Mohon tunggu...
Siti Habibah
Siti Habibah Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Baju Pelindung Antibakteri, Solusi untuk Kekurangan APD di Indonesia

5 Juni 2020   11:18 Diperbarui: 5 Juni 2020   12:17 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skema_pelepasan_ROS_oleh_membran

Sejak terjadinya pandemi covid-19 yang melanda Indonesia, terjadi kelangkaan segala jenis kebutuhaan hidup, baik makanan, obat, alat kesehatan, dan lainnya. Salah satu yang menjadi masalah besar adalah kelangkaan APD untuk tenaga medis. Indonesia bahkan sampai menerima bantuan APD dari negara-negara tetangga, dan konvesi yang tadinya menerima jasa jahit pakaian kini berubah menjadi pembuat APD.

Sifat APD yang hanya bisa digunakan sekali pakai, dan ada peluang tertularnya virus atau bakteri ketika melepaskannya dari badan merupakan sebagian dari beberapa kelemahan APD biasa yang ditemui. Sehingga perlu dibuat APD yang bisa memberikan rasa aman terhadap pemakai.

Sebuah penelitian dari Yang Si dkk dengan judul “Daylight-driven rechargeable antibacterial and antiviral nanofibrous membranes for bioprotective applications”, berhasil menemukan sejenis membran yang ketika terkena cahaya matahari akan menghasilkan zat antibakteri, membrane ini bernama PVA-co-PE nanofibrous membranes. Kabar baiknya, membran ini bisa diaplikasian sebagai pelapis tipis baju pelindung yang berbahan polimer. 

Dalam penelitiannya, Yang Si menjelaskan bahwa ketika membran ini terkena cahaya matahari dan udara, membran akan memproduksi reactive oxygen species (ROS) yang bisa melawan patogen. Dalam proses pembuatanya, Yang Si menggunakan bahan berupa: PVA-co-PE/Poly(vinyl alcohol-co-ethylene) dengan kandungan etilen 27% mol, Air , dan Isopropanol. Ia juga menjelaskan bahwa dalam keadaan gelap, membran tetap bisa memproduksi ROS dalam jumlah sedikit.

Karena kemampuan membran ini yang bisa diaplikasikan ke polimer, maka bisa dikombinasikan dengan baju pelindung yang berbahan polimer dimana membran ini digunakan sebaga pelapis tipis bagian luar dari baju pelindung. Sehingga peluang tertularnya virus atau bakteri kepada pemakai sangat sedikit, baik selama pemakaian maupun ketika proses pelepasan APD. Ada kemungkian juga bahwa baju pelindung ini bisa disterilkan kembali setelah dipakai, dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari selama beberapa jam. Karena, virus covid-19 tidak tahan terhadap panas matahari ditambah dengan zat antibakteri yang diproduksi oleh membran. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk membahas masalah ini, sehingga bisa menghasilkan produk yang lebih baru dan bisa menyelesaikan permasalahan di sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun