Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Yang Nyaris Mustahil Dicari di Google

5 Januari 2014   14:38 Diperbarui: 4 April 2017   17:15 3007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari informasi segala macam di zaman sekarang teramat sangat mudah yaitu dengan Google Search. Bandingkan saja dengan era sebelum ada internet, orang harus membolak-balik buku ensiklopedia yang tebal dan berjilid-jilid untuk mencari referensi dari sebuah kata. Itupun kalau dia memiliki koleksi ensiklopedia yang di masa lampau cukup mahal harganya, dan juga kalau dia punya cukup ketelatenan untuk mencari. Belum lagi bicara soal menyalin informasi yang sudah didapat ke buku catatan (biasanya dengan tulisan tangan) agar informasi ini tidak “menguap”. Sungguh menguras tenaga dan pikiran.

Di masa kini, dalam sekejap mata informasi ini langsung tersedia di depan hidung kita. Dengan memasukkan keyword (kata kunci) yang ingin kita cari, Google Search dalam hitungan sepersekian detik menampilkan ratusan bahkan ribuan referensi yang relevan dengan pencarian kita. Dan dia bersifat multi-media, bisa menampilkan gambar, suara (audio) dan video. Di masa lalu, manakala kita mencari informasi tentang suatu kata, sudah termasuk mujur kalau informasi ini disertai dengan sebuah ilustrasi/foto. Pada saat kita ingin mengetahui bagaimana suatu kata bahasa Inggris dilafalkan, kita hanya bisa mengandalkan pada simbol pelafalan yang diaksarakan. Jauh lebih praktis di zaman kini, di mana secara audio bunyi pelafalan ini bisa langsung kita dengarkan.

Penyalinan atau perekaman informasi ini juga sangat praktis, sebab kita tinggal melakukan copy paste dan download, tanpa menuliskan sedikit pun pada kertas. Dahulu, saya ingat, bilamana ada artikel yang menarik pada koran atau majalah, maka artikel ini kita gunting dan dijadikan clipping. Sekarang dengan teknologi digitalisasi, koran-koran edisi lama pun bisa diakses sebagaimana bentuk aslinya. Clipping jadi terasa mubasir, kecuali untuk disimpan sebagai benda nostalgia.

Namun di tengah kedigdayaan mbah Google ini, saya justru merasakan ada sesuatu yang kurang. Yaitu mencari nama judul dari sebuah lagu. Saya ingat melodi lagu ini, tapi tak ingat dengan lirik maupun nama penyanyinya. Untuk bertanya pada Google, tentu tak mungkin saya bersenandung di depan komputer dan lantas mendapat jawaban nama judul yang saya senandungkan. Upaya saya dengan meng-entry solmisasi (menuliskan not angka “do re mi fa sol la si”) dari lagu ini juga tak membuahkan hasil. Saya pikir dengan meng-entry not balok juga akan sia-sia.

Pencarian (search) ini memang berbeda kalau berlaku sebaliknya. Misalnya kita masih mengingat sebagian dari liriknya atau tahu nama penyanyinya. Dengan memasukkannya sebagai keyword, kemungkinan besar judul lagu tersebut akan ketemu. Yang runyam kalau lagu tersebut aslinya memang lagu instrumental (tanpa lirik dan tanpa penyanyi). Memang melodi ini bisa disenandungkan dalam rekaman kemudian diunggah ke suatu forum untuk ditanyakan, tapi buat saya terasa ribet sekali.

Dan hasilnya belum tentu sesuai dengan harapan saya. Contohnya, begini: saya pernah mendengar instrumental lagu daerah “Cublak-cublak Sueng” dimainkan di stasiun televisi di suatu negara Barat. Karena melodinya persis sama, saya penasaran ingin mengetahui apakah nama judul lagu ini di negara tersebut. Kalau sudah ketemu nama judulnya, saya bermaksud menelusuri lebih jauh apakah kita yang mencontek lagu tersebut ataukah kebalikannya lagu kita yang dicontek. Memasukkan keyword solmisasi lagu “Cublak-cublak Sueng” tak memberi hasil, apalagi menanyakan apakah padanan lagu ini dalam bahasa negara bersangkutan, semakin jauh panggang dari api. Sebenarnya cukup banyak lagu yang diklaim sebagai warisan budaya asli kita saya tengarai juga mempunyai melodi yang sama di negara lain. Namun karena sarana pencarian dengan melodi ini belum terakomodasi pada Google Search, keinginan menelusuri ini saya tangguhkan dulu. Atau adakah di antara Kompasianers yang menguasai IT dapat memberi saran cara pencarian dengan melodi ini?

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun