Mohon tunggu...
Habibah Bahrun Al Hamidy
Habibah Bahrun Al Hamidy Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Program Magister Psikologi Profesi Peminatan Psikologi Pendidikan

Mendidik adalah Proses Belajar Memahami Manusia-- Love Educational Psychology -- On Progress To Be a Psychologist -- Belajar menjadi bermanfaat untuk manusia lainnya -- Road To Edu_CORNER

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siswi SD, Radikalisme, dan Keprihatinan Kita

21 Januari 2020   14:59 Diperbarui: 21 Januari 2020   16:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang siswi kelas 5 SD di Sukoharjo usia 13 tahun harus menanggung malu dan terancam tidak dapat melanjutkan sekolah lantaran berdasarkan hasil pemeriksaan medis, siswi tersebut dinyatakan hamil 5 bulan. Awal kecurigaan sang bibi melihat perut siswi terlihat lebih besar dari sebelumnya. Pelaku berasal dari teman dekat ayahnya. 

Di lain tempat, berita memprihatinkan pun muncul dari Kalimantan Timur. Seorang siswi kelas 6 SD berusia 13 tahun telah melahirkan seorang bayi laki-laki dengan berat 2,6 kg dan panjang 46 cm. Pelaku berasal dari keluarga dekatnya sendiri. 

Sederet berita menyesakkan dada ini merupakan sedikit dari beragam berita serupa lainnya. Kasus-kasus di atas layaknya fenomena gunung es, lebih banyak lagi kasus serupa yang tidak terekspose media. 

Kondisi anak-anak menjadi korban semacam ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi di antaranya lingkungan keluarga yang tidak memberikan rasa aman kepada anak, lingkungan masyarakat yang cenderung individualis, maupun individu anak yang belum mampu membedakan dengan benar batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan.

Siswi 6 SD merupakan anak dengan rentang rata-rata usia 7 -- 13 tahun. Menurut teori perkembangan anak usia 7 -- 13 tahun memasuki masa kanak-kanak akhir fase peralihan menuju masa remaja. Pada tahap perkembangannya, masa kanak-kanak akhir memiliki tanda-tanda perubahan yang terjadi pada beberapa aspek. Baik fisik, kognitif, emosi maupun kemampuan sosialnya. 

Fase peralihan menuju remaja ditandai dengan perubahan kondisi fisik yang sangat signifikan. Organ reproduksi mulai berfungsi secara optimal dibandingkan pada tahap perkembangan sebelumnya. Kemampuan berpikir masa kanak-kanak akhir pun mulai mencapai kondisi optimal. 

Namun, penanaman nilai dalam diri belum dapat dikatakan sempurna. Masa kanak-kanak akhir adalah masa di mana seorang anak mulai dihadapkan pada tuntutan menemukan identitas diri. Rasa ingin coba yang tinggi menjadikannya seringkali mengambil keputusan yang belum sepenuhnya tepat. Karenanya dibutuhkan peran pendampingan orang dewasa di sekelilingnya untuk membentuk identitas dalam dirinya. Identitas diri yang akan mampu menjadi bekal anak dalam menentukan benar dan salah, maupun baik dan buruk pada berbagai hal yang didapatinya.

Penanaman nilai dalam diri anak pada masa kanak-kanak akhir penuh dengan tantangan. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat membuat sebagian besar anak lebih dulu belajar benar dan salah maupun baik dan buruk melalui media elektronik. 

Di sisi lain, anak yang telah lebih dahulu belajar kepada media elektronik, rentan terpengaruh gaya hidup serba bebas tanpa aturan sehingga, tidak jarang anak tidak tepat dalam menilai benar dan salah maupun baik dan buruk. 

Penanaman nilai harus dilakukan sejak usia dini, agar di masa perkembangan selanjutnya anak telah memiliki bekal menilai berbagai hal yang dihadapi di lingkungannya. Nilai yang sangat penting ditanamkan sejak dini tak lain berupa nilai agama. Nilai agama menjadi fondasi awal yang membekali anak. Nilai agama yang mampu menjaga diri anak untuk tidak mudah terpengaruh dengan berbagai hal yang ia dapati di lingkungannya.

Menanamkan nilai pada diri anak bukanlah pekerjaan ringan. Diperlukan kerja sama antara orang tua, guru dan masyarakat sebagai orang dewasa di sekeliling anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun