Mohon tunggu...
Habibah
Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selain menulis di Kompasiana, saya juga menulis di brownisnis.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tujuh Tahun Setelah Alun-Alun Ujungberung Diresmikan

25 Juli 2022   19:30 Diperbarui: 25 Juli 2022   20:39 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan Raksasa Alun-Alun Ujungberung/Sumber : Dokumen pribadi

Bagi warga Ujungberung Bandung dan sekitarnya, mungkin sudah terbiasa melihat keadaan alun-alun Ujungberung yang sekarang. Dengan tanaman-tanaman di sisinya, tiang-tiang bendera, panggung, hingga area bermain anak yang berada di salah satu sudutnya. Namun, itu adalah alun-alun sejak selesainya renovasi dan diresmikan pada tanggal 14 Juni 2015 oleh walikota Bandung saat itu, Ridwan Kamil.

Di tahun-tahun sebelumnya, kondisi Alun-Alun Ujungberung sangat jauh berbeda. Saat itu, alun-alun hanyalah sebuah lapangan dengan pepohonan di sekitarnya. Tiang bendera pun hanya ada satu, hampir tepat berada di titik tengahnya. Maka dulu, terkadang alun-alun dijadikan tempat untuk upacara atau latihan upacara. Bahkan, karena lapangan yang cukup polos itu, alun-alun juga menjadi tempat olahraga bagi anak-anak sekolah di sekitarnya, baik dari SDN Ujungberung maupun SMPN 8 Bandung. Dan tak jarang, anak-anak sekolah dari kedua sekolah itu berolahraga pada waktu yang bersamaan.

Selain itu, Alun-Alun Ujungberung juga menjadi tempat anak-anak berkuda tanpa harus pergi jauh-jauh ke arena berkuda. Karena setiap harinya, terdapat kuda-kuda beserta tukangnya yang menawari anak-anak berkuda mengitari alun-alun. Tentu, didampingi pula oleh sang tukang. Sedangkan orang tua anak tersebut bisa menunggu di salah satu sisi alun-alun, sembari memperhatikan anaknya yang sedang menunggangi kuda. Namun karena hal ini, pemandangan kotoran kuda bukan lagi hal yang asing ditemukan.

Di malam hari, alun-alun lebih sepi. Tapi sesekali, alun-alun menjadi tempatnya pasar malam bagi warga Ujungberung hingga ramai tak terkira. Banyak wahana permainan yang ditawarkan, seperti kora-kora, rumah hantu, bianglala, dan wahana-wahana pasar malam lainnya dengan tarif yang berbeda-beda pula.

Selain dalam pasar malam, wahana permainan juga dapat ditemukan jika terdapat acara-acara tertentu di siang hari. Misalnya permainan rumah balon, kereta-keretaan, dan masih banyak lagi. Jadi pada intinya, alun-alun pada zaman dulu benar-benar polos sehingga wahana-wahana permainan demikian datang dari luar.

Karena polosnya pula, dalam beberapa kesempatan alun-alun menjadi tempat promosi barang atau jasa tertentu dengan diadakannya panggung. Misalnya, jasa dari bank atau produk minuman. Kadang, diadakan konser juga di sana. Salah satu band yang pernah konser di sana, adalah Seventeen.

Beralih dari alun-alun sebelum direnovasi, kini kita bicara tentang alun-alun yang sekarang.

Terhitung tujuh tahun sejak Taman Alun-Alun Ujungberung pertama kali diresmikan, alun-alun yang sekarang jauh lebih ramai setelah sebelumnya sempat ditutup hingga beberapa bulan akibat pandemi. Namun sayangnya ada beberapa fasilitas yang tak lagi bisa dinikmati, beberapa bulan setelah diresmikannya alun-alun. Salah satu fasilitas yang hilang tersebut antara lain ruang persegi berisi buku-buku yang bentuknya menyerupai tempat telepon yang biasa ada di luar negeri. Seingat saya, kurang lebih seperti itu. Lalu fasilitas lain yang hilang, yaitu kolam ikan. Lebih tepatnya, air bersama ikan-ikannya itu yang telah tiada. Kalau tempat bekas kolamnya, memang masih ada sampai sekarang. Namun tentu kosong melompong.

Kolam ikan di tahun 2015/Sumber : Akun Facebook Ridwan Kamil
Kolam ikan di tahun 2015/Sumber : Akun Facebook Ridwan Kamil

Bekas kolam ikan/Sumber : Dokumen pribadi
Bekas kolam ikan/Sumber : Dokumen pribadi

Meski begitu, masih banyak fasilitas yang masih bisa dinikmati hingga kini. Di antaranya tempat duduk dengan berbagai bentuk dan warna yang melingkari tanaman. Tak lupa ada trek joging yang tentunya biasa digunakan oleh warga untuk joging atau sekadar berjalan santai. Di mana trek joging tersebut mengitari lapangan yang dilapisi paving blok dan biasa digunakan untuk bermain bola di sore hari oleh anak-anak atau senam pagi oleh ibu-ibu di hari Minggu. Nah, ketika ibu-ibu berolahraga, biasanya sang instruktur berdiri di atas panggung agar gerakannya lebih terlihat oleh ibu-ibu yang berolahraga di bawah. Dan di panggung inilah, terdapat huruf-huruf raksasa yang tersusun menjadi kalimat 'ALUN ALUN UJUNGBERUNG'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun