: Super Series/Premier yang sejak 2018 lalu berganti nama menjadi BWF World Tour.

Jojo--panggilan Jonatan Christie bukannya tidak memiliki kesempatan untuk meraih gelar BWF Super Series/BWF World Tour. Dia pernah beberapa kali punya peluang juara.

Seperti pada September 2017 silam, dua hari setelah ulang tahunnya yang ke-20 tahun, Jonatan tampil di final Korea Open. Itu final pertamanya di Super Series. Di final, dia bertemu dengan sahabatnya, Anthony Sinisuka Ginting. Yang terjadi, Jojo kalah rubber game dari Ginting, 13-21, 21-19, 20-22. Jojo pun hanya menjadi runner-up.

Setahun kemudian, 6 Mei 2018, Jonatan kembali berhasil menembus final di New Zealand Open 2018. Sayangnya, lagi-lagi dia kembali jadi runner up. Jojo takluk dari pemain senior Tiongkok yang juga idolanya, Lin Dan 14-21, 19-21 yang diwarnai aksi kontroversial ngepel lantai Lin Dan di akhir game kedua.

Agustus 2018, ketika Jonatan meraih medali emas nomor perorangan Asian Games, dia diprediksi bakal mampu bersaing di level teratas. Yang terjadi, Jojo merasakan kegagalan demi kegagalan. Bahkan, dia cukup sering tersingkir di babak pertama/kedua turnamen. Dia pun di-bully warganet yang menyebutnya hanya jago bila tampil di kandang. Ada pula yang merundungnya bahwa dia kurang fokus karena sibuk syuting iklan.

Di tahun 2019 ini, stigma buruk yang disematkan kepada Jojo sebagai "pemain spesialis babak awal" belum lenyap. Utamanya dia kandas cepat di All England Open 2019 pada awal Maret lalu.

Toh, Jonatan bukan keledai. Dia belajar dari kesalahan. Dia terus berlatih untuk memperbaiki kekurangannya. Terbukti, awal April lalu, Jonatan tampil luar biasa di Malaysia Open 2019.

Untuk kali pertama, dia mampu mengalahkan Kento Momota, sang juara dunia 2018 dan tunggal putra rangking 1 dunia terkini di putaran II. Dia juga menang atas Viktor Axelsen, Juara Dunia 2017 di perempat final. Sayangnya, dia terhenti di semifinal usai kalah dari pemain Tiongkok, Chen Long.

Namun, meski gagal, penampilan Jojo sudah berubah. Permainannya tidak lagi monoton. Dia lebih kreatif dalam menyerang. Pertahanannya juga kokoh. Terpenting, mentalnya tidak mudah drop ketika tertinggal. Pendek kata, ada optimisme yang tersembul dari penampilan Jojo tersebut. Bahwa bila konsisten, tidak lama dia akan bisa meraih gelar.

Dan, benar adanya, di turnamen BWF berikutnya, di New Zealand Open 2019, Jojo tampil sebagai juara. Di final, Jojo yang menjadi unggulan 3, mengalahkan pemain Hongkong, NG Ka Long Angus lewat straight game, 21-12, 21-13. Jojo bisa memaksimalkan kesempatan ketika pemain-pemain top dunia tidak ikut tampil di Selandia Baru.

Kota Auckland di Selandia Baru rupanya sangat ramah pada Jojo. Bila tahun lalu dia menjadi runner-up, tahun ini dia berhasil meraih gelar pertamanya di BWF World Tour.

Lalu, apa makna gelar di New Zealand Open 2019 bagi Jojo?

Dalam wawancara dengan wartawan setempat seusai mmemastikan gelar, Jojo ditanya perihal keberhasilannya memenangi gelar pertama di BWF World Tour dan targetnya ke depan. Bagaimana jawabannya?

"Saya senang merasakan kemenangan pertama di BWF. Terlebih, ini merupakan event pertama untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade. Saya akan siap untuk turnamen berikutnya. Saya berharap dapat bermain di Olimpiade."

Ya, gelar di New Zealand Open 2019 sangat bermakna bagi Jojo dalam upayanya mengejar mimpinya untuk tampil di Olimpiade 2020 mendatang. Tentu saja, perjalanan masih panjang. Sebab, ini baru turnamen awal kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo tahun depan.

Namun, gelar juara ini pastinya akan menambah motivasi pemain kelahiran 15 September 1997 ini untuk terus memperbaiki penampilannya. Jojo pastinya termotivasi untuk memenangi BWF World Tour di level yang lebih tinggi.

Bila konsisten tampil di babak penting, apalagi bila juara, harapan Jojo untuk tampil pertama kalinya di Olimpiade yang memang menjadi mimpi bagi semua pebulu tangkis, tidak akan sulit terwujud.

Makna lainnya, kemenangan Jojo di Selandia Baru juga menjadi kabar bagus bagi bulu tangkis Indonesia. Sebab, mulai 19 Mei mendatang, tim Indonesia akan tampil di ajang Piala Sudirman 2019 yang digelar di Nanning, Tiongkok.

Jojo sudah terpilih masuk dalam skuad Indonesia untu Piala Sudirman 2019. Nah, dengan performanya seperti sekarang, Jojo tentunya akan menjadi salah satu harapan untuk mendulang poin di turnamen beregu yang mempertandingkan setiap nomor ini (tunggal putra/putri, ganda putra/putri dan ganda campuran). Selamat Jojo. 

Salam bulu tangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun