Mohon tunggu...
Gusti Gultom
Gusti Gultom Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari Ilmu

be you

Selanjutnya

Tutup

Money

Persiapan Menghadapi Serbuan Daging Ayam Impor dari Brazil

15 November 2019   15:46 Diperbarui: 15 November 2019   15:55 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Daging ayam merupakan jenis daging yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jika dibandingkan dengan sumber protein lainnya, daging ayam merupakan daging yang paling murah dan mudah untuk didapatkan, selain itu daging ini mudah pula untuk diolah. Permintaan yang tinggi akan daging ini, memberikan peluang yang besar bagi industri perunggasan di Indonesia.

Industri perunggasan mampu menyerap tenaga kerja langsung sebesar 2,5 juta tenaga kerja dan menghasilkan omzet yang nilainya mencapai Rp 120 triliun per tahun. Perkembangan industri perunggasan turut pula mendorong pertumbuhan indsutri yang terkait dengan rantai pasok industri ayam broiler mulai dari hulu sampai ke hilir. Di subsistem hulu terdapat industri penyedia bibit ayam atau DOC (Day Old Chicken), industri pakan dan obat-obatan. Sedangkan pada subsistem hilir terdapat industri pengolahan produk daging ayam broiler untuk diperdagangkan di pasar domestik maupun internasional.

Industri ayam broiler tidak bisa dilepaskan dari permasalahan pakan karena komponen biaya pakan mencapai 60-70 persen dari biaya produksi. Komponen utama di dalam pakan ayam broiler adalah jagung. Saat ini harga jagung mencapai Rp 4.000 per kg bahkan dapat menembus harga Rp 5.000 per kg pada saat musim paceklik. Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor jadung dari Argentina, Amerika Serikat, dan Brazil. Jika terjadi kenaikan harga jagung maka hal ini akan turut mendorong kenaikan biaya produksi ayam broiler.

Industri perunggasan di Indonesia sampai saat ini telah berkembang mengikuti kemajuan industri perunggasan global yang mengarah kepada pencapaian tingkat efisiensi yang optimal sehingga mampu bersaing dengan produk unggas dari luar negeri. Namun, pembangunan industri perunggasanmasih menghadapi tantangan global yang meliputi daya saing produk perunggasan terutama penyediaan bahan pakan.

Biaya pokok produksi (BPP) ayam broiler di Indonesia saat ini mencapai sekitar      Rp 15.000 -- 18.000 per kg sementara harga daging ayam broiler hidup di tingkat peternak Rp 19.000 -- 22.000 per kg. Sebentar lagi Indonesia akan dihadapkan pada masuknya daging ayam beku yang berasal dari Brazil. Jika dibandingkan dengan Brazil, jumlah produksi daging ayam broiler Indonesia pada tahun 2018 hanya mencapai 2,14 juta ton sedangkan Brazil pada tahun yang sama menghasilkan 14,7 juta ton daging ayam broiler (USDA 2019).

Kelebihan produksi daging ayam di Brazil, mendorong negara tersebut untuk melirik pasar baru guna menyerap produksi daging ayamnya. Saat ini Brazil telah mengekspor produk daging ayam broiler ke Jepang, Cina dan Timur Tengah. Selain permasalahan pakan, ketersediaan dan harga DOC pun patut diperhatikan. Saat ini harga DOC mencapai Rp 5.500 per ekor. Industri hulu yang bergerak dalam penyediaan DOC perlu dikelola dengan baik supaya ketersediaan DOC dapat terjamin terutama saat peternak membutuhkan.

 Harga daging ayam broiler dari Brazil jauh di bawah harga daging ayam broiler lokal. Hal ini dikarenakan Brazil merupakan negara penghasil jagung terbesar ke-3 di dunia. Bahan pakan yang melimpah dapat menekan biaya produksi dan didukung dengan efisiensi peternakan dengan skala yang masif. Berbagai strategi dan upaya dilakukan oleh pemerintah Brazil supaya produk daging ayamnya tidak ditolak di pasar Asia, Brazil telah menerapkan sistem produksi dan pengolahan yang halal. Peternak lokal perlu dilindungi oleh pemerintah untuk mencegah kerugian akibat serbuan daging ayam dari Brazil.

Industri perunggasan di dalam negeri tidak lepas dari adanya berbagai permasahalan. Persaingan di industri hulu guna memperebutkan input DOC, pakan, obat dan vaksin ternyata tidak bisa dihindari. Strategi dan kebijakan yang tepat sangat diperlukan supaya hal ini dapat dicegah. Jika menilik ke sektor industri hilir, masalah yang dihadapi adalah perebutan dan persaingan pangsa pasar.

Jika hal ini terus menerus berlangsung, maka dikhawatirkan akan terjadi ketidakharmonisan pertumbuhan agribisnis perunggasan di Indonesia. Di sisi lain, peternak mandiri yang umumnya memelihara ayam broiler dalam skala kecil nyatanya belum mampu memenuhi standar usaha dalam produksi ayam broiler. Kapasitas kandang yang hanya di bawah 5.000 ekor menyebabkan biaya produksi yang tinggi karena kurang efisien dan permasalahan sanitasi yang tidak memenuhi standar akibatnya ayam sering mati karena terserang penyakit.

Permalahan yang terjadi di industri perunggasan ini harus diselesaikan sedini mungkin. Keterkaitan di antara subsistem agribisnis harus ditingkatkan lebih erat supaya lebih efisien. Ketersedian bahan pakan khususnya jagung harus dapat dijamin oleh pemerintah begitu pun dengan harganya harus stabil. Selain itu, diperlukan pula upaya mencari bahan pakan pengganti jagung yang setara kualitas dan harganya supaya peternak mampu membeli dan masih bisa untung.

Sub sistem on farm merupakan momok industri perunggasan yang harus diperhatikan. Kegagalan pemeliharaan akan menyebabkan kerugian bagi peternak. Sistem produksi ayam broiler harus mampu memenuhi standar pemeliharaan yang baik dan benar. Jenis kandang yang menggunakan sistem  open house diharapkan dapat ditingkatkan menjadi sistem closed house. Sistem pemeliharaan dengan closed house lebih efisien jika dibandingkan dengan sistem open house. Sub sistem hilir industri perunggasan harus ditata dan dikelola dengan baik supaya produk yang dihasilkan masih dalam kondisi yang segar. Usaha kegiatan pengolahan dan penyimpanan daging ayam harus bisa memberikan nilai tambah. Pemerintah dapat membantu peternak melalui promosi pengingkatan konsumsi daging ayam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun