Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagaimana Sikap Orang Muda dalam Menghadapi Konflik dan Masalah?

23 Agustus 2021   09:10 Diperbarui: 24 Agustus 2021   02:18 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketika dalam konflik bullying oleh teman. (sumber: shironosov via kompas.com)

Kedua, kita perlu tahu bahwa masalah atau konflik merupakan bagian dari pembentuk kehidupan kita. 

Masalah dan konflik harus ada agar kita dapat memperjuangkan kebenaran, keadilan dan perdamaian. Konflik sering terjadi karena kurangnya pemahaman yang baik dan benar dari pihak tertentu.

Konflik juga terjadi karena kurangnya kesadaran dalam diri setiap orang yang memulai konflik. Maka langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan ialah:

Kita diharapkan untuk mampu berserah dan berpasrah kepada Tuhan untuk menuntun dan membimbing kita dalam menghadapi konflik yang terjadi. Kita diajak untuk melihat konflik sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang dalam iman. 

Ketika mengalami konflik, kita perlu mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, bukan lari dari masalah yang ada. Proses untuk menyelesaikan masalah haruslah dilakukan dengan pikiran yang tenang, jangan sampai terbawa emosi dalam prosesnya. 

Karena ketika kita terbawa emosi, maka pikiran kita tidak akan terfokus pada penyelesaian masalah, tetapi akan menambah masalah baru.

Langkah keempat yang bisa kita lakukan ialah "memaafkan" mereka yang telah berkonflik dengan kita. Kita diajak untuk berani melepaskan rasa kesal, dendam, dan amarah yang ada dalam diri kita. Meminta atau memberi "maaf" pada "lawan" merupakan langkah paling mendasar untuk menyelesaikan konflik atau pertikaian yang terjadi.

Dan langkah yang terakhir ialah mendoakan mereka yang telah berkonflik dengan kita. Kita mendoakan mereka agar Tuhan selalu mendampingi dan mengarahkan mereka di jalan yang benar dan tepat. Doa merupakan sarana paling mujarab untuk membangun perdamaian di antara kita. 

Doa menjadi senjata paling ampuh, di mana manusia dengan segala keterbatasannya memohon pertolongan yang ilahi dalam penyelesaian konflik yang terjadi.

Hanya dengan doa, kita juga dapat bertahan di dalam penderitaan atau kemalangan yang terjadi, karena kita sadar bahwa kita tidak berjalan sendirian. Kita selalu didampingi dan dinaungi oleh lindungan Tuhan. 

Oleh karena itu, sebagai orang muda yang berjiwa muda, marilah kita hidup dengan penuh keyakinan bahwa konflik atau pertikaian bukanlah alasan untuk menghambat pertumbuhan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun