Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Matikan Rokokmu Saat bersama Buah Hatimu

12 September 2018   10:46 Diperbarui: 14 September 2018   23:42 2069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matikan rokok saat bersama anak-anak, jauhkan mereka dari bahaya paparan asap rokok/Foto: hellosehat.com

Setiap orang tua pasti menyayangi anak-anaknya. Bahkan, kadar sayang dan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya, lebih besar dari rasa sayang pada diri mereka sendiri. Namun, terkadang ada orang tua yang (mungkin) tidak sadar telah menyakiti bahkan membahayakan keselamatan anak-anaknya.

Seperti tadi pagi, ketika mengantar anak ke sekolah, saya mendapati pemandangan yang menurut saya 'menyedihkan'. Pandangan saya tertuju pada seorang ayah yang tengah berjalan menggandeng putri nya di jalan lorong menuju halaman sekolah. Sepintas, pemandangan itu menyejukkan. Bikin adem.

Namun, kesan manis itu seketika berubah ketika saya berpapasan dan melihatnya dari jarak lebih dekat. Ketika saya tahu, tangan kiri sang ayah menggandeng lengan putrinya. Dan, tangan kanannya memegangi rokok yang menyala dan sesekali diisapnya. Tentu saja asap rokoknya semburat ke mana-mana. Termasuk menerpa wajah putrinya.

Di lain hari, menjelang sore saat menjemput anak saya pulang sekolah, di halaman sekolah ada berjajar beberapa bapak-bapak dan mas-mas yang juga menunggu anak  atau adiknya pulang sekolah. Mereka tengah asyik mengobrol sembari menikmati hisapan rokok mereka. Karuan, asapnya menyebar ke mana-mana. Menerpa anak-anak yang mulai keluar dari kelas masing-masing.

Bahkan, di lain waktu, saya malah mendapati seorang ayah muda yang dengan santainya menikmati sebatang rokok sembari momong anaknya yang masih bayi. Entah dia sebenarnya sadar dengan apa yang dia lakukan atau memang tidak tahu.

Sedari dulu, saya bukan penikmat rokok. Namun, saya juga tidak membenci ataupun paranoid terhadap mereka yang merokok. Selama mereka merokok di tempat yang benar dan tidak "memberatkan" (semisal memberatkan temannya karena ketika merokok selalu meminta rokok ke temannya hehe) saya santai saja.

Namun, bila melihat orang tua yang dengan santainya merokok di dekat putra-putrinya, saya jadi merasa gemas. Terkadang saya spontan berujar "mbok ya dimatikan dulu rokoknya mas atau pak, kasihan anaknya".

Bagi saya, apa sih susahnya menahan sebentar untuk tidak merokok bila sedang berada di dekat anak-anak. Apa sih nikmatnya merokok di dekat anak-anak dengan semisal merokok di ruang khusus merokok. Apa mungkin karena saya tidak merokok jadi saya tidak paham kenikmatannya.

Ah, menurut saya itu bukan lagi soal kenikmatan. Tetapi ketidakmauan untuk sejenak menahan diri. Toh, bila selesai mengantar anak berangkat sekolah, ketika tidak lagi berada di lingkungan sekolah ataupun ketika selesai momong bayinya, mereka masih bisa melanjutkan merokok.

Sebab, bila mereka merokok di dekat anak-anak, sadar atau tidak, para orang tua ini sejatinya telah membahayakan anak-anak mereka sendiri. Mereka sejatinya menyayangi anaknya lebih dari siapapaun, melindungi mereka dari bahaya apapun--bahkan dari panas dan hujan sekalipun, tetapi malah membiarkan mereka mendapat ancaman yang ditimbulkan dari asap rokok.

Kenapa paparan asap rokok berbahaya bagi anak-anak?
Kita mungkin sering mendengar betapa berbahayanya menjadi perokok pasif. Asap rokok yang terpapar kepada perokok pasif, konon jauh lebih berbahaya daripada asap yang diisap oleh perokok aktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun