Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia U-16 di Antara Pujian dan "Nyinyiran" Warganet

1 Oktober 2018   14:22 Diperbarui: 2 Oktober 2018   10:49 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amiruddin Bagus Kahfi (20), harus tampil tenang kala Timnas U-16 menghadapi Australia di perempat final Piala AFC 2018, Senin (1/10/2018)/Foto: Liputan6.com

Seusai Indonesia bermain 1-1 melawan Vietnam dan 0-0 di laga melawan India, di beberapa akun media sosial yang menampilkan informasi perjuangan timnas di Piala AFC U-16, Bagus disorot netizen (yang katanya mahabenar) karena dinilai egois dan bermain individualis dengan terus "menggoreng" bola dan tidak mengoper ke kawan yang berada di posisi lebih menguntungkan.  

Kritikan itu rupanya membuat Bagus ikut terbawa suasana. Dia jadi "baper". Di akun Instagram nya dua hari lalu, penyerang yang mengidolakan Bambang Pamungkas ini menulis postingan begini "bangkit dari segala keterpurukan dan jangan mau kalah dengan keadaan. Never give up".

Postingan Bagus di akun Instagramnya itu mendapatkan respons 58.451 like dan 2435 komentar dari warganet. Ada yang menyemangati seperti rekan setimnya, Brylian Aldama yang menulis kalimat "Semangat, jadikan hujatan, kritikan sebagai motivasi" dan juga beberapa warganet lainnya.

Ada juga yang menulis "Baru segitu bro, santai aja, orang besar kalo salah pasti banyak yang kritik. Itu tanda bahwa loe itu banyak yang merhatiin. Lemesin aja. Buktikan di lapangan loe lebih hebat kalo berjuang buat tim".

Namun, tidak sedikit yang menuliskan harapan yang dibungkus kritikan. 

Ada warganet yang menulis begini, "Woey besok maen jangan egois. Lu mau main ke Pildun kan? Ya harus bagi-bagi, jangan egois. Ada teman kosong umpan. Jangan sendirian digocek. Sepak bola permainan tim, bukan bulutangkis yang mainnya sendiri". 

Astaga, ini komentarnya sudah selevel pelatih. 

Kritikan warganet di media sosial itu tidak hanya dianggap angin lalu oleh pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini. Pelatih yang merupakan playmaker Timnas di era 90 an ini sampai harus memberi pesan khusus kepada Bagus dkk jelang melawan Australia.

Fakhri mengimbau kepada anak asuhnya untuk tetap fokus ke pertandingan dan tidak terbuai dengan kritikan di media sosial. 

"Para pemain harus fokus, tak perlu memikirkan komentar di media sosial. Kalau mau mendengar kritik, ya kritik dan saran itu harusnya dari saya, karena saya ini adalah pelatih mereka," ujar Fakhri seperti dikutip dari BolaSport.com.

Ah, sepak bola di era media sosial memang sangat berbeda dengan era nya Fakhri bermain dulu. Di zaman dulu, ketika suporter menonton timnas bermain, ketika ada peluang yang gagal menjadi gol, paling mereka hanya melampiaskan suka dan kecewa ataupun memaki sang pemain dengan berteriak di depan layar televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun