Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nuraji dan Potret Sopir Truk yang Kini 'Melek' Start Up

3 Februari 2019   21:24 Diperbarui: 3 Februari 2019   21:33 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuraji (kanan), merasakan manfaat melek 'start uo' layanan logistik truk/Foto pribadi


Salah satu pekerjaan di dunia ini yang tidak punya "jam kerja tetap" adalah sopir truk angkut barang. Mereka tidak memiliki durasi waktu yang pasti ketika bekerja. Terkadang bisa berangkat pagi pulang malam. Lebih sering pulang larut malam. Bahkan terkadang tidak pulang. Begitu kenangan masa kecil yang hidup dalam alam pikir saya.

Tumbuh di keluarga dengan bapak dulu pernah bekerja sebagai supir truk angkut barang membuat saya paham pada kondisi itu. Masih kuat dalam ingatan saya ketika kecil dulu, bapak pulang kerjanya tidak menentu. Sebab, sebagai sopir truk, terkadang harus menunggu jadwal angkut barang yang waktunya tidak jelas.

Bila sudah begitu, tentu saja waktu keberangkatan menuju lokasi tujuan pengiriman barang juga molor. Belum lagi bila terjadi gangguan pada kendaraannya semisal harus ganti ban dan lain sebagainya. Belum lagi bila sopirnya harus beristirahat sejenak imbas mata yang mengantuk dan tidak bisa dipaksakan untuk terus mengemudi.

Namun, itu cerita zaman dulu. Sopir angkutan barang yang dulu bukanlah seperti yang sekarang. Kini, eranya telah berubah. Nasib sopir angkutan barang pun tidak lagi berlama-lama di jalan seperti dulu.

Ya, gambaran saya perihal kehidupan sopir truk barang itu berubah setelah pada akhir pekan kemarin berkesempatan mengobrol dengan Nuraji, seorang driver angkut barang di acara peluncuran smart shelter alias garasi singgah milik Ritase di jalur lingkar timur Desa Kemiri, Sidoarjo, Sabtu (2/2/2019). 

Ritase merupakan layanan logistik truk berbasis aplikasi mobile dan desktop yang menghubungkan pengirim barang (shipper) dan pengantar barang (transporter) melalui proses pengiriman yang dapat dimonitor secara real time dengan sistem pelaporan yang mendetail. 

Kepada saya, Nuraji yang asli Krian Sidoarjo ini mengaku telah empat bulan bergabung menjadi mitra layanan logistik truk berbasis aplikasi tersebut. Selama itu, bapak dua orang anak ini merasakan beberapa perubahan positif dibandingkan ketika masih bekerja dengan cara manual. Menurutnya, melalui peran teknologi digital, dirinya kini bisa memuat muatan lebih banyak yang tentu saja berdampak bagus pada pendapatannya. 

Namun, yang paling membuat Nuraji gembira adalah adanya kepastian "jam kerja" bagi pengemudi angkutan barang dari kota ke kota sepertinya.

Sebab, ia kini merasakan adanya manajemen pengiriman barang yang lebih praktis, terintegrasi dan juga transparan. Melalui bermitra dengan Ritase, sebagai pengemudi Nuraji menyebut dihubungkan dengan pemilik truk dan juga pengirim barang yang sudah menjadi rekanan Ritase.

"Saya sekarang nggak perlu mikir lagi untuk cari muatan. Kerjanya juga lebih jelas. Mulai jam 08.00 dan sampai perusahan tutup sekitar jam 16.00. Jadi bisa lebih punya banyak waktu untuk keluarga," ujar pria berusia 49 tahun ini.  

Saya sebenarnya ingin lebih banyak berbincang dengan Pak Nuraji. Namun, karena acara tersebut sudah akan dimulai, perbincangan pun terputus. Setelah meminta izin untuk mengambil gambarnya lewat kamera ponsel, saya pun ikut masuk ke tenda untuk mendengarkan penjelasan lebih detail perihal layanan logistik truk berbasis aplikasi tersebut. 

Beberapa pengemudi truk yang kini telah menguasai layanan logistik truk berbasis aplikasi/Foto pribadi
Beberapa pengemudi truk yang kini telah menguasai layanan logistik truk berbasis aplikasi/Foto pribadi
Setelah mengikuti acara yang juga diselipi bicang-bincang dua arah antara perwakilan Ritase dengan blogger dan kawan-kawan media arus utama yang hadir, saya pun sampai pada kesimpulan. Bahwa, teknologi itu hadir untuk memudahkan. Salah satunya untuk menjawab tantangan dan juga persoalan klasik dalam industri logistik dengan menjadi solusi manajemen pengiriman barang yang tidak lagi ribet seperti dulu.

Ada pertanyaan menarik yang sempat disampaikan kawan media. Intinya, dia menanyakan perihal para pengemudi yang tentunya bukan generasi milenial karena usianya rata-rata 40-50 tahun-an, apakah bisa melek teknologi berbasis aplikasi seperti yang dikembangkan oleh Ritase?

Dari jawaban CEO Ritase, Iman Kusnadi yang saya tangkap, layanan logistik truk berbasis aplikasi ini didesain simple sehingga bisa mudah dipahami para pengemudi. Terlebih, layanananya tidak mengubah alur yang sudah ada sebelumnya, melainkan mempermudah dengan platform digital.

"Mereka (pengemudi) ini kan akan terima pesanan langsung dari aplikasi di handphone mereka, jadi kami mau ajak para mitra untuk jadi ahli dalam menggunakan teknologi digital. Ritase hadir untuk mempersiapkan mitra kami semua untuk masuk ke era digital tanpa pusing tujuh keliling," ujar Iman.

Iman menambahkan, keberadaan garasi singgah di jalur lingkar timur Sidoarjo bisa difungsikan para pengemudi untuk beristirahat sembari mempersiapkan perjalanan lanjutan atau perjalanan pulang. Garasi singgah tersebut juga dapat digunakan sebagai wadah berkomunitas, saling kenal dan bersilaturrahmi antar pengemudi. "Kami juga akan dukung dengan menyediakan pelatihan-pelatihan yang bisa meningkatkan skill dan pengetahuan para mitra," imbuh Iman. 

Garasi singgah Ritase, bisa menjadi wahana berkomunitas bagi para pengemudi. Tampak kiri, Iman Kusnadi CEO Ritase dan Arief Effendy (kanan) selaku City Manager Surabaya Ritase/Foto pribadi
Garasi singgah Ritase, bisa menjadi wahana berkomunitas bagi para pengemudi. Tampak kiri, Iman Kusnadi CEO Ritase dan Arief Effendy (kanan) selaku City Manager Surabaya Ritase/Foto pribadi
Sementara City Manager Surabaya Ritase, Arief Effendy menambahkan, Ritase hadir sebagai partner digital untuk membantu pengemudi maupun pengusaha truk untuk meningkatkan pendapatan. Terlebih, Ritase saat ini sudah bermitra dengan cukup banyak perusahaan nasional maupun multinasional di bidang fast moving consumer goods, technology & electrics dan industrial equipment. 

Nah, merujuk pada hal itu, Arief menyebut tidak ada alasan bagi pengemudi era kekinian untuk tidak memahami teknologi. Sebab, eranya sekarang memang sudah era digital. Pilihannya hanya beradaptasi atau tertinggal. 

"Saya meyakini driver kita mampu beradaptasi dengan teknologi. Kami nggak mau driver luar yang malah masuk sementara driver kita nggak kepakai. Jadi harus paham teknologi," ujar Arief.

Menariknya, dalam kegiatan tersebut, para pengemudi yang hadir juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan mata sekaligus pembagian kacamata secara gratis. Kegiatan yang menjadi bagian aktivitas Ritase Peduli ini dimaksudkan untuk mengedepankan safety driving. Pasalnya, bekerja sebagai pengemudi truk mengandalkan indra penglihatan. Karenanya, untuk melintasi jarak puluhan bahkan ratusan kilometer, penting bagi driver untuk menjaga keselamatan selama bekerja. 

"Teman-teman driver yang merupakan mitra penting Ritase, kesejahteraan dan keamanannya merupakan prioritas kami. Kami berharap kehadiran garasi singgah ini membuat performa pengemudi bisa terus terjaga dalam menjalankan tugas," sambung Arief Effendy.  

Dan memang, di bidang apa saja, teknologi sejatinya hadir untuk memudahkan, bukan sebaliknya. Termasuk juga pemanfaatan teknologi dalam perkembangan industri logistik. Pada akhirnya, tidak hanya pengemudi truk seperti Nuraji yang bisa mendapatkan kemanfaatan dari aplikasi layanan logistik truk seperti Rtase ini. Keluarga para pengemudi pastinya juga ikut gembira merasakan kebaikan dari pemanfaatan teknologi ini. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun