Mohon tunggu...
Aulia Fitri
Aulia Fitri Mohon Tunggu... mahasiswa -

Seorang narablog yang kini tergabung di Aceh Blogger Community dan beberapa komunitas. Tertarik pada media sosial sembari ngeblog di "OWL".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Lebih Dekat "Rumoh Aceh"

13 Mei 2011   23:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:44 10111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruangan depan atau disebut dengan seuramoe reungeun merupakan ruangan yang tidak berbilik (berkamar-kamar). Dalam sehari-hari ruangan ini berfungsi untuk menerima tamu, tempat tidur-tiduran anak laki-laki, dan tempat anak-anak belajar mengaji saat malam atau siang hari. Disaat-saat tertentu, seperti ada upacara perkawinan atau upacara kenduri, maka ruangan inilah yang menjadi tempat penjamuan tamu untuk makan bersama.

Ruangan tengah yang disebut dengan seuramoe teungoh merupakan bagian inti dari rumoh Aceh, maka dari itu banyak pula disebut sebagai rumoh inong (rumah induk). Sedikit perbedaan dengan ruang lain, dibagian ruangan ini terlihat lebih tinggi dari ruangan lainnya, karena tempat tersebut dianggap suci, dan bersifat sangat pribadi. Di ruangan ini pula akan kita dapati dua buah bilik atau kamar tidur yang terletak di kanan-kiri dengan posisi menghadap ke utara atau selatan dengan pintu yang menghadap ke belakang. Di antara kedua bilik itu terdapat pula gang yang menghubungkan ruang depan dan ruang belakang. Rumoh inong biasanya ditempat untuk tidur kepala keluarga, dan anjong untuk tempat tidur anak gadis.

Bila anak perempuan baru saja kawin, maka dia akan menempati rumah inong ini. Sedang orang tuanya akan pindah ke anjong. Bila ada anak perempuannya yang kawin dua orang, orang tua akan pindah ke seuramoe likot, selama belum dapat membuat rumah baru atau merombak rumahnya. Di saat upacara perkawinan, mempelai akan dipersandingkan di bagian rumoh inong, begitu juga saat ada kematian rumoh inong akan digunakan sebagai tempat untuk memandikan mayat.

Ruangan belakang disebut seuramoe likot yang memiliki tinggi lantai yang sama dengan seuramoe reungeun, serta tidak mempunyai bilik atau sekat-sekat kamar. Fungsinya sering dipergunakan untuk dapur dan tempat makan bersama keluarga, selain itu juga dipergunakan sebagai ruang keluarga, baik untuk berbincang-bincang atau untuk melakukan kegiatan sehari-hari perempuan seperti menenun dan menyulam.

Namun, ada waktunya juga dapur sering dipisah dan malah berada di bagian belakang seuramoe likot. Sehingga ruang tersebut dengan rumoh dapu (dapur) sedikit lebih rendah lagi dibanding lantai seuramoe likot.

Setelah bagian bawah dan bagian dalam, kita lihat bagian atas dari rumoh Aceh. Tentunya bagian ini terletak di bagian atas seuramoe teungoh. Pada bagian tersebut sering diberi loteng yang memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang penting keluarga.

Ternyata membuat rumoh Aceh bukan hal mudah, jika dilihat dari segi bahan-bahan bangunan yang digunakan bisa susah kepayang untuk dicari saat ini, terutama kayu yang merupakan bahan utamanya. Kayu sendiri banyak digunakan untuk membuat tameh (tiang), toi, roek, bara, bara linteung, kuda-kuda, tuleueng rueng, indreng, dan lain sebagainya. Ada juga kayu yang telah dijadikan sebagai papan, ini biasanya akan digunakan untuk membuat lantai dan dinding rumah.

Trieng (bambu) juga tidak kalah penting dalam pembuatan rumoh Aceh, salah satu gunanya untuk membuat gasen (reng), alas lantai, beuleubah (tempat menyemat atap), dan lain sebagainya. Enau atau aren juga adakalanya digunakan untuk membuat lantai dan dinding selain menggunakan bambu, daun Enau sendiri bisa juga sebagai pengganti daun rumbia untuk atap rumoh Aceh.

Ada juga taloe meu-ikat (tali pengikat) yang dibuat ijuk, rotan, kulit pohon waru, dan terkadang untuk saat ini biasa digunakan tali plastik. 'Oen meuria (daun rumbia, buahnya sering dikenal dengan salak Aceh) merupakan salah satu bagian penting untuk pembuatan atap dari rumoh Aceh. Dan yang terakhir setelah ada daun rumbia, tentu peuleupeuk meuria (pelepah rumbia). Salah satu kegunaan pelepah rumbia digunakan untuk membuat dinding rumah, seperti rak-rak, dan sanding. Namun, pelepah ini bukan semata-semata pengganti dari papan.

[caption id="" align="alignleft" width="240" caption="Salah satu ukiran yang berada di dekat pintu masuk rumoh Aceh menuju ke tangga"]

Salah satu ukiran
Salah satu ukiran
[/caption]

Filosofi dan Keunikan Rumoh Aceh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun