Mohon tunggu...
Gutamining Saida
Gutamining Saida Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Kedungtuban Kab Blora

Jalan-jalan, baca cerita Seorang istri yang banyak mimpi,

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Duka Akhir Tahun 2022

31 Desember 2022   20:14 Diperbarui: 31 Desember 2022   20:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Karya : Gutamining Saida

Hari Sabtu  31 Desember 2022 pukul 07.24 WIB saya mendapat kabar duka dari bu Emy bahwa Eva meninggal dunia. Eva adalah putri pak Prihadi guru SMPN 2 Kedungtuban. Dulu kami pernah satu kantor. Kabar itu lewat chat whatshap.  Saat membaca chat,  rasa binggung menyerang saya antara pencaya dan tidak. Sebelumnya tidak ada kabar tentang sakitnya Eva. Bahkan malam hari sebelumnya, tepatnya hari Jum'at sekitar pukul 20.20 WIB bapaknya Eva yaitu pak Prihadi menghubungi saya dengan chat.

"Assalamu alaikum bu." sapa pak Pri lewat chat.

"Wassalamu alaikum." jawab  saya.

 "Putrinya bisa nerapi berat badan?" tanya pak Pri.

"Insya Allah bisa." jawab saya singkat.

"Coba nanti tak musyarah dengan Eva dan Ibunya." lanjut pak Pri.

"Oke! Saya tunggu kabarnya ya." jawab saya.

Sabtu pagi,  lima menit kemudian saya telpon balik ke bu Emy. Beliau sedang mandi dan terdenggar suara putrinya yang menjawab. Menegaskan bahwa kabar meninggalnya Eva benar. Namun saya masih ingin menyakinkan waktu pemakaman dari tantenya, lantas saya mencari kontaknya dan menelponnya. Barulah saya yakin dengan beberapa jawaban yang diberikan.

Setengah jam kemudian, saya langsung menuju ke tempat bu Emy. Saya ikut rombongan dengan teman-teman guru SMPN 2 Kedungtuban. Pagi itu gerimis rintik-rintik. Seakan alam pun ikut berduka. Mobil terisi sembilan orang, satu diantaranya laki-laki yaitu suaminya mbak Nurjanah. Saat di perjalanan banyak hal yang dibahas dari a sampai z maklum lama tidak berkumpul bersama.

Mendung nampak rata. Gerimis masih mengguyur bumi. Jalan aspal yang sudah mengelupas, berlubang tertutup air. Sesekali kendaraan yang lewat membuat suara air pecah terbelah roda mobil. Perjalanan terasa lama sampai ke tempat duka. Para penumpang mengisinya dengan obrolan ringan. Sesekali membuat tertawa semua, termasuk sang sopir. Sopirnya juga perempuan. Alumni siswa SMP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun