Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mereka yang Turun "Panggung" dari Liga 1

10 Desember 2018   16:26 Diperbarui: 10 Desember 2018   20:48 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain PSMS Medan tertunduk lesu setelah kalah 1-5 dari PSM Makassar pada laga terakhir Liga 1 (kompas.com)

Sepak bola itu bukan sekadar permainan 11 orang melawan 11 orang yang berebut bola demi menciptakan gol. Bukan hanya itu. Dalam tataran lebih luas, sepak bola itu bak bahasa universal yang bisa membuat siapapun yang perhatian kepadanya, ikut merasakan kegembiraan dan kepedihan.

Tak peduli seperti apa wajah kompetisinya, sepak bola tetap mampu memainkan kondisi emosional orang-orang yang merasa ikut terlibat di dalamnya. Karena bola, tawa dan air mata bisa dengan mudah tercipta. Tak percaya, tengok apa yang terjadi pada Minggu (9/12/2018) sore kemarin ketika kompetisi Liga 1 2018 memainkan pertandingan terakhir.

Drama di lima kota

Lima kota di Indonesia, yakni Jakarta, Makassar, Malang, Borneo dan Jayapura, menjadi panggung yang menyedot emosi jutaan orang. Ketika 10 tim tampil di waktu bersamaan, tujuh tim diantaranya menjemput nasib mereka: juara atau turun kasta.

Di Jakarta dan Makassar, Persija dan PSM berlomba jadi juara. Kita tahu, Persija pada akhirnya tampil sebagai yang terbaik di kompetisi sepak bola tertinggi negeri ini setelah mengalahkan Mitra Kukar 2-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, kemarin. Selebrasi pun terjadi di ibukota hingga tengah malam, merayakan gelar yang ditunggu-tunggu setelah 17 tahun.

Sementara di saat bersamaan, PSM yang meski menang 5-1 atas PSMS Medan, dipaksa puas sebagai runner-up dengan hanya selisih 1 poin dari Persija. Tentu saja, suporter PSM amat bangga dengan penampilan hebat timnya. Sayangnya, trofi juara belum bisa mereka raih.

Saya yakin, suporter baik yang di Jakarta maupun di Makassar, selama pertandingan kemarin pastinya kepo alias ingin tahu kabar pertadingan dari tim rival. Karenanya, tak perlu mempertanyakan bagaimana keharuan di Makassar ketika timnya menang besar tapi akhirnya gagal juara.

Foto-foto ekspresi haru suporter PSM di beberapa akun Instagram ketika timnya bermain 0-0 dengan Bhayangkara FC di pekan ke-33 pada beberapa hari sebelumnya--yang membuat PSM kehilangan puncak klasemen ketika liga tinggal menyisakan satu pertandingan--seperti menjadi pertanda. Suporter PSM paham, hasil melawan Bhayangkara (dan sehari sebelumnya Persija menang 2-1 atas Bali United), membuat peluang juara tidak lagi berada di tangan mereka.

Namun, pertandingan terakhir Gojek Liga 1 2018 sore kemarin bukan hanya tentang cerita bahagia Persija juara ataupun keharuan di Makassar. Laga terakhir kemarin juga jadi kisah sedih bagi tiga tim, PSMS Medan, Sriwijaya FCdan Mitra Kukar yang akhirnya turun panggung dari Liga 1 setelah mendapat vonis degradasi ke Liga 2.

Berjuang hingga pekan terakhir dengan keharusan menang bila ingin selamat, apa mau dikata, lawan yang dihadapi tidak mudah dikalahkan. Yang terjadi, mereka mengakhiri kompetisi di peringkat tiga terbawah, 18, 17 dan 16. 

Ekspresi pemain-pemain Sriwijaya FC usai kalah dari Arema yang membuat mereka terdegradasi ke Liga 2/Foto: Bola.com
Ekspresi pemain-pemain Sriwijaya FC usai kalah dari Arema yang membuat mereka terdegradasi ke Liga 2/Foto: Bola.com
Sementara PS Tira dan Perseru Serui yang sebelumnya juga terancam, akhirnya selamat setelah meraih kemenangan di laga terakhir. PS Tira menang 3-1 atas tuan rumah Borneo FC. Sementara Perseru memenangi "derby Papua", 2-0 atas Persipura di Jayapura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun