Mohon tunggu...
Gusti Ayu Eka Devita Anjani
Gusti Ayu Eka Devita Anjani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Masih dalam Proses

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cita-cita Memang Harus Diperjuangkan

24 Februari 2021   01:01 Diperbarui: 24 Februari 2021   01:23 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Mungkin jika dulu aku menyerah memperjuangkan cita citaku. Aku belum tentu bisa sampai dititik ini. Terima Kasih Tuhan"

                Langit menggelap dengan semburat jingga di ufuk barat. Angin bertiup pelan menggerakan rambut wanita itu. Suara burung burung yang sedang berlayar di atas sana menemaninya menyusuri jalanan kecil yang dipenuhi dengan bangunan bangunan yang sudah tua.

                Tidak lama ia sampai di jalanan yang sangat bising dan dipenuhi oleh bangunan bangunan yang menjulang tinggi serta cahaya yang bersinar dimana mana. Suara knalpot jalanan itu sangat menusuk indra pendengarannya. Namun dia tidak bisa berbuat apa apa, karena hanya itu satu satunya jalan yang mengarah pulang kerumahnya untuk beristirahat karena Ia baru saja pulang kerja.

Bangunan demi bangunan ia lewati sambil melirik lirik wajah orang orang disekelilingnya. Saat berada di persimpangan jalan, matanya mengarah pada seorang remaja cantik yang sedang duduk termenung di kursi di sisi jalanan itu. Entah mengapa hatinya mengajak untuk menghampiri anak tersebut. Lalu ia langsung berjalan mendatangi tempat itu.

                Ia langsung mendaratkan tangannya di pundak anak tersebut dan bertanya "Ade sedang apa sendirian disini?" suara yang sangat lembut berusaha ia lontarkan saat itu.

                Anak tersebut kaget mendengar suaranya " Tidak apa ka, hanya sedang mencari angin saja" jawab anak tersebut sambil tersenyum. Padahal saat itu, ia tau bahwa anak remaja itu sedang tidak baik baik saja.

                "Ohh begitu yaa. Eh iya, kenalin nama aku Anjani" sapanya sambil menjulurkan tangan kearah anak itu. Tidak lama kemudian  anak perempuan itu membalas juluran tangannya sambil berkata " Hai Ka Anjani, emm namaku Mila."

                " Tadi kaka liat dari ujung sana raut wajah kamu sangat sedih, kalo boleh kaka tau emang apa yang sedang terjadi dengan kamu? Apa kamu sedang ada masalah?" ucapnya berusaha mengetahui permasalahan yang sedang Mila hadapi. Namun Mila hanya terdiam mendengar pertanyaannya. Tidak lama Anjani langsung berkata " Emm sepertinya pertanyaan kaka ini sedikit tidak sopan yaa, kalau kamu tidak ingin menjawabnya tidak ap..." belum selesai Ia berbicara, Mila langsung berkata " Ehh enggak kok kaa sama sekali bukan begitu" ucapnya sambil menggerakan kepalanya ke kanan dan kekiri.

                "Sebenarnya aku sedang dalam permasalahan ka" jelasnya. Anjani pun kembali bertanya "Kalau boleh kaka tau memang apa masalah yang sedang terjadi? jika kamu ingin menceritakannya kaka bisa kok disini mendengarkan cerita kamu itupun jika kamu mau" tegas ku.

                " Jadi saat ini aku sedang merasa sangat kacau ka, karena keluargaku tidak mendukungku dalam ekstrakulikuler ku disekolah. Orang tuaku selalu marah jika aku latihan seni padahal aku sangat menyukai itu." Jelas Mila  padanya. Tidak lama kemudian air mata Mila mulai menetes.

                " Sudah sudah " ucap Anjani sambil menepuk nepuk pundak Mila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun