Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Membawa Semangat Bulutangkis ke Pelosok Negeri

1 Juni 2015   23:33 Diperbarui: 13 Juli 2015   23:04 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Perhelatan Bulutangkis kelas dunia kembali hadir di Indonesia, melalui kejuaraan yang bertajuk BCA Indonesia Open 2015, tournament bulutangkis yang mempunyai kelas Super Series Primer atau kelas tertinggi dari segi kualitas baik hadiah maupun para peserta yang mengikutinya. Tetapi ada rasa yang sedikit mengganjal terkait penyelenggaraan Indonesia Open, bahwa pesta bulutangkis ini seolah – olah hanya dapat dinikmati langsung oleh mereka yang tinggal di ibukota Jakarta.

Sejak tahun 2004 sampai sekarang 2015 berarti sudah lebih dari 10 tahun tournament ini tidak pernah pindah pelaksanaan dari Istora Senayan di Jakarta . Menurut pendapat penulis hal ini sangat disayangkan. Mengingat cabang ini animonya sangat besar dipelosok nusantara. Sebagai catatan Sebelum tahun 2004, kota penyelenggara selalu berpindah – pindah  tidak selalu di Jakarta Samarinda, Bandung Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Denpasar, Surabaya dan Batam adalah kota – kota yan gpernah mencicipi menjadi tuan rumah kejuaraan bergengsi tersebut.

Memang dengan ditunjuknya kota ibukota suatu negara sebagai tuan rumah tentunya banyak kemudahan yang didapat. Contohnya lebih mudah berkoordinasi dengan pihak terkait, penerbangan langsung dari kota asal tanpa ribet mikirin transit, kemudahan akomodasi hotel bintang 5, pengamanan, menjaring sponsor besar dan lain sebagainya, selayaknya fasilitas yang ada diibukota suatu negara. Mari sedikit belajar dari Tiongkok dalam menyelenggarakan kejuaraan bulutangkis. Kota penyelenggara tidak melulu diibukota Negara atau kota besar. Perhelatan Piala Sudirman beberapa waktu lalu dilangsungkan di Dongguan, Provinsi Guandong. Kota yang nyaris tidak kita ketahui keberadaannya. Tetapi dapat melangsungkan tournament dengan skala International.

Kembali ke Indonesia apakah karena berbagai kemudahan sebagai Ibu kota sehingga kota – kota lain khususnya diluar Jawa tidak diberi kesempatan untuk menyelenggarakan tournament berskala international seperti itu? Apakah panitia takut dukungan penonton menjadi berkurang kalau apabila tidak dilangsungkan di Istora Senayan? Jelas tidak. yakin seyakin yakinnya Gedung Olahraga Tersebut pasti penuh dari babak penyisihan sampai final.  Apakah Panitia daerah kurang cakap? Tentunya tidak juga, karena diyakini juga banyak insan – insan professional yang mampu melaksanakan gelaran tersebut. Karena sebelum – sebelumnya sudah pernah dilaksanakan dan sukses.

Banyak alasan mengemuka mengapa keadaan ini terjadi. Dari banyak alasan, hanya tinggal 1 alasan yaitu : “niat” kalau sudah tidak ada niat untuk mencoba atau untuk niat untuk membawa gelaran itu keluar, segala macam alasan jadi tidak berguna. Disinilah peran pemerintah berperan. Kalau memang sarana prasarana tidak memadai yang bangunlah bila perlu bekerja sama dengan pihak swasta.

Keuntungan lainnya adalah menjadi “silent promotion” bagi obyek wisata .Jelas  keuntungan ekonomi akan  didapat, apalagi kalau daerah penyelenggaranya adalah memang daerah wisata seperti Bali atau Yogyakarta. serta dapat dikemas sedemikian rupa sehingga para peserta dapat merasakan atmosfer “Indonesia” yang sebenarnya. (Ingat Tournament Tenis Wismilak di Bali, yang dikemas bagus sehingga banyak mengundang petenis top dunia hadir, walaupun kelas tounamentnya tidak terlalu tinggi). Bayangkan bila kejuaraan dilangusngkan di semarang atau yogya. Kemudian keesokan harinya setelah partai final sang Juara bersama pialanya berpose dengan latar belakang Candi Borobudur. Pasti keren sekali.

Soal peningkatan prestasi daerah juga akan berdampak walupun sedikit, yang pasti akan memberikan semangat lebih buat atlet daerah guna mengejar mimipinya. Ditengah minimnya bibit – bibit muda yang akan meneruskan estafet bulutangkis Indonesia kedepan. Sudah sepantasnyalah gelora semangat kebangkitan bulutangkis disebarkan kepelosok negeri, salah satu cara yang paling efektif guna menggugah rasa kecintaan tersebut adalah membawa tontonan yang menarik dan bermutu itu langsung kedepan mata mereka. Karena Indonesia adalah bukan hanya di Jawa saja atau hanya di Jakarta saja. Tetapi dari Sabang sampai Merauke.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun