Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Perpisahan Liliyana dan Ulangan Final Olimpiade di Istora

26 Januari 2019   08:02 Diperbarui: 26 Januari 2019   10:39 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, masih yang terbaik/Foto: Twitter Badminton Ina


Perpisahan itu pahit. Bikin haru.

Namun, selama ada perjumpaan, juga ada perpisahan. 

Dan sebaik-baik perpisahan adalah dengan senyuman. Dengan kelegaan.

Rasanya akan seperti itulah suasana akhir pekan ini. Ya, Minggu (27/1/2019) besok, kita akan melepas salah satu pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia, Liliyana Natsir. 

Setelah 16 tahun lebih menceburkan diri di bulu tangkis dengan meraih hampir semua gelar bergengsi yang bisa diraih, Liliyana (33 tahun) memutuskan untuk gantung raket. Indonesia Masters 2018 akan menjadi kejuaraan terakhirnya bersama pasangan sehatinya di bulu tangkis, Tontowi Ahmad.

Mengapresiasi jasa-jasa Liliyana, PBSI akan melangsungkan sesi perpisahan di penghujung turnamen. Acara tersebut akan diselenggarakan sebelum partai final, Minggu (27/1), mulai pukul 12.00 WIB tersebut. 

Nantinya, Liliyana akan menyampaikan perpisahan di hadapan pecinta bulu tangkis yang mulai Selasa (22/1/2019) kemarin sudah memadati Istora. Bahkan, dari kapan hari, akun Instagram Liliyana sudah banjir ucapan "selamat menjalani hidup baru" dari fans dan juga sesama pebulu tangkis top dunia.

Bisa dibayangkan betapa emosionalnya menghadapi momen perpisahan seperti itu. Liliyana bahkan mengaku lebih tegang sekaligus sedih menghadapi acara perpisahan itu ketimbang bersiap tampi di lapangan. 

"Saya paling susah mengucapkan perpisahan. Pastinya saya akan menahan emosi, pasti berat meninggalkan olahraga yang sudah belasan tahun saya cintai," tutur Liliyana dikutip dari badmintonindonesia.org.  

Keinginan untuk berpisah dengan senyuman dan kelegaan itulah yang sepertinya membuat Liliyana tampil luar biasa di Indonesia Masters. Tontowi yang pastinya ingin memberikan kado perpisahan terbaik bagi Liliyana, juga tampil bagus. Di usia yang sudah berkepala tiga, pasangan juara dunia 2013 dan 2017 ini membuktikan masih menjadi salah satu ganda campuran terbaik di dunia. 

Mereka masih menjadi yang terbaik di Indoensia. Ketika beberapa ganda campuran Indonesia bertumbangan, mereka menjadi satu-satunya harapan Indonesia untuk meraih gelar di turnamen BWF World Tour Super 500 ini.

Kemarin, Tontowi/Liliyana memastikan lolos ke semifinal Indonesia Masters 2019 setelah mengalahkan ganda campuran Jepang, Takuro Hoki/Wakana Nagahara di perempat final, Jumat (25/1/2019). Pasangan peraih medali emas Olimpiade 2016 ini hanya butuh waktu 34 menit untuk memenangi pertandingan dengan skor 21-16, 21-14.

Kemenangan atas ganda campuran Jepang tersebut jadi bukti penampilan Tontowi/Liliyana masih stabil meski berstatus pasangan paling senior di Pelatnas. Dari tiga pertandingan yang sudah dijalani di Indonesia Masters 2019, ganda campuran yang pernah menduduki rangking 1 dunia ini selalu menang straight game alias dua game langsung. Artinya, Tontowi/Liliyana belum kehilangan satu game pun.

Perjalanan Tontowi/Liliyana di Indonesia Masters 2019 dimulai dengan mengalahkan ganda India, Pranaav Chopra/N Sikki Reddy 21-15, 21-15 di putaran pertama. Di putaran kedua, mereka memenangi "duel saudara" dengan mengalahkan junior mereka di Pelatnas, Hafiz Faizal/Gloria Widjaja 21-16, 21-15. Lantas berlanjut dengan kemenangan atas Hoki/Nagahara di perempat final.

Menariknya, di semifinal yang akan berlangsung Sabtu (26/1/2019), Tontowi/Liliyana akan menghadapi ganda campuran senior Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Chan Peng Soon/Goh Liu Ying yang dua pekan lalu menjuarai Thailand Masters 2019, lolos ke semifinal setelah kemarin mengalahkan ganda Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith dua game langsung, 21-11, 22-20.

Pertemuan Tontowi/Liliyana melawan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Ini merupakan ulangan pertandingan bersejarah. Ya,  ini akan menjadi ulangan final Olimpiade 2106 di Rio Janeiro Brasil. Kala itu, Tontowi/Liliyana berhasil meraih medali emas lewat kemenangan 21-14, 21-12.

Sebelumnya, dalam beberapa wawancara di media, pasangan ganda campuran Malaysia tersebut memang berharap bisa berjumpa Tontowi/Liliyana di Indonesia Masters untuk kali terakhir sebelum Liliyana gantung raket. Karenanya, mereka juga tampil habis-habisan di Indonesia Masters 2019 untuk bisa mewujudkan harapan itu.

Kali terakhir mereka bertemu di final Indonesia Open 2018 pada awal Juli lalu yang juga berlangsung di Istora, Tontowi/Liliyana mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan skor 21-17, 21-8. Namun, kali ini, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying boleh jadi ingin memberikan 'hadiah perpisahan' bagi Owi/Butet. 

"Kami akan pelajari lagi permainan mereka, besok (hari ini) kami akan berusaha yang terbaik supaya bisa ke final," tutur Liliyana.

Bila saja berhasil meraih gelar, Tontowi/Liliyana akan menjadi pasangan paling sukses dalam sejarah Indonesia Masters. Sejak turnamen ini digelar mulai 2010 silam, Tontowi/Liliyana sudah pernah tiga kali juara. Tepatnya di tahun 2010, 2012 dan 2015. Tahun lalu, mereka berhasil lolos ke final tetapi kalah dari ganda muda Tiongkok yang tengah on fire, Zheng Siwei/Huang Yaqiong.

Memang, akan sempurna bila Tontowi/Liliyana bisa meninggalkan bulu tangkis dengan raihan gelar juara di Indonesia Masters 2019. Namun, apapun hasil akhirnya, Liliyana tetaplah legenda luar biasa. Saking luar biasanya, kepergiannya akan menjadi kehilangan besar bagi PBSI, juga bagi pencinta bulu tangkis Indonesia. 

Apalagi, hingga kini, dua pasangan ganda campuran Indonesia yang diharapkan menjadi penerus Tontowi/Liliyana, yakni Praveen Jordan/Melati dan Hafiz Faizal/Gloria Widjaja, masih belym bisa tampil stabil seperti seniornya.

Ah, Liliyana memang akan dirindukan. PBSI saja sampai bilang Tontowi harus bisa move on selepas pensiunnya Liliyana. Dan, tadi malam, saya sampai rela mager di depan laptop demi melihat kembali momen paling dramatis saat Tontowi/Liliyana juara dunia 2013 di Guangzhou, termasuk juga final kejuaraan dunia 2017. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun