Sampai saat ini gelaran kompetisi sepakbola di Indonesia masih belum jelas kapan dilaksanakan. Liga musim lalu sendiri telah berakhir pada pertengahan November 2017 lalu dengan FC Bhayangkara menjadi juara. Jadi sampai sekarang sudah sekitar 4 bulan sejak kompetisi berakhir, jadwal kick off musim baru belum juga pasti.
Pada awalnya, kasta tertinggi kompetisi nasional direncanakan bakal dilakasanakan pada 24 Februari, kemudian berubah lagi menjadi 3 Maret, lalu dimundurkan ke 10 Maret. Terbaru, Liga 1 rencananya dihelat antara 18 Maret sampai 25 Maret 2018.
Dua tournament pra musim yang menjadi ajang pemanasan bagi klub menjelang kompetisi resmi bahkan sudah selesai digelar. Dimulai dengan Piala Presiden dengan memunjulkan Persija Jakarta sebagai juara, Kemudian ada Piala Gubernur Kaltim dimana Sriwijaya FC keluar menjadi juara setelah mengalahkan Arema. Setelah adanya tournament pra musim tentunya klub dan para pemain berharap liga resmi segera dimulai agar performa mereka tidak kemabli turun. Dan mereka tetap dalam level permainan yang kompetitif.
Titik krusial yang masih menjadi kendala adalah sampai saat ini adalah mengenai belum jelasnya utang PT LIB selaku operator kepada klub klub peserta. Utang tersebut adalah pembagian dari hak siar serta subsidi kepada klub.
Belum lagi dalam waktu dekat Indonesia sudah disibukkan dengan agenda Asian Games, termasuk juga sepakbola. Semakin mundur jadwal liga dimulai maka, akan berdampak kepada persiapan timnas. Karena saat perhelatan kompetisi akan rehat sejenak. Belum lagi dalam persiapan tim bisa jadi 1 bulan menjelang perlangsung para pemain sudah melaksanakan training camp. Dan tentunya para pemain meninggalkan klub.
Kalau sampai sebulan lagi belum ada kejelasan, maka bisa jadi kemungkinan terburuk adalah kick off akan dimulai setelah perhelatan Asian Games digelar. Hal ini mungkin baik bagi persiapan timnas, tetapi sangat merugikan klub yang sudah mengontrak pemain dan membayar gaji mereka.
PSSI dalam hal ini sebagai induk sepakbola harus mengambil langkah tegas apabila hal ini terus berlarut -larut, karena pada akhirnya klub dan pemainlah yang akan dirugikan. PSSI tidak bisa terus menunggu PT LIB menyelesaikan masalah. PSSI harus lebih aktif lagi ikut campur menyelesaikan.
Semoga Pak Edy Rahmayadi selaku ketua umum PSSI melalui pltnya yakni Djoko Driyono dapat segera turun tangan, karena sesuai dengan iklan yang sering muncul belakangan ini Pak Edy tidak boleh menyerah pada keadaan dan tetap semangat dalam membawa PSSI menjadi lebih baik. Klub dan pemain sudah menunjukkan sikap yang demikian sekarang tinggal menunggu para pemangku amanah untuk juga bersikap demikian.