Alhamdulillah, kita sudah merayakan hari raya Idul Fitri dengan lancar. Dimulai dari takbiran, sholat sunnah Idul Fitri, bersalaman saling minta maaf dan memaafkan, makan opor dan rendang, bagi-bagi thr, dan lain-lain. Saling minta maaf dan memaafkan adalah hal paling penting yang harus ada pada momen hari raya Idul Fitri ini. Di hari raya Idul Fitri inilah waktunya kita kembali ke fitrah, artinya kita kembali suci alias bersih dari dosa-dosa. Kita seperti anak kecil yang baru dilahirkan, yang masih suci dan tidak punya dosa apapun. Jadi sepatutnya kita saling minta maaf dan memaafkan kepada orang-orang sekitar kita.
Lalu apakah semua orang yang ada di sekitar kita bisa kita maafkan dengan mudah? Atau apakah kita juga bisa meminta maaf kepada orang-orang sekitar tanpa gengsi?
- Meminta maaf
Bagi seorang manusia, meminta maaf menjadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Pasti ada rasa gengsi maupun tidak tahu diri dalam diri manusia. Entah itu malu untuk meminta maaf karena dosa-dosanya yang tidak bisa dibendung, atau karena tidak merasa bersalah bahwa dirinya ada salah terhadap orang-orang sekitar. Meminta maaf bukan hanya berjabat tangan saja, tapi benar-benar memohon pengampunan terhadap orang yang dituju dan benar-benar menyesali dan bertekad tidak mengulanginya lagi tentang perbuatannya. Misal ada orang mencuri pulpen temannya pada saat sekolah, ya tinggal meminta maaf ke orang yang punya pulpen saja dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Jika kita minta maaf dengan tulus, dan tidak akan mengulanginya lagi pasti akan dimaafkan.
Meminta maaf termasuk sebagai perbuatan yang bisa menyambung silaturahmi seseorang. Dengan kita meminta maaf dengan tulus, dan orangnya memaafkan, silaturahminya pasti akan erat tersambung. Berbeda dengan kita tidak mau minta maaf, kita tidak mau ketemu bahkan tidak mau berbicara. Itu sudah termasuk sebagai menjauhi atau memusuhi bahkan bisa untuk memutus silaturahmi. Jika kita mempunyai kesalahan kecil maupun besar segeralah meminta maaf, karena dengan meminta maaf, kita sudah tidak terbebani dengan kesalahan tersebut. Dan jangan sampai gengsi dan malu untuk meminta maaf, karena dengan meminta maaf juga bisa menyambung dan mempererat silaturahmi.
- Memaafkan
Sama dengan meminta maaf, memaafkan menjadi hal yang sangat sulit dilakukan. Memaafkan artinya bukan melupakan tetapi merelakan apa yang sudah terjadi, mengikhlaskan, bahkan menganggap bahwa seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Jadi melupakan itu bukan berarti sudah memaafkan, tapi dengan mengikhlaskan sesuatu yang terjadi itulah yang disebut dengan memaafkan. Tapi apakah kita mudah untuk memaafkan? Tentu sangat sulit sekali dibandingkan dengan meminta maaf. Karena sejatinya memberi itu lebih susah dibandingan dengan meminta. Memaafkan juga butuh proses, pelan-pelan dulu, lama-lama juga pasti sudah bisa untuk mengikhlaskan. Kalau baru sebentar dan tidak bisa memaafkan, miminal jangan membenci, karena dengan membenci kemungkinan besar silaturahmi akan putus. Karena dengan membenci, tidak akan muncul sifat ikhlas dalam memaafkan, selamanya akan dilupakan dan dibenci.
Dengan memaafkan, bisa mempererat silaturahmi dan menjalin hubungan baik lagi dengan seseorang. Kita memaafkan tidak harus menunggu orang lain meminta maaf, tapi jika ada orang yang salah kepada kita langsung dimaafkan saja. Karena dengan memaafkan, hati kita menjadi tenang, membuang beban pikiran yang ada di kepala kita. Jika kita memaafkan, kita tidak akan lagi ada urusan dengan Allah dan orang tersebut. Jika dia belum minta maaf ya bukan urusan kita lagi, yang penting kita sudah memaafkan. Jadi kita sudah tidak ada tanggungan lagi, kita tidak perlu memikirkan lagi, hati kita menjadi fresh dan plong, sudah tidak ada lagi yang dibebani.
Dengan meminta maaf dan memaafkan inilah silaturahmi bisa terjalin dengan erat. Jika kita senang dan senantiasa menyambung silaturahmi maka akan mendapat kebaikan dan banyak manfaat didalamnya. Seperti apa yang ada dalam hadits, Aisyah juga meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda "Kekerabatan itu berada di arsy, ia berkata, 'siapa yang menyambungku niscaya Allah akan menyambungkan kepadanya (kebaikan), dan siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus darinya (kebaikan).'" (HR Bukhari dan Muslim).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI