Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Asa Indonesia ke Piala Dunia Tinggal Selangkah Lagi

29 September 2018   11:25 Diperbarui: 29 September 2018   11:29 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tinggal selangkah lagi Timnas Indonesia untuk ikut putaran final Piala Dunia dapat terwujud. Memang bukan lewat Timnas Senior, kesempatan itu datang dari perjuangan para pemain muda kita lewat Timnas U-16. Berbekal menjadi juara di babak penyisihan grup Piala Asia U-16, dengan 1 kemenangan (atas Iran), dan imbang (atas India dan Vietnam) Indonesia akan berhadapan dengan Australia. Dengan delapan tim dari yang lolos ke babak 8 besar ini, akan memperebutkan tiket semifinal. Dan empat semifinalis inilah yang berhak mewakili Asia untuk berlaga di Ajang Piala Dunia U-17 di Peru tahun depan.

Perjalanan tim usia muda ini memang boleh dibilang luar biasa, sejak terbentuknya sampai sekarang mereka banyak menorehkan prestasi hebat. Di bawah bimbingan Facri Husaini yang juga dianggap sebagai ayah bagi para pemain ini, bakat -- bakat muda terbaik disaring dan digodok untuk menjadi timnas yang kuat. Perjalanan mereka menjadi kampium untuk AFF U-16 lalu serta menjadi juara grup di babak penyisihan Piala AFC dengan unggul atas tuan rumah Thailand cukup menggambarkan kekuatan U-16 yang kita punyai.

Kita patut berbangga bahwa Indonesia sebenarnya tidak pernah kekurangan stok bibit -- bibit pemain hebat selain U-16 kita juga punya U-19 dan juga para punggawa U-23 saat ini sebagian besar juga alumni U-19 era Indra Syahfri Jilid I.

Kekuatan mendasar yang dimiliki para pemain kita yang nampak jelas adalah terkait dengan kecepatan yang dimiliki para pemain kita. Hampir semua komentar pelatih luar apabila ditanya tentang keunggulan pemain Indonesia adalah tentang kecepatan. Pemain kita memang cepat -- cepat dalam berlari dan mengojek bola. Sebut nama Maldini Pali, Ilham Udin, Febri Haryadi, Osvaldo, Egy, dan sekarang ada nama Supriadi dan Bagus, yang mendapat kredit poin dari para pelatih luar.

Dengan bakat alam yang telah dimiliki ini, seharusnya kita dapat berbicara lebih banyak untuk kedepannya. Ditambah pengetahuan tentang organisasi permainan, pemahaman taktik, serta sikap mau terus belajar dan rendah hati. Niscaya ke depannya para pemain dan timnas ini mempunyai masa depan yang cerah.

Tetapi timnas kita juga tentunya punya kelemahan yang nampak jelas terlihat. Egoisme kadang muncul karena mau pamer skill, dan yang terpenting adalah masalah menjaga emosi selama di dalam pertandingan. Istilah kerennya di luar boleh panas, tetapi otak tetap dingin. Banyak kejadian karena tidak dapat mengontrol emosi pada masa masa krusial, justru malah merugikan seluruh Tim dan harapan semua warga Indonesia.

Menghadapi Australia di babak delapan besar, Timnas kita dituntut untuk tampil sempurna. Kesalahan -- kesalahan elementer seperti saat melawan Vietnam dan India semaksimal mungkin dibenahi. Sektor sayap harus mampu membangun kreativitas bukan hanya lewat penetrasi langsung yang sering banyak gagalnya, tetapi juga memaksimalkan umpan -- umpan tarik yang sangat jarang terlihat di dua pertandingan terakhir.

Sektor depan yang diyakini akan diisi kembali oleh Bagus harus semakin cerdik dalam penempatan posisi dan improvisasi serangan. Tidak perlu harus selalu memaksakan diri kalau memang peluang itu lebih baik diberikan kepada teman yang lain. Bagus harus sadar bahwa dia sekarang telah menjadi magnet para bek-bek lawan untuk semakin sering menjaganya. Kalau begitu harus disiasati bahwa Bagus kadang harus menjadi pemantul bola bukan lagi sebagai target.

Transisi pemain tengah harus diperbaiki, terlihat saat melawan India, apalagi saat serangan balik, lini tengah sepertinya kedodoran. Lini tengah yang solid memang menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi tim pelatih. Kalau di U-23 ada seorang Evan Dimas, serta di U-19 ada Witan. Saat ini di U-16 belum ada pemain tengah yang betul -- betul bisa menjadi "nyawa" tim. Harapan sebenarnya ada di pundak David Maulana dan Sutan Zico untuk lebih bisa mengatur ritme pertandingan.

Di lini belakang, pastinya harus waspada dengan bola -- bola atas yang kiranya akan banyak diperagakan para pemain Australia karena keunggulan postur tubuh mereka. Jangan sampai lengah dan konsentrasi harus full sepanjang pertandingan. Overlap bek sayap harus diperhatikan momen yang tepat baru maju karena sangat riskan tusukan dari sayap.

Untuk skema permainan intinya bahwa kita harus tetap percaya diri memainkan sepakbola gaya Indonesia yang lebih kepada umpan satu dua dan pressing yang ketat. Hindari umpan umpan jauh yang sering dilakukan seperti saat melawan India. Hal itu sangat mudah terbaca lawan dan membuang banyak energi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun