Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sang Putri Vs Gubernur, Rivalitas atau Strategi?

25 Mei 2021   01:06 Diperbarui: 25 Mei 2021   01:18 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat dan mencermati dunia politik, khususnya politik di Indonesia kadang tidak bisa dilihat secara linier atau garis lurus saja. Politik sejatinya tetap sebuah seni untuk mencapai suatu kekuasaan. Kalaupun saat ini bisa kita asumsikan dari A menuju ke B. tetapi dalam politik kita harus ke C atau D terlebih dahulu, untuk pada akhirnya kembali ke B, sesuai tujuan awal.

Begitu juga kita melihat "riak-riak" kecil yang terjadi di dalam tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI -- P). Ketika seorang anak dari Ketua Umum , menjabat Ketua DPP pusat, yang juga merangkap ketua DPR serta orang yang dianggap bakal meneruskan trah Soekarno, mengadakan acara dengan judul menterang  yakni Penguatan Soliditas Partai Menuju Pemilu 2024, di Semarang  Jawa Tengah.

Maka publik langsung bertanya tanya kenapa Sang Gubernur yang notabene masih kader PDI P yang tinggal di semarang, yang elektabilitasnya menuju 2024 sangat tinggi, sampai tidak diundang ke acara tersebut ? Kita sebagai masyarakat dan pemilih nantinya harus bisa melihat dengan jernih berbagai kemungkinan atas apa yang terjadi atas acara tersebut dan hubungannya terkait pilpres 2024.

Rivalitas

Pandangan pertama tentu kita akan melihat secara linier saja, tentang apa yang terjadi. Dari berbagai pembahasan pada intinya yang akan keluar sebagai kesimpulan adalah bahwa ; Sang Putri Mahkota berusaha menjegal saingannya untuk medapatkan tiket Presiden 2024 dari partai yang dipimpin oleh Ibu nya sendiri.

Apa yang terjadi kemaren tentunya bukan lagi sindiran tetapi benar benar senjata yang dirancang menusuk jantung Sang Gubernur. Bayangkan saja acaranya diselenggarakan di halaman rumahnya tetapi dia sendiri tidak diundang. Bahkan barangkali kalau ada partai lain membuat hajatan di daerah kekuasaannya, kemungkinan besar Sang Gubernur-pun masih diundang sebagtai tamu kehormatan karena posisinya sebagai kepala daerah.

Putri Mahkota seakan ingin memberi pelajaran siapa yang sebenarnya paling berkuasa atau yang paling dekat dengan yang berkuasa. Dengan hak istimewa karena adanya aliran darah dari Sang Ketum, Putri Mahkota ingin mengatakan kamu itu bukan siapa-siapa tanpa Partai Ibu-ku.

Lantas mengapa sasarannya Sang Gubernur? Tentu karena dari berbagai survey yang ada, dialah kader yang memang sangat potensial untuk dimajukan, karena Presiden yang sekarang sudah tidak bisa mencalonkan lagi. 

Sudah cukup 10 tahun tujuan utama berdirinya partai yakni menjadi yang paling berkuasa ( baca : Presiden) diserahkan kepada orang lain, bukan lingkaran dalam atau yang punya pertalian darah dengan Soekarno.

Sang Putri Mahkota bukan nya tidak berusaha dan juga Ibu Ketum tidak tinggal diam dalam mendongkrak elektabilitas sang putri mahkota, dari jabatan di dalam partai sendiri yang mungkin hanya kalah dari Ketum dan Sekjen, pernah menjadi Menko, bayangkan Menko untuk usia segitu, bukannya adalah satu prestasi yang mantap. Dan bahkan sekarang duduk menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), jabatan yang sangat -- sangat bergengsi seharusnya. Dimana kedudukannya boleh dibilang setara dengan Presiden.

Kalau Presiden dipilih langsung oleh rakyat, ketua DPR dipilih oleh para wakil rakyat yang secara hukum adalah perakilan dari setiap rakyat Indonesia, jadi bisa dibilang ketua DPR adalah juga mempresentasikan suara rakyat Indonesia. Hanya berbeda dalam peran dan tanggungjawab saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun