Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pelafalan Aneh Orang Indonesia Pada Kata-kata Inggris Ini

7 Agustus 2015   16:26 Diperbarui: 8 Agustus 2015   03:57 4194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, saya menghadiri pertemuan orangtua dan guru pada sekolah TK di mana cucu saya baru saja bergabung. Kepala sekolah memberikan paparan mengenai rencana pengajaran dan tatatertib yang perlu diketahui para orangtua. Di tengah paparan ini, dia menjelaskan bahwa sekolah mempunyai website sebagai sarana interaksi guru dan orangtua murid. Dia mempersilakan orangtua untuk mendaftarkan diri pada tata usaha dengan memberikan alamat email dan dengan identitas email ini nanti akan diberikan password sehingga orangtua dapat “login” pada website ini. Ada sesuatu yang aneh di telinga saya, pada saat kepala sekolah mengucapkan “login” ini. Dia melafalkannya dengan [lo-jin]. Kepala sekolah ini bukan satu-satunya orang Indonesia yang mengucapkan istilah “login” ini dengan [lo-jin]. Nyaris setiap bertutur dengan orang di mana istilah “login” disebut, yang masuk ke telinga saya adalah [lo-jin].

Ini adalah salah satu rancu lafal yang sudah sangat kronis. Pelafalan yang benar adalah [log-in] untuk British pronunciation dan [lo-gin] untuk American pronunciation. Istilah “login” memang merupakan perangkaian kata “log” dan “in”, seperti halnya juga istilah “logout”. Anehnya, lidah kita benar mengucapkan [log-out] tetapi selalu keliru mengucapkan [lo-jin]. Huruf “g” dalam bahasa Inggris memang cukup lazim diartikulasikan dengan suara “j”, misalnya “gender” dilafalkan [jen-der], “danger” dilafalkan [dein-jer]. Namun tidak selalu huruf “g” ini dilafalkan dengan “j”. Saya sempat mencatat beberapa kerancuan lafal khas orang Indonesia bertalian dengan huruf “g” ini.

Istilah yang cukup populer dalam wacana pembicaraan sehari-hari adalah “target”. Sangat sering orang melafalkannya dengan [tar-jet], padahal yang benar pelafalannya adalah [tar-get]. Pelafalan salah [tar-jet] ini bukan saja diucapkan oleh orang kebanyakan, tetapi juga keluar dari mulut para intelektual (cendekiawan). Bayangkan kalau seorang profesor mengucapkan [tar-jet], tentu saya tidak punya nyali untuk mengoreksi beliau. Kata lain yang tak kalah “parah”nya adalah penyebutan kata “organ” (alat musik), yang paling populer adalah pada penyebutan “organ tunggal”. Orang selalu mengucapkannya dengan [or-jen]. Seorang komandan yang juga dokter pernah memerintahkan untuk mempersiapkan [or-jen tunggal] pada acara pertemuan perwira. Kalau pun di antara kami, para perwira, tahu bahwa pelafalan ini keliru, tak seorang pun berani mengoreksi beliau, karena dalam militer “the commander can do no wrong”. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian terbesar orang Indonesia memang (secara salah kaprah) mengucapkannya dengan [or-jen].

Satu lagi kata Inggris yang saya amati salah dilafalkan adalah “finger” (artinya ‘jari’). Ini saya temukan pada waktu saya memberikan kuliah pada Akademi Keperawatan, dari tahun ke tahun, semua mahasiswa selalu mengucapkannya dengan [fein-jer]. Mereka terperangah waktu saya beritahu bahwa lafal yang benar adalah [feing-ger]. Saya secara a priori menengarai jangan-jangan guru bahasa Inggris mereka di SMA juga mengajarkan pelafalan [fein-jer] yang salah ini. Inilah empat kata Inggris yang sempat saya catat merupakan “handicap” lidah orang Indonesia, yaitu “login”, “target”, “organ” dan “finger”. Mungkin masih ada yang lainnya, silakan Anda menambahkannya. Saya pesimistis kesalahan lafal ini bisa diperbaiki dalam waktu dekat ini, jadi untuk sementara kita terima saja sebagai anomali bahasa Inggris.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun