Mohon tunggu...
Gusti PadangGuche
Gusti PadangGuche Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Melihat suatu peristiwa dari sudut pandang yang berbeda dari orang lain

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersama Tuhan di Kedai Kopi

14 Juni 2022   13:54 Diperbarui: 14 Juni 2022   14:20 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BERSAMA TUHAN DI KEDAI KOPI


Tuhan, hari ini agak berbeda dari hari-hari sebelumnya

Biasanya aku bersujud, berdoa dan bercakap-cakap denganMu di oratori

Meskipun pada kenyataannya aku percaya bahwa Engkau

Ada di setiap sudut alam raya ini dan aku bisa berdoa di mana saja sesuka hati.

Mungkin selama ini aku terjebak oleh rasa aman dan nyaman

Suasana adem ruang oratori yang dilengkapi kipas angin miyako

Sehingga membuat aku malas bergerak kesana-kemari 

Tetapi kali ini aku ingin mengundang dan mentraktirMu ke kedai kopi

Sejenak rehat bersamaku, aku mau bercerita bersamaMu banyak hal

Sambil menikmati kopi, rokok dan makan beberapa iris pisang goreng

Tuhan aku mau berkisah tentang korona, politik, perdamaian dunia,

Tenaga medis, pasien corona, kematian, kemiskinan, kebijakan PPKM,

Demo, tentang kaum Tionghoa, berita olahraga, artis mengkonsumsi narkoba,

Sekolah online, masyarakat yang semakin menderita dan

Persoalan-persoalan lainnya yang sedang terjadi di dunia ini    

Tuhan, maafkan aku yang terlalu banyak berbicara sehingga melupakan kehadiranMu  

Maafkan juga suasana kedai kopi yang ribut dan sangat berisik

Sebab kedai lagi ramai pengunjung yang berhenti sejenak dari kesibukannya

Ada pedagang, pegawai, nelayan, pemburu, mahasiswa, DPR, hakim,

Romo, pendeta, pengecara, perampok, pelukis, penyair, dosen, pelacur,

Suster, ojol, sopir, pemulung, pengamen, orang gila, pengemis.

Tuhan, Engkau bisa saksikan sendiri inilah wajah-wajah kami manusia

Yang sedang mengalami ketakutan akibat pandemi yang terjadi

Aku berharap Engkau bisa mendengarkan semua ceritaku

Tuhan, terima kasih karena hari ini telah memenuhi undanganku untuk ngopi bareng

Tuhan, masih ada sisa seiris pisang goreng dan sepotong cabe rawit

Izinkan aku memberikan pisang goreng ini untuk orang gila di sudut kedai.


Kamar No. 18

Biara St. Theresia Lisieux, Gadingan-Jogjakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun