Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Presiden FIFA ke Indonesia, Murni Urusan Sepakbola atau Kepentingan Bisnis

19 Oktober 2022   16:11 Diperbarui: 19 Oktober 2022   16:15 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepakbola jaman sekarang adalah sudah menjadi sebuah industri. Industri raksasa yang cakupannya sudah ke seluruh dunia. Perputaran uang di dalamnya mungkin sudah mencapai Triliunan Dollar pertahun. FIFA adalah badan independen yang boleh dikatakan menaungi seluruh kegiatan sepakbola baik amatir maupun professional. Singkatnya semua kegiatan sepakbola di planet ini diatur oleh FIFA termasuk juga segala aspek -- aspek bisnisnya.
Setiap Industri, apapun namanya jelas punya aspek negatif, tak terkecuali sepakbola, apalagi kalau pelaku industri tersebut tidak / lalai  menerapkan Standar Operation Procedure ( SOP) yang telah digariskan oleh induk organisasinya. Walaupun kadang SOP tidak bisa di lakukan banyak kendala. Kendalanya mungkin seperti ; , lokasi, masalah ketersediaan sdm, sumber dana, stabilitas politik, sampai intervensi pemerintah. Salah satu aspek yang paling ditakutkan dan paling dihindari dari suatu kegiatan industri apapun dan dimanapun adalah terjadinya korban jiwa.
Kalau sampai ada terjadi korban jiwa, maka yang umum terjadi adalah akan adanya investigasi total terhadap kejadian tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan,  yang misalnya sudah ada di bursa saham kalau sampai kejadian ada korban jiwa dipastikan saham mereka akan terdampak. Bidang industri transportasi contohnya. Mau itu  udara, laut, atau udara apabila terjadi kecelakaan yang merengut korban, sedikit banyak persepsi penumpang akan berubah dan jumlah penumpang akan cenderung tidak percaya untuk menggunakan angkutan tersebut. Singkatnya kalau sudah ada korban maka siap-siap saja perusahaan akan rugi, apalagi kalau beritanya sampai membesar, dan susah diredam niscaya kerugian tinggal menunggu waktu saja.
Kematian 132 supporter sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang, sepertinya membuat Presiden FIFA tersentak, Kalau sampai kejadian ini tidak bisa ditangani dengan baik  maka pastinya ini akan menjadi presenden buruk FIFA di bawah ke pengurusannya. Presiden FIFA sadar dia harus berbuat sesuatu,  tidak bisa cuma duduk manis di Swiss menerima laporan dari"cabangnya" di Asia dan  di Indonesia melalui AFC atau PSSI.
Gayung bersambut, tak lama berselang setelah kejadian tersebut,  Presiden Rebublik Indonesia Joko WIdodo ( Jokowi), menelpon langsung Presiden FIFA menjelaskan dan sekaligus minta bantuan untuk membereskan sepakbola Indonesia. Kejadian unsur pemerintah langsung menelpon Presiden FIFA sebenanrnya  agak aneh dan jarang terjadi. Karena kita tau bahwa urusan sepakbola apalagi terkait federasi sepakbola di suatu negara, sangat diharamkan oleh FIFA untuk diintervensi oleh pemerintah.
Namun dengan kejadian memilukan ini tidak ada alasan bagi PSSI apalagi FIFA untuk mengatakan bahwa yang dilakukan Jokowi adalah intervensi. Toh yang meninggal adalah warga negaa Indonesia. Rakyat yang dia pimpin. Dan berhak mendapatkan perlindungan seutuhnya dari negara. Walaupun dapat kita baca bahwa selama ini, Jokowi juga sudah kesal terhadap PSSI, dana sudah banyak keluar tapi prestasi tak kunjung baik, malah buat onar dimana mana. Kalau nantinya ada kepentingan politik atau apapun  dibelakangnya kita pun tidak tau, kita cuma maunya sepakbola Indonesia maju.
Merespon permintaan dari Jokowi terkait perbaikan sepakbola di Indonesia, akhirnya Presiden FIFA bersedia untuk terbang dan mengunjungi negara yang peringkat FIFAnya "hanya' berkisar di angka 150, luar biasa bukan. Ibarat seorang Panglima yang harus datang ke Kodim untuk membereskan urusan disana, atau seorang Presiden yang datang ke kelurahan karena, lurahnya tidak cakap bekerja.
Pertanyaan besarnya adalah, mau-maunya Presiden FIFA datang ke negeri yang bahkan negara nya tidak pernah juara di kompetisi kawasan regional, apalagi sampai lolos ke Piala Dunia. Pemain -- pemainpun tidak ada yang menembus liga utama papan atas di Asia apalagi di Eropa.
Satu sisi Presiden FIFA harus memastikan bahwa sepakbola di bawah FIFA harus berjalan sesuai dengan standar yang berlaku, mau dimanapun atau dimainkan oleh siapapun. FIFA berkomitmen untuk mengurangi gap antara negara-negara yang maju sepakbolanya dengan negara- negara yang "baru" bermain bola. Bahkan untuk itu FIFA sampai bersedia akan membuat kantor sementara di Indonesia. Tentunya hal ini adalah hal  yang sangat baik bagi Indonesia karena saat Indonesia Timnas Indonesia sendiri sedang dalam tren yang positif setekah di latih oleh Shin Tae Yong
Sisi yang lain mengapa Presiden FIFA sampai mau datang ke Indonesia, boleh dibilang ini terkait urusan bisnis, urusan uang besar. Indonesia adalah mungkin basis massa supporter sepakbola terbesar di Indonesia. Dengan penduduk hampir 300 jt dan sepakbola adalah olahraga nomor satu, hampir semua klub-klub liga top eropa mempunyai basis massa di Indonesia. Dan boleh dibilang basis massa supporter tersebut mungkin lebih besar dari basis massa yang ada di negara asalnya.
Artinya adalah, Indonesia adalah pasar yang sangat seksi untuk pemasaran sepakbola, kita ketahui bersama keuntungan terbesar dari industry sepakbola antara lain adalah menjual hak siar pertandingannya. Dari pendapatan hak siar inilah FIFA dan klub klub mendapatkan uang yang lumayan fantastis.
Sponsor -- sponsor pun akan menguncurkan dananya kalau pertandingan tersebut berpotensi untuk ditonton banyak orang. Dan Indonesialah pasar terbesar untuk segala macam yang berbau sepakbola. Jadi jangan heran kalau sampai gelaran Piala Dunia walaupun masih U-20 Indonesia bisa menjadi tuan rumahnya.
FIFA jelas tidak ingin peristiwa Kanjuruhan berdampak kepada kepercayaan para sponsor terhadap kinerja FIFA, apalagi peristiwa ini merengut korban jiwa tidak sedikit. FIFA harus cepat merespon kejadian ini. Sebagai Presiden FIFA tentunya adalah orang yang sangat tepat untuk memulai hal tersebut. Dengan hadirnya orang nomor satu, dapat dipastikan level -- level dibawahnya kan bekerja lebih sungguh.
Harapannya dengan melihat kesungguhan FIFA untuk mau membantu dan juga terjun langsung ke lokasi kejadian, hal ini membuat para pemegan uang ( baca : sponsor) tidak lari dan tetap mendung program- program yang dicanangkan oleh FIFA.
Presiden Jokowi dengan kapasitasnya sebagai kepala pemerintahan sudah melakukan yang terbaik di dalam " jalurnya" tidak boleh intervensi berlebihan, tetapi tetap memberikan tekanan dan catatan terhadap kinerja PSSI. Presiden FIFA pun sudah berkomitmen penuh untuk membantu Indonesia memperbaiki sepakbola Indonesia secara keseluruahn.
Nah yang ditunggu adalah gerakan dan gebrakan dari PSSI sendiri,  organisasi yang menaungi seluruh kegiatan sepakbola di tanah air. Langkah -- langkah perbaikan secara kongkret dan terukur harus segera dilakukan. Jangan lagi menunggu ada kejadian baru dilakukan evaluasi. Mumpung Induknya ada di Indonesia, manfaatkanlah untuk mengurangi polemik-polemik yang ada dimasyarakat, misalnya ; uji verifikasi dan uji kelayakan stadion-stadion di Indonesia. Termasuk tentunya Jakarta International Stadiium ( JIS), tinggal bawa orang FIFA kesana. Kalau boleh dan oke yang gunakan, tapi kalau belum apa yang belum, jadi jelas masyarakat pun tidak menuduh aneh -- aneh ke PSSI.
Yang tak kalah pentingnya adalah  sampai kapan kompetisi ini di stop, karena semua ini terkait dengan berbagai aspek, sponsor, kontrak siar, kontrak pemain, yang pada akhirnya roda industri sepakbola di Indonesia tidak berputar. Tentunya kalau tidak berputar, hajat hidup orang banyak akan terdampak, dari pemilik klub, pemain, sampai kepada pedagang penjual minuman di sekitaran stadion pun terdampak.
Atau kalau memang sudah tidak sanggup menjalankan amanah organisasi, mungkin mengibarkan bendera putih adalah jalan yang lebih terhormat, daripada mempertahankan tetapi pada akhirnya mengorbankan banyak pihak.

Salam Olahraga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun