Mohon tunggu...
Gustiny Yolanda
Gustiny Yolanda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seorang Pelajar di SMAN 15 Medan

Parlemen Remaja DPR RI 2022 Duta SMA Provinsi Sumatera Utara 2022 Duta Siswa Sumatera Utara 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan Tak Kenal Lelah

23 Desember 2022   20:54 Diperbarui: 24 Desember 2022   15:53 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dimataku sosok seorang ibu merupakan guru untuk keluarga. Aku bersyukur selama 9 bulan aku berada di rahim seorang ciptaan Tuhan yang luar biasa sampai aku dilahirkan di dunia. Mengulik tentang siapa yang  menjadi role model bagi aku adalah mama. Dalam artikel ini saya akan menceritakan secara menyeluruh bagaimana seorang mama merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya sehingga saya dapat menjadikan mama sebagai inspirasi di hidup saya.

Perjalanan ibuku untuk membesarkan aku sampat saat ini tidaklah mudah. Dahulu mamaku harus resign dari kantornya hanya untuk mendidik, menjaga dan membesarkan kami anak-anaknya. Dari saya kecil mama saya selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, apapun beliau lakukan agar anaknya menjadi orang yang sukses di masa depan. 

Sewaktu aku kecil mamaku memberikan berbagai macam les yang aku inginkan. Mamaku selalu mendukung setiap keputusan dan langkah yang aku ambil. Walaupun semasa dulu les aku tergolong cukup mahal, mama selalu berusaha agar bakat anaknya tersalurkan dengan baik. Dikarenakan papaku bekerja sampai malam, jadi yang mengantarkan aku untuk les hampir setiap hari adalah mama. Mama rela mengantarkanku ke tempat les sampai panas-panasan bahkan menungguku sampai selesai. Setiap pulang les mama pasti memeriksa hasil karyaku. Walaupun hasilnya kurang bagus mamaku selalu mengapresiasi setiap hal kecil yang aku lakukan.

Beranjak untuk menuju pendaftaran SMA, pada saat itu aku ingin mendaftar di salah satu SMA favorit di daerah jawa. Tapi aku mendapatkan berita bahwa SMA itu membuka pendaftaran, sayangnya aku diberi tahu sebelum 1 minggu penutupan pendaftaran. Banyak sekali berkas yang harus dipersiapkan, aku dan mama harus pergi ke rumah sakit ke psikolog dan masih banyak lagi. 

Dan akhirnya aku lolos seleksi berkas, masuk ke tahap seleksi daerah dimana aku selama 6 hari berturut-turut harus pulang pergi dari rumah ke lokasi. Selama 6 hari itu kami diharuskan untuk tiba di lokasi jam 5.30 pagi. Aku melihat mamaku bangun jam 3.30 pagi untuk memasak dan harus mengantarkanku setiap hari ke lokasi. Waktu yang harus ditempuh dari rumahku ke lokasi tempat tes berkisar antar 30-45 menit. 

Dan akhirnya tiba waktu yang ditunggu-tunggu yaitu hasil yang lolos ke tahap pusat. Saat itu aku dinyatakan tidak lolos, mamaku langsung menghampiriku dan mengatakan "Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kamu, bukan berarti kalau kamu tidak lolos di sekolah ini kamu tidak menjadi orang yang sukses. Mama yakin sama adek kalau ini bukan akhir dari segalanya. Adek pasti bisa menjadi orang yang sukses, namun Tuhan memang tidak memberikan jalan yang ini untuk menuju kesuksesan adek. Ada pasti cara Tuhan memberikannya. Terkadang kita sebagai manusia menurut kita itulah jalan yang terbaik, namun Tuhan lebih tahu mana jalan yang terbaik untuk kita. Adek harus tetap semangat, doa mama selalu ada untuk adek."  Saat itu mamalah yang menguatkanku untuk tidak patah semangat dan bangkit untuk memulai lagi.

Dan benar saja di SMA aku yang sekarang aku memberikan versi terbaik dari diriku. Aku memenangkan beberapa penghargaan baik tingkat provinsi bahkan sampai nasional dari kementrian dan parlemen. Dibalik pencapaian yang aku punya sampai saat ini tak luput dari perjuangan seorang ibu yang selalu memberikan semangat dan doa kepada anaknya.       

Mama mengajarkanku banyak hal tentang dunia ini yang mungkin tidak ku dapatkan dimanapun. Mamaku pernah bilang "Sehebat apapun kamu, setinggi apapun jabatan kamu. Kamu harus selalu ingat bahwa tetap muliakanlah orangtuamu. Karena dibalik kesuksesanmu terdapat doa orangtua di dalamnya." Tak tega rasanya aku melihat ibuku harus menemani diriku untuk melakukan persiapan lomba bahkan ia rela menungguku dari sore sampai subuh. Padahal mamaku harus mempersiapkan kebutuhan kami sekeluarga. Tetapi mamaku, tidak pernah mengeluh sama sekali. Aku tahu sebenarnya mamaku lelah, aku melihat dari senyummu yang dahulunya ketat dan sekarang sudah terdapat gari-garis keriput. Di usia ibuku yang sudah lanjut ini, pastinya harus membutuhkan produk kecantikan anti aging.

Di hari ibu ini aku berharap bisa memberikan hadiah buat hari ibu. Banyak sekali pengorbanan yang sudah mama lakukan untukku, izinkan aku membalas pengorbanan walaupun aku tidak akan pernah bisa menggantikan semuanya. Hanya satu permintaan untukmu ibu "apakah aku bisa bertumbuh bersamamu, tanpa aku harus melihatmu semakin tua?"

Selamat hari ibu untuk seluruh ibu yang ada di dunia ini, tak cukup beribu-ribu terima kasih untuk semua perjuanganmu ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun