Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cerah di Batang, Gelap di Jakarta

4 Oktober 2022   18:20 Diperbarui: 4 Oktober 2022   18:23 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nasdem telah resmi mengusung Anies Baswedan menjadi calon presiden ( capres) dari Partai Nasdem. Walaupun belum ada kepastian apakah Anies nantinya bisa maju menjadi capres untuk berlaga di pemilihan presiden 2024 (pilpres 2024). Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain untuk meraih minimal 20 % persen suara sebagai syarat mengajukan calon. Nasdem sendiri "hanya" mempunyai modal 9.05 %. Disebutkan saat ini  Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) dan Partai Demokrat ( PD)  adalah dua partai yang paling dekat untuk berkoalisi dengan Nasdem. Walaupun sampai saat ini belum ada kepastian apa -- apa dari koalisi ketiga partai ini.

Menarik memang pencalonan Anies Baswedan ini, terkesan buru -- buru, seolah-olah tidak ada hari lain. Pilres sendiri masih lama, masih 1.5 tahun lagi kalau benar akan dilakukan di bulan Februari 2024. Ini Jelas membuat suasan politik di Indonesia sedikit memanas, dan tentunya imbasnya tetap ke Istana yakni Presiden dan para pembantunya ( Baca : Menteri)

Langkah Nasdem yang notabene adalah bagian (koalisi) pemerintah Jokowi saat ini jelas membuat beberapa loyalis Jokowi yang ada di dalam kabinet "bereaksi". Wajar saja karena Anies beserta pendukung militannya sudah diketahui secara umum bersebrangan baik secara politik dan arah kebijakannya dengan Istana. Pendukung Anies memposisikan sebagai "oposisi". Nah pada saat Nasdem masuk kedalam barisan pendukung Anies tentunya membuat anak buah yang loyal ke Jokowi menjadi tidak nyaman. Tentunya ketidaknyamanan itu tidak bisa diumbar secara terang-terangan di media. Maka bahasa menyindir secara halus dan kata kata penuh makna menjadi pilihan.

"Cerah di Batang, Gelap di Jakarta" adalah ucapan dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat Groundbreaking salah satu produsen pipa di Batang, Jawa Tengah. Sekilas kalau orang awam mengartikan hal ini tentunya tidak ada yang salah. Memang pada saat itu cuaca di Batang memang sedang panas terik. Sedangkan di Jakarta beberapa hari belakangan sering mendung dan hujan sering turun.

Namun kalau sudah selevel menteri yang berbicara, di depan Presiden dan ada penekanan khusus ke Pak Ganjar, tentunya public juga bisa memaknai yang lain. Boleh dibilang ini adalah dukungan Bahlil untuk Ganjar berlaga di Pilpres nanti. Bahlil pastinya tidak asal ngomong memilih kata -- kata tersebut. Makna yang terkandung didalamnya bisa cukup dalam. Apa reaksi Presiden?  Seperti biasa Pak Presiden hanya senyum simpul penuh makna. Walaupun pada akhirnya mengajak Pak Ganjar untuk satu mobil saat acara selesai.

Kata -- kata diatas mungkin juga adalah dukungan pribadi Bahlil ke Ganjar, tetapi mengingat hubungan yang cukup dekat antara Bahlil dan Presiden boleh jadi ini juga yang menjadi keinginan Presiden. Selain itu Bahlil sebenanrnya juga menyentil secara halus partai Nasdem yang masih di dalam koalisi tapi sangat buru -- buru mencalonkan "oposisi" sebagai Capres.

Nasdem tentunya tidak tinggal diam, Nasdem pasang badan dengan ucapan Bahlil yang dinilai memojokkan Anies. Sampai -- sampai Bendahara Umum  DPP Partai Nasdem Ahmad Sahroni  berkata bahwa ucapan Bahlil tersbut sangat tendensius. Singkat kata Nasdem protes keras. Melihat hal ini kedepannya akan semakin banyak kejadian / isu yang akan menjadi "bumbu" menuju proses pencalonan presiden 2024. Genderang perang mulai ditabuh. Partai -- partai mulai merapatkan barisan dan menyusun strategi.

Terkhusus untuk Nasdem, saya kira Presiden tidak akan me- reshuffle kabinet yang diisi oleh para menteri dari Nasdem. Hal ini sesuai karakter Presiden kita yang katanya lemah lembut penuh tata karma tapi mematikan. Nasdem dibiarkan bermain dua kaki. Jadi oposisi dan jadi koalisi. Yang repot tentunya para menterinya itu sendiri. Mau menyerang pemerintah eh masih di dalam pemerintahan juga. Mau mengundurkan diri kok gengsi.

Untuk siapapun yang merasa disinggung oleh Pak Bahlil jangan berkecil hati. Ingat kata -- kata mutiara dari Ibu Kartini. "Habis gelap terbitlah terang". Dan yang terang mungkin juga bisa semakin terang.

Salam poliTIKUS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun