Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

"Formula Rahasia" Marcus/Kevin yang Patut Kita Teladani

12 November 2018   16:08 Diperbarui: 13 November 2018   05:19 2415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon | Ilustrasi: badmintonindonesia.org

Adakah sebuah formula rahasia untuk menghasilkan seorang pemenang di lapangan olahraga, khususnya di lapangan bulutangkis?

Dari laga final turnamen bulu tangkis BWF World Tour Super 750, Fuzhou China Open 2018 yang berakhir Minggu (11/11/2018) tadi malam, kita jadi tahu bahwa formula rahasia itu sejatinya tidak ada.

Persis seperti percakapan Master Shifu dan Tai Lung di film Kungfu Panda yang sungguh mengena itu. Bahwa sebenarnya tidak ada mantra rahasia. Kita sendirilah yang bisa membuat biasa menjadi istimewa.

Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang tampil sebagai juara usai mengalahkan ganda Tiongkok He Jiting/Tan Qiang, seperti mengirim pesan jelas kepada kita, termasuk kepada rekan-rekan seprofesinya, bahwa untuk menjadi juara yang istiqomah itu sejatinya bukan hal supersulit selayaknya mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Kita tahu, untuk kesekian kalinya, Marcus/Kevin menjadi penyelamat Indonesia dari malu besar akibat mengakhiri turnamen tanpa gelar. Betapa tidak malu bila sebagai negara papan atas bulutangkis tetapi hanya bisa meraih atlet negara lain naik podium juara di setiap bulan di turnamen BWF. Tapi untunglah itu tidak terjadi.

Monggo googling untuk tahu di turnamen apa saja Marcus/Kevin menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang berhasil meraih gelar. Hampir setiap bulan di tahun ini, ganda putra yang dijuluki fansnya sebagai Duo Minions melakukannya untuk Indonesia.

Oktober lalu, mereka jadi satu-satunya kebanggaan Indonesia di Denmark Open. Pun, pada bulan September, mereka melakukannya di Japan Open yang tulisannya saya ulas di "Teladan Marcus/Kevin untuk Pebulutangkis Indonesia".

Sebenarnya, mengapa Marcus/Kevin bisa tampil konsisten ketika pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia lainnya masih sulit untuk sekadar menjaga standar penampilan dari turnamen ke turnamen berikutnya?.

Mengapa Marcus/Kevin bisa juara di Fuzhou China Open ketika beberapa pebulutangkis Indonesia rontok di babak awal. Salah satunya ganda putra, Fajar Alfian/M Rian Ardianto yang sejatinya diharapkan bisa melejit setelah tampil di final Asian Games 2018 pada Agustus lalu.

Menurut saya, bukan hanya soal kesiapan fisik dan juga kemampuan teknik. Tentu saja dua hal ini sangat penting. Namun, di lapangan, ketika menghadapi tensi pertandingan yang menguras emosi, ketenangan mental-lah yang menjadi penentu.

Dan, dalam soal ini, Marcus/Kevin adalah "raja"nya. Capaian tujuh gelar juara di turnamen BWF World Tour sepanjang tahun 2018 plus juara/medali emas di Asian Games 2018, jadi bukti tak terdebatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun