Hal ini telah dilakukan oleh cabang olahraga bulutangkis beberapa waktu lalu dengan menggandeng salah satu provoder televisi berbayar. Terbukti dengan adanya kegiatan ini masyarakat menjadi antusius dan terhibur mengikutinya. Para pemainpun termotivasi untuk tetap berlatih karena ada tujuan yang akan dicapai. Walaupun bertanding antar teman pelatnas.
Hal ini dapat dicontoh oleh cabang olahraga olahraga lain. Mereka dapat menggelar mini turnamet dengan menggadeng sponsor, dan terutama yang penting adalah ada media yang menyiarkannya.
Lokasi kegiatan tidak perlu jauh-jauh cukup di pelatnas olahraga  itu sendiri, sehingga dapat menghemat biaya sewa tempat dan lain -- lain. Bahkan panitia bisa antara pengurus dan atlet sendiri.
Bulutangkis sudah memberi contoh, mungkin kedepan cabang lain seperti ; Tenis Lapangan, Tenis Meja, Futsal, atau yang lain  bisa mengikutinya. Intinya adalah atlet senang dan termotivasi, masyarakat dapat tontonan yang bermutu, daripada dari pagi sampai malam disuguhi sinetron.
2. Bertanding tanpa penonton
Seperti disebutkan di atas bahwa bertanding tanpa penonton memang terasa aneh, tetapi hal ini mesti di lakukan. Pertandingan sepakbola di luar negeri khususnya di benua Eropa sudah berlangusng kurang lebih 1 bulan tanpa kehadiran penonton di stadiun. Dan dengan disiplin yang ketat mereka dapat melaksanakan pertandingan tersebut.
Memang diperlukan persiapan ekstra sebelum dapat melaksanakan pertandingan terutama sekali jelas kesehatan para pemain yang akan turun beserta staff tim harus benar benar sudah tidak terindikasi membawa virus. Kalau hal ini seharusnya bisa dilaksanakan karena kita tinggal "mencontoh" protokol yang telah ada. Hanya mungkin keluar ekstra uang untuk melengkapi peralatan.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah memang mencegah para supporter untuk tidak berkumpul/datang ke stadion. Sepakbola Indonesia sudah dicitrakan sebagai olahraga rakyat, dengan supporter yang fanatik. Fanatik dalam hal ini adalah  sampai kadang mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi dilapangan. Tetapi hanya ingin rame rame, konvoi, dan berkerumun.
Memang perlu tindakan tegas aparat serta juga edukasi dari para klub kepada para suporternya. Menyelenggarakan pertandingan ditempat netral juga bisa menjadi alternative. Misalnya Persija tidak bisa menggelar pertandingan di Jakarta, begitu juga Persebaya tidak bisa di Surabaya, Persib tidak di Bandung. Tetapi mungkin diluar daerah bahkan luar pulau. Sehingga dapat meminimalisir kedatangan supporter.
3. Bantuan kepada Induk Cabang Cabang olahraga
Pemerintah juga harus memberikan bantuan kepada insan olahraga di Indonesia. Baik langsung maupun tidak langsung. Karena tidak semua atlet nasibnya seperti para atlet bulutangkis yang sudah mendapatkan penghargaan yang sesuai. Banyak atlet bahkan mantan atlet dihari tuanya harus berjuang hanya sekedar untuk bertahan hidup. Lewat Induk Olahraga bantuan dapat disalurkan sehingga dapat lebih tepat sasaran.