Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

"Sekotak Cokelat" untuk Jonatan Christie di Perempat Final Korea Open

27 September 2018   19:53 Diperbarui: 27 September 2018   22:06 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonatan Christie (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Sampean (Anda) yang cinta film lawas Hollywood, pastinya memasukkan nama "Forrest Gump" sebagai salah satu film favorit.

Salah satu film klasik dengan Tom Hanks sebagai lakon utama yang menurut saya "wajib ditonton" selain "The Shawsank Redemption" dengan Morgan Freeman dan Tim Robbins, juga "Life is Beautiful" alias La vita e bella dengan Roberto Benigni sebagai pemain utama.  

Forrest Gump, film 'tidak biasa' sarat pesan dan sarat penghargaan sehingga jari pun tidak cukup untuk menghitungnya ini mengisahkan pria dengan kecerdasan di bawah rata-rata tetapi mampu mengilhami banyak orang dengan kisah epik perjalanan hidupnya.

Bila hingga kini, kita selaku penggemar film mengidolakan Tom Hanks, pastilah itu karena skill perannya di Forrest Gump. 

Dan, tentu saja, meski sudah berlalu 24 tahun, rasanya kita tidak sulit melafal salah satu kutipan terbaik di film ini "My mom always said life was like a box of chocolates. You never know what you're gonna get".

Ya, seperti quote tak terlupakan itu, hidup memang terkadang seperti sekotak cokelat. Bahwa kita tidak pernah tahu akan mendapatkan bagian seperti apa. Sulit ditebak. Kita hanya perlu siap menghadapi apapun yang didapat.

Analogi ala "sekotak cokelat" itupula yang didapat pebulutangkis tungga putra Indonesia, Jonatan Christie di turnamen Korea Open 2018. Jojo--panggilan Jonatan---memastikan lolos ke perempat final turnamen BWf World Tour level Super 500 setelah Kamis (27/9/2018) siang tadi mengalahkan pemain Hongkong, Hu Yun di putaran II dengan dua game langsung, 21-12, 21-14.

Kemenangan Jojo atas pemain senior Hongkong ini tidak mengejutkan. Bisa ditebak. Sebab, selain menang tenaga karena usia yang jauh lebih muda, Jojo (21 tahun) juga menang head to head atas pebulutangkis berusia 37 tahun ini. Ini merupakan pertemuan keenam Jonatan dengan Hu Yun. Selama enam pertemuan itu, Jojo selalu menang.

Lalu, di bagian mana analogi "sekotak cokelat" itu?

Ya, bagian yang di luar tebakan adalah hasil yang diraih oleh  unggulan 1 asal Denmark, Viktor Axelsen.

Sebelum pertandingan, Axelsen yang merupakan juara dunia 2017, diunggulkan melaju ke perempat final. Lha wong lawannya "hanya" pemain muda China yang tidak cukup kondang, Zhao Junpeng. Axelsen diunggulkan bisa mengalahkan pemain 22 tahun ini. Dengan begitu, Axelsen akan bertemu Jonatan Christie di perempat final.

Namun, Jojo rupanya mendapat "cokelat" yang berbeda. Di perempat final Jumat (28/9/2018), dia tidak akan bertemu Axelsen, melainkan Zhao Junpeng. Ya, anak muda Tiongkok ini membuat kejutan dengan mengalahkan Axelsen (24 tahun) lewat straight game 25-27, 21-9.   

Apakah tereliminasinya Axelsen menjadi "berkah" bagi Jojo?

Entahlah. Bila dia bertemu Axelsen, jelas itu akan menjadi pertandingan berat. Meski, pertandingan ini akan menarik. Terutama setelah di China Open pekan lalu, rekan sepelatnas Jojo, Anthony Sinisuka Ginting bisa mengalahkan Axelsen. Pecinta bulutagkis pastinya ingin melihat bagaimana "jurus" yang dikeluarkan Jojo untuk mengalahkan Axelsen.

Jonatan Christie, lolos ke perempat final Korea Open 2018/Foto: herworld.co.id
Jonatan Christie, lolos ke perempat final Korea Open 2018/Foto: herworld.co.id
Toh, bertemu Zhao Junpen bukan berarti akan menjadi pertandingan mudah. Logikanya, dia bisa mengalahkan Axelsen. Meski, tidak ada jaminan dia bisa kembali "meledak" ketika bertemu Jojo. Satu-satunya pilihan masuk akal bagi Jojo, dia harus siap menghadapi apapun "sekotak cokelat" yang diterimanya. Siap menghadapi siapapun lawannya di perempat final.

Menariknya, bukan hanya Jojo, tunggal putra senior Indonesia, Tommy Sugiarto (30 tahun) juga mendapatkan "sekotak cokelat" di perempat final Korea Open 2018.    

Tommy lolos ke perempat final setelah mengalahkan pemain Malaysia, Daren Lien 21-15, 21-16 di putaran kedua. Di atas kertas, Tommy diprediksi akan bertemu pemain andalan tuan rumah, Son Wan-ho yang menjadi unggulan 3 di perempat final.

Yang terjadi, di luar dugaan, Son Wan-ho (30 tahun) justru kalah dari juniornya, Heo Kwang-hee (23 tahun)lewat rubber game 21-15, 13-21, 22-24. Jadilah Tommy akan bertemu Heo Kwang-hee.

Menariknya, bila Jojo dan Tommy bisa menang di perempat final besok, mereka akan bertemu di semifinal. Artinya, Indonesia akan memastikan satu tempat di final Korea Open 2018.

Bagaimana dengan Anthony Ginting?

Ginting rupanya lebih suka 'jalan terjal'. Faktanya, dibandingkan dengan dua rekan senegaranya, Ginting mendapatkan lawan yang lebih sulit di perempat final. Setelah mengalahkan pemain Taiwan, Wang Tzu-wei di putaran II, dia akan bertemu Chou Tien-chen di perempat final.

Chou Tien-chen (CTC), sang finalis Asian Games 2018 yang menjadi unggulan 4 di Korea Open 2018, bukanlah lawan asing bagi Ginting. Dalam sebulan terakhir, mereka sudah dua kali bertemu. Masih segar dalam ingatan, Ginting kalah dari CTC di semifinal Asian Games 2018. Pekan lalu, Ginting membalas dengan mengalahkan CTC di semifinal China Open 2018 untuk menjadi juara.

Menariknya lagi, andai Ginting bisa mengalahkan CTC, sangat mungkin dia akan kembali bertemu dengan Kento Momota. Momota yang merupakan unggulan dua, lolos ke perempat final usai mengalahkan pemain Denamrk, Anders Antonsen lewat rubber game ketat, 21-18, 20-22, 21-16.

Di perempat final besok, Momota yang kini menjadi tunggal putra rangking 1 dunia, akan melawan rekan senegaranya, Kenta Nishimoto yang berhasil mengalahkan Lin Dan.

Hmm mungkinkah Ginting akan kembali bertemu Momota di semifinal dan memperpanjang rivalitas mereka? "My mom always said life was like a box of chocolates. You never know what you're gonna get". Salam bulutangkis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun