Mohon tunggu...
Lyfe

Analisis Novel Raditya Dika, "Cinta Brontosaurus"

21 Februari 2018   18:38 Diperbarui: 21 Februari 2018   18:40 6463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Novel Cinta Brontosaurus ini bercerita tentang kisah keseharian Raditya Dika yang biasa disebut sebagai Dika di cerita. Novel ini dimulai dengan kisah ketika Dika berada di SD. Pada cerita kali ini seorang Dika yang masih berada di bangku sekolah dasar, menyukai seorang perempuan yang bernama Lia, ia memutuskan untuk menulis surat untuknya pada gadis yang ia "taksir" itu dalam Bahasa Inggris. Tetapi apadaya Dika yang kurang jago menulis dalam Bahasa Inggris, dan hanya mengetahui bunyinya saja. "I thing you every..." dengan sok tahu dia menuliskannya di kertas. 

Kemudian ia terdiam dan memikirkan bagaimana menulis "Night". Untung saja Dika masih mengingat suatu film yaitu Masked Raider Knight, "Aha aku tau!" langsung saja ia mengira jika penulisan "Night" adalah "Knight" tanpa pikir panjang ia langsung menuliskan "I thing you every knight" dengan penuh keyakinan. Sial bukan main harus didapatkan Dika. Ternyata Sang Pujaan Hati "Lia" adalah orang yang pernah tinggal di Amerika, sehingga Lia mengetahui bagaimana cara menulis dalam Bahasa Inggris yang benar. Bukannya membalas dengan surat cinta, justru Lia membalas surat Dika dengan membenarkan kata kata Dika. Jadilah seperti essai yang dikoreksi oleh guru Bahasa Inggris. Akhirnya cinta Dika berakhir tragis.

Kisah diatas adalah satu contoh dari beberapa kisah Raditya Dika buku Cinta Brontosaurus ini. Buku yang Raditya Dika ini menceritakan bagaimana seorang "Dika" yang menjalani hidupnya dan belajar dari pengalaman yang kebanyakan bertema percintaan, mulai dari diputuskan pacarnya hingga betapa ke'abnormal'an anggota keluarganya. Dengan diberikan bumbu kekonyolan pikiran Dika, Novel ini menjadi menarik dan membuat tertawa setiap orang yang membacanya walaupun kata kata terkadang tidak di filter (blak blakan). Tetapi buku ini juga mengajarkan berbagai pengalaman Raditya Dika yang kita bisa menjadi pelajaran ambil hikmahnya

Novel ini bertemakan percintaan yang dibungkus dengan bumbu bumbu humor seperti di salah satu kutipan di novel ini yang bercerita tentang masa TK ketika ia menyukai seorang perempuan, dan suatu saat DIka menirukan adegan di serial film di salah satu stasiun tv yang memberi tahu jika perempuan suka jika tangan perempuan digandeng tangannya oleh laki laki. Akhirnya Dika menggandeng Debby, perempuan yang disukai Dika. Tetapi ada salah satu teman Dika yang melihatnya memegang tangan Debby, dan kemudian dia berkata "Ih, kan NANTI BISA HAMIL dik". Setelah itu Dika seperti disambar oleh petir dan menumbuhkan rasa penasaran dan juga takut jikalau Debby benar benar hamil, akhirnya ia menanyakannya ke pamannya bagaimana cara orang hamil, tetapi itu tidak menjawab pertanyaan Dika walau pamannya sudah menjelaskannya pada Dika karena kepolosan seorang Dika yang masih usia 6 tahun. Sampai suatu saat Dika menanyakannya sendiri ke Debby apakah dia hamil atau tidak, justru Debby yang balik bertanya apakah itu hamil. 

Masih banyak lagi cerita cerita seorang Raditya Dika yang pada akhirnya selalu berujung dengan tragis dan keanehan yang memutuskan hubungan mereka. Walaupun gaya Bahasa dalam novel ini terlalu senonoh atau tidak di filter, tetapi justru menunjukan keaslian cerita ini dan juga terkadang membuat kita yang membacanya menjadi tertawa terbahak bahak dan terkadang merasa jijik. Meskipun gaya bahasa di novel ini menggunakan Bahasa gaul seperti guedan lo, novel ini menceritakan bagaimana suasana dan juga Bahasa yang kekinian yan terjadi pada kaum remaja. Karena novel ini menggunakkan gue, maka novel ini pantas dikategorikan sebagai novel dengan sudut pandang pertama, karena hamper sepanjang cerita Dika selalu menggunakan gue untuk menggantikan kata aku dalam setiap cerita.

Tokoh Raditya Dika di dalam buku ini, selalu bercerita di berbagai tempat seperti di Jakarta di halaman awal bercerita tentang Dika yang sedang menyetir di daerah Jakarta dan kebingungan arah yang mana untuk kerumah temennya yang akhirnya justru ia malah menuju kota Tangerang. Tidak hanya di Jakarta, Tidak hanya didalam negeri saja, tetapi juga ketika Dika berada di Perth untuk homestay selama dua minggu yang mana Dika harus tinggal bersama orang bule dan harus belajar Bahasa Inggris disana selama dua minggu dan menyesuaikan diri disana. 

Pada bab terakhir "Cinta Kucing", Dika juga bercerita tentang latar tempat di rumah seperti kebiasaanya menyukai kucing dan rumahnya yang ia sebut sebagai rumah jagal karena setiap hewan yang keluarganya bawa selalu berakhir dengan mengenaskan, dan akhirnya ia menemukan cara untuk mengajari kucing untuk pup di tempat yang benar. 

Latar waktu disebutkan pada sore hari seperti di halaman 74 yang bercerita tentang Dika yang sedang mengalami patah kuku dan lama tidak diobati dan terpaksa harus dioperasi. Dalam cerita ini terjadi percakapan antara Dika dan dokter di rumah sakit Medistra yang pada akhirnya Dika harus mendapatkan operasi cantengan keesokan sorenya seperti yang dikatakan oleh dokter. Kemudian keesokan sorenya Dika dimasukkan disuatu ruangan yang serba putih dan Dika ditutupi dengan baju operasi dan pada akhirnya, Dika dapat berjalan dengan baik lagi. 

Buku ini juga memliki latar malam seperti pada saat Dika sedang diperjalanan menuju Bintaro dan langit sudah mulai gelap untuk mengerjakan design buku tahunan bersama temannya, dan Dika bercerita jika dia cemas membawa mobil malam malam dengan mata minusnya yang lumayan parah juga. Latar suasana bercerita banyak seperti suasana Dika yang sedang malu ketika ia menari dan sarungnya melorot dan Debby yang melihat Dika telanjang di panggung. Begitu juga terdapat suasana sedih ketika Radit ditolak mentah mentah oleh Katie yang ilfill ketika melihat foto Dika dan juga Biodata yang ia kirim.

Alur dalam cerita ini adalah alur maju, seperti dari awal halaman hingga terakhir, Dika selalu menjelaskan secara urut bagaimana kisah cintanya pada waktu TK bersama Debby, kemudian bagaimana tragisnya ketika ia mencoba mengirimkan surat dalam Bahasa Inggris kepada Lia. Dan kehidupannya ketika ia hidup di Australia dan menderita "mencret darah". Seorang Dika dalam tokoh ini memiliki sifat yang ceroboh, terlalu polos, dan juga bisa dibilang konyol, tetapi ia juga memiliki sikap yang penurut kepada orang tua pada saat ia menurut pada orang tua dan takut jika dikutuk menjadi batu oleh nyokap Dika yang panik ketika ia mencret darah di bagian "Awas, menular". Terkadang ia pun terlalu polos seperti pada kisah ketika ia mengira bahwa Debby benar benar hamil. 

Ibu Dika atau yang biasa disebut dengan panggilan kekinian dengan Nyokap, memiliki watak yang protektif ketika Dika menyetir mobil dengan senonoh dan brutal. Beliau juga memiliki sikap yang mudah panik seperti saat Dika yang sedang bererita kepada nyokapnya tentang sakit perutnya. Bukannya membuat Dika tenang, justru Dika dibingungkan karena Ibunya yang panic dan segera memanggil temannya untuk menjemput Dika untuk ke rumah sakit. Ayah Dika atau di cerita disebut Bokap, memiliki sikap yang pengertian kepada anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun