Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jangan Mengemudi Pada Jam 10 dan Jam 2

3 September 2012   08:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58 11210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13466608531290502323

[caption id="attachment_203670" align="aligncenter" width="563" caption="(ilust bottomline.nbcnews.com)"][/caption]

Ini adalah saran dari pakar keselamatan lalulintas yang harus kita camkan dengan sungguh-sungguh. Istilah jam 10 dan jam 2 bukan mengacu pada kurun waktu jam 10 pagi sampai jam 2 siang, melainkan pada posisi tangan kita pada kemudi (setir). Dari zaman dulu, di saat kita belajar menyetir mobil, instruktur selalu mengingatkan bahwa posisi yang paling benar di dalam memegang kemudi (wheel) adalah pada jam 10 dan jam 2. Namun seiring dengan kemajuan teknologi otomotif di mana mobil dilengkapi dengan kantong udara (air bag), maka posisi jam (clock position) aman mengalami revisi total.

Kini, rekomendasi memegang kemudi yang benar adalah pada jam 9 dan jam 3. Apa alasan yang mendasari perubahan ini? Dari kajian kasus tabrakan yang memicu mengembangnya kantong udara, ternyata posisi jam 10 dan jam 2 ini berpotensi mengakibatkan cedera serius pada tangan dan jari-jari serta pada wajah. Pada kasus-kasus yang ekstrim di mana kantong udara ini mengembang dengan kecepatan 150-200 mil per jam, jari-jari atau telapak tangan ini dapat terpotong (teramputasi) atau mengalami degloving (seluruh kulit terkelupas dari jari-jari dan telapak tangan). Pada kasus yang lebih umum terjadi, tangan kita ini akan ‘menghantam’ wajah, sehingga mengakibatkan fraktur pada hidung, gigi patah dan gegar otak (concussion).

Ada cerita kejadian seorang polisi lalulintas yang pada saat itu memegang kemudi dengan satu tangan pada posisi jam 12, karena tangan yang satunya sedang mengatur tombol monitor di dashboard. Hilangnya konsentrasi (distraction) ini menyebabkan polisi ini menabrak mobil yang sedang berhenti. Dan pada saat itu pula, kantong udara mengembang dan melontarkan tangan kirinya yang berada pada posisi jam 12 ke wajahnya dan mengakibatkan sejumlah giginya tanggal.

Jadi prinsipnya posisi kedua tangan kita harus lebih rendah dari jam 10 dan jam 2. Pada mobil keluaran terbaru, setir (steering wheel) ini sudah dilengkapi dengan thumb hangers (kaitan jempol) sehingga secara otomatis kita akan menempatkan tangan pada posisi jam 9 dan jam 3. Bila kita mengambil gaya mengemudi orang Italia pada posisi jam 8 dan jam 4, ini lebih baik lagi, meskipun biasanya orang sulit menguasai kendaraan pada posisi ini.

Demikian pula ‘gaya mengemudi kapten kapal’ pada waktu membelokkan mobil tidak dianjurkan. Dengan gaya berbelok seperti ini, maka lengan yang satu akan menyilang pada lengan yang lain, sehingga pada saat terjadi tabrakan, lengan ini akan terhempas oleh kantong udara yang mengembang mengenai wajah pengemudi. Cara yang dianjurkan adalah dengan ‘push dan pull’, di mana dengan tangan satu kita mendorong (push) kemudi, dan dengan tangan yang lain menghela (pull) putaran kemudi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun