Mohon tunggu...
Gusti Aralist
Gusti Aralist Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 ILMU POLITIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkembangnya Gerakan Nasional Hindu RSS Menjadi Partai Dominan BJP

6 Desember 2022   17:42 Diperbarui: 6 Desember 2022   17:56 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik komunal yang panjang ini tentunya ada andil dari masyarakat. Masyarakat Hindu dan Islam dalam hal ini karena didasari oleh sentimen dan sebuah prejudice yang berbeda dari keduanya merupakan hal yang terjadi di lapangan. Orang-orang Hindu-Nasionalis selalu beranggapan bahwa orang Islam di India bukanlah bagian dari India atau misal orang Hindu-Nasionalis yang melabeli Islam dan Pakistan adalah teroris. 

Organisasi Masyarakat juga memainkan peran lebih. Organisasi yang dimaksud ialah Rashtriya Swayamsevak Sangh atau RSS yang merupakan Civil Society Organization terbesar di India. Memiliki lima sampai enam juta anggota di seluruh dunia. RSS merupakan organisasi masyarakat yang beraliran Hindu-Nasionalis, memiliki pandangan bahwa India harus menjadi Hindurashtra atau Negara Hindu yang sesuai dengan cita-cita leluhur mereka.

Dengan adanya superioritas ini, membuat RSS menjadi semakin tidak terkendali dalam persekusi terhadap Islam. Praktik Lynching hingga kekerasan terhadap umat Islam. Klimaksnya ketika bagaimana Perusakan Masjid Babri karena dianggap merupakan tempat kelahiran dewa mereka pada awal era 90-an yang banyak menewaskan umat islam.

Sentimen grassroots yang tak terkendali pun menjadi masalah besar, perasaan ini dinamakan Majoritarianisme, yakni sebuah pandangan yang menganggap bahwa adanya ikatan alamiah yang dapat mendominasi entitas politik tertentu, dalam hal ini bagaimana Hindu-Nasionalisme yang menganggap Islam sebagai agama pendatang yang akan menghancurkan nila-nilai Ke-Hinduan di India sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Cristophe Jafferlot dalam bukunya yang berjudul Majoritarian State How Hindu Nationalism is Changing India pada tahun 2019 RSS kemudian berkembang menjadi BJP.

Sejak tahun 1998, Bharatiya Janata Party (BJP), yaitu partai bernafaskan nasionalisme Hindu, menjadi partai bersayap kanan berdasar etnis (ethnic party) yang kuat dan cukup sentral dalam politik electoral India, setelah Partai Kongres lama menguasai pemerintahan. BJP dengan koalisinya, yaitu National Democratic Alliance (NDA) memenangkan kursi di parlemen di bawah Atal Bivari Vajpayee. Pada tahun 2004, BJP mengalami kekalahan yang tidak terduga. Kemudian pada pemilu tahun 2014, di bawah kepemimpinan Narendra Modi dengan visi yang lebih jelas dan terkonsolidasi, BJP memenangkan kursi secara absolut di federal.

Berbagai pemberitaan dan kajian melihat bahwa kemenangan BJP meresahkan bagi keberagaman India, karena sudah tiga kali dalam dua dekade BJP dengan semangat nasionalisme Hindu berkuasa. Hal ini banyak dibaca bahwa mayoritas Hindu memiliki semangat untuk membuat India sebagai negara yang berbasis Hinduisme dan anti-kuota atau anti-minoritas. Di lain sisi, banyak pula kajian yang melihat berkuasanya BJP tidak jauh dari moderasi dan sentrisme. 

Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa meskipun India memiliki konteks sosioreligius yang kompleks dalam membentuk identitas politik yang beragam dan plural, namun masyarakat India tidak pernah benar-benar ter-polarisasi. Akan tetapi tidak dapat disangkal bahwa kekuatan sayap kanan dalam kursi pemerintahan saat ini benar-benar ada, namun outlook BJP masih cenderung sentris, paling tidak di bawah Narendra Modi.

BJP sendiri dapat dikatakan merupakan partai beraliran kanan yang sejalan dengan posisi aliran komunal. Ideologi yang lahir sejak awal abad 20 ini bertujuan untuk menghomogenisasikan agama-budaya di India dan agendanya adalah menjadikan budaya Hindu menjadi hegemon. Proyek politik Hindutva ini yakin bahwa bangsa India pada dasarnya beragama dan berkebudayaan Hindu sehingga budaya serta agama Hindu pantas menjadi superior dalam kehidupan bermasyarakat di India.

Oleh karena itu, partai ini pun lekat kaitannya dengan organisasi Hindutva lain, seperti Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) (Palshikar, The BJP and Hindu Nationalism: Centrist Politics and Majoritarian Impulses 2016). Pada 2014 lalu jumlah dukungan yang diraih oleh BJP mendapat nilai terbesar sepanjang sejarah BJP yaitu 31%. Nilai yang dapat dikatan sebagai lompatan jauh BJP yang pada 1998 lalu hanya mendapat dukungan sebesar 25,6% (Palshikar, The BJP and Hindu Nationalism: Centrist Politics and Majoritarian Impulses 2016, 724) ini menarik perhatian. Pasalnya, dengan logika ideologis yang sangat konservatif tersebut dapat memenangkan pemilu yang masyarakat di dalamnya sangat multikultur.

Namun Konflik Komunal di India tidak dapat dihindarkan karena besarnya penduduk dan beragamnya agama. Perbedaan Ideologi dan Agama yang mencolok antara Islam dan Hindu. Pengalaman sejarah yang kelam dari era kemerdekaan merupakan sebuah catatan buruk Demokrasi di India. Kerusuhan Identitas mengakibatkan banyaknya korban hingga membentuk sebuah konsesus yang ada di dalam masyarakat sampai saat ini. Konsensus yang kontradiktif ini menjadi "penyakit" dalam Demokrasi. 

Politik Identitas tidak bisa dibiarkan berkembang di dalam masyarakat yang diverse. Pemerintahan Narendra Modi merupakan cerminan kesusksesan Politik Identitas dengan agama sebagai kendaraan dan alat mereka. BJP di era 90-an dengan Ram Janmabhoomi Movement adalah titik awal dari berkembangnya Hindu-Nasionalisme. Pasca tewasnya Indira Gandhi, mereka bisa bebas bermain. Ini bentuk dari kegagalan ketahanan Demokrasi. Partai Kongres tidak bisa menstabilkan keadaan ekonomi sehingga, grassroots lebih memilih pendekatan yang lain. Ketahanan Demokrasi dan kestabilan politik tentunya tak lepas dari peran Ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun