Mohon tunggu...
agus joko
agus joko Mohon Tunggu... Nelayan - orang biasa yang tertarik belajar

Male, maried, 3 childs, cold, calm, confident

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

"Sea Power" Jokowi

12 Oktober 2014   05:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:24 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Kementrian Maritim yang digagas presiden terpilih seakan membawa harapan baru bagi bangsa Indonesia. Kodrat maritim wilayah negara ini sudah sekian lama kita ingkari. Kodrat tersebut sudah disadari oleh founding father negara ini namun seakan hilang tak berbekas pada pemerintahan selanjutnya. Kalo kembali ke belakang sebelum negara terbentuk justru amat mencegangkan. Kejayaan Sriwijaya hingga Majapahit telah banyak kita dengar tanpa kita sadari faktor maritim sebagai faktor penentu kejayaan kerajaan-kerajaan tersebut.

Kini secercah harapan muncul pada sosok presiden terpilih. Dengan visi yang sudah dipaparkannya, semoga semua dapat dilaksanakannya. Dengan berpaling ke laut, niscaya akan kita raih kejayaan bangsa ini. Mungkin masyarakat bangsa ini masih banyak yang belum tahu kalau bangsa-bangsa besar yang ada saat ini menjadi besar setelah mereka sadar akan potensi maritim negaranya. Yang paling terkenal adalah ajaran Alfred Thayer Mahan yang sudah menjadi bahan ajar wajib bagi negara-negara maritim.

Mahan dalam bukunya mengatakan bahwa ada 6 elemen "Sea Power" dimana hal tersebut dapat membuat kemakmuran dan kebesaran sebuah bangsa atau negara di laut. Ke enam elemen sea power tersebut adalah :

1. Geographical Position.

Bagaimana posisi geografi suatu negara akan sangat menentukan bagi kejayaan bangsa tersebut dimana posisi tersebut dapat memberikan keuntungan strategis atau tidak. Tentunya juga dilihat bagaimana disposisi kekuatan angkatan laut yang dimilikinya. Indonesia sudah ditakdirkan berada pada posisi silang yang sangat-sangat strategis apabila dapat memainkan perannya. Wilayah Indonesia dilalui jalur perdagangan negara-negara besar saat ini. Sebagai negara yang memiliki jalan pintas jalur perdagangan dunia, seharusnya akan sangat menguntungkan jika Indonesia mampu membaca kesempatan dan memanfaatkan peluang yang ada. Analoginya seorang yang punya rumah dilewati jalan raya yang ramai kendaraan hilir mudik pasti akan memiliki peluang untuk membuka usaha di pinggir jalan tersebut. Misalnya yang mudah dengan membuat usaha tambal ban. Apa yang dapat dilakukan Indonesia saat wilayahnya menjadi jalur perdagangan yang ramai ?

2. Phisical Conformation.

Yang dimaksud pada elemen kedua ini adalah bagaimana jumlah dan kedalaman pelabuhan yang dimiliki oleh suatu negara merupakan sumber kekuatan dan kemakmuran. Indonesia memiliki tempat yang dapat dibuat pelabuhan dengan jumlah yang tak terhingga. Semakin banyak pelabuhan dengan kedalaman yang mampu disandari kapal-kapal besar maka roda ekonomi akan semakin bergerak dengan cepat.Patut diwaspadai bahwa elemen kedua ini juga akan menjadi kelemahan saat angkatan laut negara tersebut tidak dapat menjaga wilayahnya dengan baik. Musuh akan mempunyai banyak akses untuk menyerang negara tersebut.

3. Extent of Territory.

Elemen ketiga ini mengatakan kalau panjang garis pantai dan karakter pelabuhan merupakan sumber kekuatan suatu negara. Hal tersebut juga dapat menjadi kelemahan saat garis pantai yang dimilikinya tidak ada populasi yang tinggal di daerah tersebut. Jika kita melihat wilayah Indonesia yang memiliki garis pantai kurang lebih 99.000 km tentunya akan menjadi peluang saat pemerintah kita sudah berpaling ke laut. Saat ini memang masih belum namun semoga segera menjadi kenyataan.

4. Number of Population.

Menurut Mahan, jumlah populasi juga menentukan pengembangan kekuatan laut. Jumlah populasi yang besar akan memberikan manfaat dalam penyiapan kekuatan laut. Tidak hanya personel pengawak namun juga pekerja-pekerja yang akan membuat kapal. Jika melihat perkembangan dunia saat ini, rasanya teori Mahan inipun masih dapat diterapkan. Sebagai contoh misalnya Indonesia dengan populasi yang sedemikian besar, saat masyarakatnya sudah berorientasi maritim maka berapa banyak tenaga pelaut yang dapat disiapkan termasuk berapa banyak armada kapal yang dapat dibangun dengan cepat untuk menggerakkan perekonomian.

5. National Character.

Karakter dari populasi secara keseluruhan merupakan bentuk karakter dari pemerintahan sebuah negara. Saat sebuah negara tidak memiliki karakter kelautan yang kuat, maka secara keseluruhan hal tersebut akan berdampak pada populasi yang ada. Karakter nasional yang kuat untuk membangun kekuatan lautnya baik melalui perdagangan maupun pengembangan kekuatan angkatan lautnya merupakan hal dasar untuk dapat menjadi sebuah negara yang besar.

6. Character of Government.

Kebijakan pemerintah akan mempengaruhi pengembangan kekuatan laut negara tersebut. Kebijakan pemerintah ini vital bagi sebuah negara, tanpa adanya kebijakan yang berorientasi maritim maka mustahil negara tersebut dapat berkembang kekuatan lautnya. Kekuatan laut yang dimaksud disini bukan hanya angkatan lautnya saja melainkan juga semua instansi ataupun usaha-usaha kelautan yang ada.

Dari 6 elemen yang disebutkan Mahan tersebut, Indonesia sudah ditakdirkan memiliki 4 diantaranya. Tinggal 2 elemen terakhir yang belum dimiliki Indonesia sebagai negara maritim. Saat ini tinggal karakter nasional dan karakter pemerintahnya yang perlu dibenahi untuk menuju negara maritim yang besar. Harapan kearah tersebut kini semakin kuat, semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun