Mohon tunggu...
Mohammad Nurul Hajar
Mohammad Nurul Hajar Mohon Tunggu... Administrasi - Untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan

Membantu Guru Bekerja Lebih Baik dalam Pekerjaannya

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Durian Gentenan

23 Februari 2020   17:25 Diperbarui: 23 Februari 2020   17:37 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Mohammad Nurul Hajar

Hari Jum'at kemarin saya sengaja tidak ikut senam, karena saya olah raga sendiri keliling kota naik sepeda. Sehingga datang ke kantor sudah sekitar jam 8.15 WIB.

Beberapa teman masih menikmati kue korkit yang ada di meja kantor. Sepertinya mereka, teman teman pengawas madrasah, baru saja pesta korkit. Beberapa korkit masih ada, ada teman yang mempersilahkan untuk menyicipi. Saya hanya tersenyum karena saya baru saja minum air kelapa muda dan makan degan.

"Mas, ikut yuk cari durian ke Gentenan." Ajak Dik Meike Wijaya Meike.

"Siap." Saya sambil melangkah ke luar kantor.

"Kok cewek semua? Kalau tidak ada laki lakinya saya tidak jadi ikut. Bisa bisa keringatan tidak selesai selesai ." Komentar saya lebih lanjut ketika ketemu mbak Fajri Titim, Linda Wahyu dan Fia.

"Tidak...Ada Pendekar Yono ikut juga." Sahut dik Meike istri Yono.

Seingat saya sekitar setahun yang lalu pas musim durian tahun kemarin terakhir bersama istri dan anak anak saya ke Gentenan. Kurang lebih tiga kali, tahun kemarin saya hunting durian ke Gantenan.

Kunjungan pertama masih menyenangkan. Ke dua dan ke tiga dikecewakan oleh dua pedagang durian. Durian yang sudah dipilah dan ditawar istri saya, tidak langsung diberikan. Setelah kami beranjak mau masuk mobil, istri saya dipanggil setumpuk durian yang sudah dipilih diberikan.

Tampa melihat lagi, tumpukan durian sekitar enam buah itu langsung dibayar. Ketika saya angkat ternyata ada dua yang busuk. Padahal yang dipilih oleh istri saya tidak adak yang busuk. Oleh karena itu, istri saya komplin. Khas ibu ibu, sempat ramai. Namun akhirnya yang waras, istri saya, mengalah.

Pengalaman berikutnya, sepakat durian yang rusak dan tidak manis akan diganti. Dengan alasan mau ambil barang, penjual minta uang duluan. Setelah istri memberikan sejumlah uang untuk lima buah durian, penjual meninggalkan kami. Di situ ada mbah si penjual yang menjaga durian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun