Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Sulitnya Menemukan Tunggal Putri Sehebat Bu Susy

7 September 2018   11:20 Diperbarui: 7 September 2018   12:24 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska Tunjung, tunggal putri Indonesia rangking tertinggi BWF saat ini/Foto: Instagram.com/greegoriaa

Tidak sulit menyebut siapa pebulutangkis tunggal putri Indonesia yang paling mampu bersaing di tingkat dunia. Ya, bila rujukannya prestasi di tingkat dunia, rasanya semua orang akan menyebut nama Susy Susanti.

Faktanya, hanya pebulutangkis kelahiran Tasikmalaya ini yang mampu meraih medali emas di Olimpiade 1992 kala bulutangkis untuk kali pertama dipertandingkan di Olimpiade di Barcelona. Kala itu, usia Susy masih 21 tahun. Susy juga melengkapinya dengan gelar juara dunia setahun berikutnya di Birmingham, Inggris. Termasuk lima gelar di Badminton World Cup, turnamen yang digelar selama periode 1981-1997 dan 2005-2006. Serta medali perunggu di Olimpiade 1996.

Masalahnya, membicarakan prestasi hebat Susy Susanti itu kini bak seperti mengagumi sejarah. Kagum pada masa lalu sembari berharap kapan era Susy itu bisa kembali terulang. Sebab, sejak Susy memutuskan gantung raket, Indonesia tak pernah lagi memiliki tunggal putri yang bisa menjadi juara dunia.

Sempat muncul nama Maria Kristin Yulianti yang meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008. Pemain kelahiran Tuban itu mampu mengalahkan pemain India, Saina Nehwal di perempat final (Saina merupakan pemain yang sulit dikalahkan tunggal putri Indonesia hingga kini). Sayangnya, cedera membuat Maria Kristin "tidak bertahan lama" di lapangan.

Dan, hingga kini, hingga Susy Susanti sudah berusia 47 tahun dan sudah dipanggil "bu Susy" seiring jabatannya sebagai Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Indonesia masih merindukan kemunculan tunggal putri yang bisa berprestasi di tingkat dunia. Indonesia rindu pemain tunggal putri yang bisa meng-copy paste semangat juara Susy.

Dalam hal memiliki tunggal putri kelas dunia ini, Indonesia bahkan sudah tertinggal dari beberapa negara yang di era jayanya Susy Susanti dulu, mereka sekadar jadi penonton. Dulu, pesaing utama Susy hanyalah Bang Soo Hyun dari Korea Selatan juga Ye Zhaoying dan Tang Jiuhong dari Tiongkok. Ya, hanya Tiongkok dan Korea.

Kini, beberapa negara memiliki tunggal putri top dunia. Taiwan punya Tai Tzu-ying yang merupakan tunggal putri rangking 1 dunia. Spanyol punya Carolina Marin yang merupakan peraih medali emas Olimpiade 2016 dan juara dunia 2018 dan 2016. Jepang punya Akane Yamaguchi (rangking 2  dunia) dan Nozomi Okuhara (juara dunia 2017). Lalu, India punya Pusarla Venkata Sindhu, peraih medali perak Olimpiade 2016. Dan, Thaland punya Ratchanok Intanon yang merupakan juara dunia 2013. Di luar itu masih ada nama Chen Yufei (Tiongkok) dan Sung Ji-hyun (Korea) yang juga masuk rangking 10 besar dunia.

Bagaimana Indonesia?

Dalam beberapa tahun terakhir, harus diakui bahwa Indonesia tertinggal di sektor tunggal putri. Dua pemain andalan tunggal putri Indonesia saat ini, Gregoria Mariska Tunjung (19 tahun) dan Fitriani (19 tahun), masih belum masuk dalam jajaran tunggal putri top dunia. Meski, keduanya sejatinya punya potensi untuk bisa 'meledak' dan bersaing dengan nama-nama top tersebut di atas.

Gregoria Mariska Tunjung, punya potensi
Gregoria Mariska Tunjung, punya potensi
Masalah Kekuatan Fisik dan Mental

Di Asian Games 2018 lalu, Gregoria bahkan mampu mengalahkan Sung Ji-hyun dan Akane Yamaguchi di perempat final dan semifinal beregu putri. Fitriani juga memperlihatkan kemajuan dari sisi mentalitas bermain. Dia sempat menang di game pertama atas Nozomi Okuhara meski kemudian kalah rubber game.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun