Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

"Paket Kiriman" Harapan dan Tantangan dari Odense untuk Bulutangkis Indonesia

22 Oktober 2018   08:05 Diperbarui: 22 Oktober 2018   08:39 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus/Kevin, move on berbuah juara di Denmark Open 2018/Foto: BadmintonIndonesia.org

Turnamen bulutangkis BWF level Super 750 Denmark Open 2018 berakhir Minggu (21/10/2018) kemarin. Ada banyak drama yan tersaji di turnamen tertinggi kedua setelah All England Open, Indonesia Open dan China Open 2018 (level Super 1000--dulu Super Serie Premier) ini.

Dari rontoknya beberapa pemain unggulan di babak awal, tiga diantaranya berstatus juara dunia 2018. Hingga tidak ada satupun juara bertahan yang mampu mempertahankan gelarnya. Lima juara di lima final 2018, merupakan "juara baru".

Ya, lima juara tahun lalu, Srikanth Kidambi (tunggal putra), Ratchanok Intanon (tunggal putri), Liu Cheng/Zhang Nan (ganda putra), Lee So-hee/Shin Seung-chan (ganda putri) dan Thang Chun Man (ganda campuran), semuanya tumbang. Hanya Kidambi yang lumayan bisa melaju hingga semifinal. Sementara empat lainnya out di putaran kedua (babak 16 besar).

Dan, bagi Indonesia, Denmark Open yang berlangsung di kota Odense, tak ubahnya sebuah "paket kiriman". Paket kiriman yang berisi kabar menyenangkan dan sebaliknya. Paket berupa harapan yang perlu terus dijaga agar tumbuh subur. Serta paket berupa tantangan yang butuh kerja keras untuk diubah menjadi lebih baik.

Mari menengok 'isi paket' berupa harapan lebih dulu. Sebab, dengan memiliki harapan, kita akan bisa lebih optimis. Menurut saya, setidaknya ada tiga kabar bagus yang muncul dari Odense untuk Indonesia.

Ilmu 'move on" dari Marcus/Kevin dan pantang menyerah ala Gregoria Mariska

Pertama, tentu saja kabar ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang tampil sebagai juara usai mengalahkan ganda putra terbaik Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 21-15, 21-16 hanya dalam waktu 36 menit.

Lho, bukankah Marcus/Kevin sudah sering juara, apa istimewanya gelar Denmark Open 2018?

Benar, sejatinya bukan sebuah kejutan besar bila Marcus/Kevin juara karena mereka 'langganan' naik podium utama. Denmark Open merupakan gelar keenam mereka di turnamen BWF World Tour tahun ini. Bila digabung dengan medali emas Asian Games 2018, pasangan yang oleh fans mereka dijuluki Duo Minions ini sudah meraih tujuh gelar di tahun ini.

Namun, Denmark Open 2018 tetap punya nilai lebih. Sebab, Marcus/Kevin benar-benar memperlihatkan kualitas mereka sebagai the real champion. Juara sejati yang mampu tampil konsisten di level tertinggi dan juga bisa segera bangkit dari kegagalan.

Kita tahu, di turnamen terakhir yang mereka ikuti, China Open 2018 pada akhir September lalu, mereka gagal mempertahankan gelar usai terhenti di semifinal.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun