Mohon tunggu...
Habibatus Syauqiyah
Habibatus Syauqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobby saya menulis dan editing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suku Osing Ujung Timur Pulau Jawa

10 November 2022   02:00 Diperbarui: 10 November 2022   02:07 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tari Gandrung ini dikenal sebagai sebuah tradisi kesenian dan budaya yang berasal dari Banyuwangi. Dahulu kala tari Gandrung ini disembahkan kepada Dewi Sri atas ucapan rasa syukurnya setelah memanen. Saat ini tari Gandrung semakin populer setelah bupati Banyuwangi menggelar pagelaran Gandrung Sewu sebagai wujud pelestarian budaya asing di Banyuwangi.

Selain untuk menggambarkan rasa syukurnya terhadap Dewi Sri, tarian Gandrung di sini juga memiliki kisah perjuangan. Siapa sangka awal mula pencetus tarian Gandrung ini bukanlah seorang wanita, melainkan seorang pria yang berinisiatif untuk memberi bantuan untuk para pejuang Indonesia yang memprihatinkan. Seorang penari tersebut berdandan layaknya seorang wanita dan memakai kostum tarian Gandrung. jika tidak demikian maka seorang penari tersebut akan ditangkap oleh penjajah Belanda.

Jadi wajar jika kostum yang dikenakan oleh penari Gandrung menarik perhatian dan juga gerakannya yang memikat dan menarik perhatian. Hal tersebut bertujuan untuk menghipnotis penjajah Belanda agar sangat menikmati tarian tersebut dan lupa akan tugasnya. 

Disisi lain penari Gandrung di sini memiliki mantra-mantra khusus untuk menarik perhatian penjajah Belanda.Yang pada akhirnya suku osing di Banyuwangi ini dikenal dengan suku yang memiliki santet dan sampai ditakuti oleh bangsa Nederland.

Tujuan dari dilakukannya ritual santet disini adalah untuk balas dendam terhadap penjajah. Santet suku Osing ini memiliki 3 macam santet, yaitu santet merah yang bertujuan balas dendam sampai target mati. Kedua santet kuning untuk membuat orang lain suka, dan yang ke tiga santet putih untuk melancarkan usaha.

Bagi suku Osing tradisi santet ini masih melekat sampai sekarang. Namun banyak orang yang salah tanggap dengan suku Osing ini. Isu-isunya, masyarakat luar Banyuwangi beranggapan bahwa semua orang Banyuwangi itu bisa melakukan santet, kenyataannya tidak.

Banyuwangi memiliki julukan kota santet karena suku osing yang terkenal dengan kekuatan santetnya yang mengertikan.Hal ini diyakini karena pada saat itu terjadi sebuah tragedi yang menewaskan 100 orang lebih terbunuh misterius karena memiliki ilmu santet. 

Tragedi ini dikenal dengan sebutan tragedi santet tahun 1998 oleh masyarakat luas. Tetapi tidak semua warga yang bermukim di Banyuwangi bisa di juluki sebagai tukang santet. Karena pada saat ini, masyarakat yang bermukim di Banyuwangi juga berasal dari berbagai suku lainnya. Seperti suku Madura, Sunda, dan lainnya

Suatu kebanggaan, tahun demi tahun setelah Banyuwangi berganti seorang Bupati, Bupati baru ini berinisiatif untuk membangun seluruh wisata yang ada di Banyuwangi dan menyebarluaskan keindahan alam yang ada di Banyuwangi. Sehingga saat ini Banyuwangi dikenal dengan sebutan kota wisata. Salah satu tempat wisata di Banyuwangi yang dikenal sampai mancanegara yaitu Blue Fire. Yang mana blue fire tersebut terletak di gunung Ijen Banyuwangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun